Peluang Juara Arsenal Diadang Teori Realitas Manchester City
Kans Arsenal meraih gelar juara kian menjauh. Manchester City mengajari skuad muda Arsenal cara tampil dengan performa terbaik di laga penuh tekanan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, KAMIS – Ambisi Arsenal menyudahi paceklik gelar juara selama 19 musim diadang oleh satu teori realitas mutlak pada Liga Inggris dalam lima musim terakhir, yakni supremasi Manchester City yang tidak terbendung. Dengan kekalahan 1-4 dari The Citizens, Kamis (27/4/2023) dini hari WIB, di Stadion Etihad, Arsenal menyerahkan kendali perburuan predikat kampiun kepada sang juara bertahan.
The Citizens di ambang meraih tiga gelar liga beruntun pada musim ini usai mengalahkan Arsenal. Mereka kini hanya berjarak dua poin dari Arsenal berkat koleksi 73 poin dari 31 laga. Di sisi lain, Arsenal mengemas 75 poin setelah menjalani 33 pertandingan.
Tak bisa dimungkiri, City telah membangun semesta sendiri di Liga Inggris. Mereka meraih tiga gelar juara kompetisi domestik terketat di dunia itu dalam empat musim terakhir.
Alhasil, tim yang ingin menjadi juara Inggris harus mampu menumbangkan City, baik dalam perolehan poin dan dua pertarungan secara langsung di lapangan hijau. Itu telah ditampilkan Liverpool di musim 2019-2020.
Namun, langkah Liverpool itu tidak bisa diikuti oleh skuad muda Arsenal. Si Meriam selalu menderita kekalahan pada dua duel kontra City musim ini. Setelah tumbang 1-3 di Stadion Emirates, 16 Februari lalu, Arsenal kembali tidak berdaya dengan kemasukan empat gol di markas City.
Kans Arsenal terlempar pucuk klasemen, yang telah dikuasai selama 28 pekan, semakin besar. City, yang duduk di peringkat kedua, masih memiliki dua partai tunda, sehingga membuka kans mereka mengudeta posisi puncak dari Arsenal. Dua laga tunda akan dijalani City di kandang menghadapi West Ham United (4/5) dan Brighton & Hove Albion (25/5).
Manajer Arsenal Mikel Arteta menolak untuk menyerah dalam persaingan juara. Dengan lima laga tersisa, Arteta yakin timnya bisa bangkit untuk kembali menampilkan performa di level tertinggi.
“Saya telah berada di negara ini selama 22 tahun dan banyak hal berubah. Mereka (City) adalah tim yang luar biasa, begitu pula kami,” kata Arteta dilansir Football-London.
Arsenal tidak memiliki jawaban untuk mengimbangi permainan City.
Gagal atasi tekanan
Secara umum, Arsenal belum memiliki kedewasaan untuk menjalani maraton persaingan gelar liga dan tekanan yang diberikan City pada persaingan titel juara. Dengan rerata skuad berusia 25,2 tahun, skuad Si Meriam tidak cukup tangguh untuk bermain di bawah tekanan besar, seperti yang mereka tampilkan ketika ditahan imbang Liverpool, West Ham United, dan Southampton.
Secara total, “Si Meriam” membuang sembilan poin dalam empat laga terakhir, termasuk saat melawan City. Itu membuat Arsenal melepas keunggulan delapan poin atas City yang mereka hasilkan pada pekan pertama bulan April.
Pada laga melawan City, pemain kunci Arsenal, seperti Gabriel Jesus, Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, Granit Xhaka, Oleksandr Zinchenko, dan Martin Odegaard, gagal menampilkan performa terbaik mereka. Trisula penyerang Arsenal yang diisi Jesus, Saka, dan Martinelli gagal sekali pun menghasilkan sepakan mengarah ke gawang City. Itu penampilan terburuk trio penyerang Si Meriam di musim ini.
Arsenal juga kehilangan penampilan agresif mereka dan mudah kehilangan fokus menghadapi City, yang bermental juara. Hal itu terlihat dari dua gol terakhir City yang bersarang ke gawang Aaron Ramsdale. Gol pengunci kemenangan sang juara bertahan diawali kegagalan pemain Arsenal mempertahankan penguasaan bola di sepertiga tengah lapangan.
