Sekali lagi, Chelsea tak berdaya di hadapan Real Madrid. Frank Lampard menjadi manajer dengan rekor terburuk dalam sejarah ”Si Biru”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LONDON, RABU — Meskipun disingkirkan Real Madrid dari kancah Liga Champions dengan kekalahan agregat telak, 0-4, Chelsea setidaknya telah menunjukkan peningkatan performa pada laga kedua di Stadion Stamford Bridge, Rabu (19/4/2023) dini hari WIB. Namun, performa membaik itu terasa semu karena ”Si Biru” melupakan satu hal penting, yakni mencetak gol.
Permainan Chelsea yang lebih dominan atas Real, sang juara bertahan, tak ada artinya. Mereka kembali menelan kekalahan dengan skor, 0-2.
Dalam empat laga awal di periode kedua menangani Chelsea, Frank Lampard kembali menurunkan formasi yang berbeda. Bukan 3-5-2 yang mereka tampilkan seperti pada duel pertama di kandang Real Madrid, pekan lalu, atau kembali ke pakem 4-3-3 serupa saat ditumbangkan Brighton & Hove Albion, Sabtu (15/4/2023).
Lampard, Manajer interim Chelsea, menerapkan formasi 3-4-2-1. Dengan formasi itu, Lampard ingin timnya bertarung lebih baik di lini tengah dengan Real berkat menempatkan empat gelandang tengah dan dua pemain sayap.
Enzo Fernandez dan Mateo Kovacic bertugas sebagai duo pivot, sedangkan N’Golo Kante dan Conor Gallagher silih berganti menopang penyerang tunggal, Kai Havertz. Dengan formasi itu, Chelsea bisa lebih dominan dalam penguasaan bola serta superior untuk penciptaan peluang dibandingkan tim tamu.
Si Biru mencatatkan 54 persen penguasaan bola dan menghasilkan 19 tembakan. Jumlah itu adalah peningkatan signifikan daripada catatan 43 penguasaan bola dan tujuh kreasi peluang ketika mereka tampil di Stadion Santiago Bernabeu.
Persentase akurasi operan Chelsea pun mengalami perbaikan dengan 91 persen di kandang, sedangkan di laga pertama mereka hanya mencatatkan 82 persen akurasi operan.
Di tengah peningkatan permainan, yang bisa disebut sebagai performa terbaik bersama Lampard, Chelsea tetap belum bisa mengatasi masalah utama mereka di musim ini. Skuad Si Biru masih gagal mengembalikan ingatan mereka tentang cara mencetak gol ke gawang lawan.
Dari empat duel bersama Lampard, Chelsea baru mencetak satu gol yang dihasilkan Callagher ketika sempat membawa timnya unggul atas Brighton & Hove Albion. Di laga kedua kontra Real, Chelsea menciptakan enam tembakan tepat sasaran.
Jumlah tembakan mencapai target itu serupa dengan yang dikoleksi Real. Namun, ”Los Blancos” punya lini serang yang lebih tajam untuk menggetarkan jala gawang Chelsea dua kali di hadapan 39.453 penonton, yang mayoritas mengenakan jersei biru.
Kami bermain sangat bagus selama 60 menit. Kami menghadapi lawan berkelas dunia dan, menurut saya, kami bermain lebih baik dan menciptakan peluang lebih banyak.
”Kami bermain sangat bagus selama 60 menit. Kami menghadapi lawan berkelas dunia dan, menurut saya, kami bermain lebih baik dan menciptakan peluang lebih banyak,” ujar Lampard kepada BT Sport.
Ia menambahkan, timnya tidak sepatutnya menyia-nyiakan peluang mencetak gol yang berharga. Kesempatan perdana Chelsea untuk membobol gawang Real tercipta di pengujung babak pertama. Bek sayap kiri, Marc Cucurella, tinggal berhadapan dengan kiper Real, Thibaut Courtois, pada menit 45+1, tetapi sepakan kaki kirinya bisa dihadang tubuh Courtois.
Di babak kedua, lima peluang Chelsea lainnya juga bisa diantisipasi oleh Courtois, mantan kiper utama Si Biru periode 2014-2018. Meski begitu, Lampard menilai, ada hal positif dari penampilan Chelsea di laga kedua melawan Real.
”Ini adalah pertama kalinya sejak saya kembali bahwa saya melihat rencana permainan benar-benar dijalankan oleh mereka (pemain Chelsea). Sekarang kami tidak boleh menurunkan lagi standar penampilan dan melanjutkan performa ini di sisa musim,” kata Lampard.
Dengan hasil laga kedua melawan Real, Lampard mencetak rekor buruk sebagai manajer Chelsea. Ia adalah juru taktik pertama yang selalu menelan kekalahan di empat laga perdana dalam 118 tahun Chelsea berdiri.
Callagher sepakat dengan Lampard. Kekecewaan, kata Callagher, menyelimuti skuad Chelsea karena dipastikan kehilangan peluang untuk tampil di Liga Champions musim depan, tetapi permainan Chelsea menghadirkan harapan baru untuk bangkit dari tren hasil buruk.
”Ada banyak peningkatan dari (permainan) sepak bola kami hari ini dibandingkan beberapa penampilan terakhir. Kami hanya butuh bisa mencetak gol untuk memenangi pertandingan, seperti yang dilakukan mereka (Real Madrid),” ujar Callagher dilansir BBC.
Transisi cepat
Berbeda dengan Chelsea yang tampil bersemangat untuk menunjukkan perbaikan performa, Real bermain lebih tenang. Meski mayoritas pergerakan pemain Los Blancos dominan di zona pertahanan sendiri, mereka mampu tampil dengan kepala dingin untuk meredam agresivitas Chelsea.
Dengan lini pertahanan yang kokoh, Real memanfaatkan transisi menyerang cepat dari kedua sisi sayap untuk mencetak sepasang gol ke gawang Chelsea. Dua gol itu diciptakan oleh penyerang sayap muda, Rodrygo, pada menit ke-58 dan ke-80.
”Ini adalah pertandingan yang membuat kami perlu menderita untuk menang. Ada beberapa momen yang mengkhawatirkan bagi kami. Namun, kami bisa bertahan dengan solid dan kokoh lalu kami menciptakan ruang melalui permainan transisi yang berkualitas,” ujar Pelatih Real Carlo Ancelotti seperti dikutip Marca.
Gol pertama Real di Stamford Bridge diawali kecepatan Rodrygo yang lolos dari kawalan bek Si Biru, Trevor Chalobah, di sisi kiri pertahanan tim tuan rumah. Rodrygo memberi umpan kepada Karim Benzema, tetapi bola gagal disontek penyerang asal Perancis itu. Meski begitu, bola bisa dikuasai Vinicius Junior yang mengoper bola balik kepada Rodrygo di depan gawang Chelsea.
Kemudian, pada gol kedua, kolaborasi Vinicius dengan Federico Valverde, diakhiri dengan manis oleh Rodrygo yang lagi-lagi tanpa pengawalan di muka gawang Chelsea. Kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, hanya menyaksikan Rodrygo memasukkan bola ke gawangnya.
”Di mana pun saya bermain, tujuan utama saya adalah membantu tim. Saya ingin lebih sering bermain dan mencetak gol serta memenangi lebih banyak trofi Liga Champions, kompetisi yang spesial bagi klub,” kata Rodrygo, yang telah mencetak lima gol ke gawang tim Inggris di fase gugur Liga Champions, dilansir laman UEFA.