“Penampilan kami sangat mengecewakan. Kami tahu harus bermain dengan penampilan terbaik secara tim dan individual ketika datang ke sini (Stadion Etihad), tetapi kami jauh dari standar permainan itu,” ucap Arteta.
Dengan kemasukan empat gol di Stadion Etihad, Arsenal telah kemasukan 12 gol selama bulan April di Liga Inggris. Rekor kemasukan itu hanya lebih baik dari Leeds United yang kebobolan 19 gol dalam bulan ini.
“Arsenal sangat dominan di sebagian besar gim mereka pada musim ini, tetapi mereka seperti disekolahkan oleh City. Arsenal tidak memiliki jawaban untuk mengimbangi permainan City,” kata Dion Dublin, mantan pemain tim nasional Inggris, kepada BBC.
John Stones, bek City, mengatakan, Arsenal memberikan kesulitan kepada timnya untuk menerapkan permainan operan yang biasa mereka tampilkan. Meski begitu, lanjutnya, City memenangkan laga berkat performa klinis di lini depan dan hasrat besar untuk mengalahkan rival utama di klasemen liga.
“Setiap orang menampilkan rasa lapar mereka. Di hari pertandingan yang penuh tekanan, kami harus tahu tugas kami dan tampil di lapangan untuk menjalankan tugas itu,” ucap Stones kepada BT Sport.
Di luar penampilan Arsenal yang menukik, kemenangan City tidak lepas dari performa legendaris gelandang serang, Kevin De Bruyne. Sepasang gol dan sebuah asis menjadikan De Bruyne menempatkan dirinya sebagai kandidat kuat masuk dalam daftar hall of fame Liga Inggris.
Pemain berpaspor Belgia itu telah menghasilkan 64 gol dan 103 asis dalam 239 gim bersama City di ajang liga. De Bruyne pun kian dekat untuk merengkuh titel kelima Liga Inggrisnya di musim ini.
De Bruyne gembira memberikan andil bagi kemenangan penting City dalam persaingan gelar juara. Di tengah jadwal yang padat, katanya, semangat juang dan dukungan suporter menjadi kunci untuk menjaga tren positif di setiap laga.
“Kami berada di bagian akhir musim ini, jadi kami tahu setiap gim harus dimenangkan. Banyak orang berkata tentang titel, tetapi di dalam kepala kami hanya memikirkan cara bermain yang bagus dan memenangkan sisa tujuh laga,” ucap De Bruyne kepada BBC.
De Bruyne membuka keunggulan City ketika laga baru berjalan tujuh menit melalui proses transisi menyerang cepat yang melibatkan dirinya dengan Erling Haaland. Sepakan kaki kanan De Bruyne yang mengarah ke sisi pojok sebelah kiri gawang Arsenal gagal dihalau Ramsdale.
Kemudian, De Bruyne mengeksekusi sepakan bebas yang disambut sundulan John Stones untuk memperlebar keunggulan The Citizens di akhir babak pertama.
Laga babak kedua memasuki menit kesembilan, De Bruyne memotong bola operan playmaker Arsenal, Odegaard, di garis tengah lapangan. Kemudian, bola dioper kepada Haland yang tanpa berpikir panjang mengembalikan bola ke De Bruyne untuk mencetak gol ketiga City.
Arsenal sempat mencetak gol hiburan melalui sepakan bek tengah, Rob Holding, pada menit ke-86. Dia menerima operan dari penyerang sayap pengganti, Leandro Trossard.
Tak mau ketinggalan panggung dengan tandemnya di lini depan, Haaland, yang sudah menghasilkan dua asis untuk De Bruyne, menutup laga dengan gol di menit 90+4. Gol itu tercipta setelah sekitar 20 detik Haaland membuka ikatan rambutnya, sehingga rambut pirangnya tergerai.
Sebelumnya, ketika rambut masih diikat, dua peluang Haaland di depan gawang bisa ditepis Ramsdale dengan kaki. Peluang itu tercipta pada menit ke-41 dan ke-52.