Kerja Keras Demi Piala Dunia U-20 Akhirnya Sia-sia
Pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 oleh FIFA membuat sia-sia kerja keras banyak pihak selama empat tahun.

Para pemain tim Indonesia U-20 yang berbaju merah dikumpulkan bersama staf pelatih mendapat pemberitahuan bahwa FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di lobi Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/3/2023). Semua anggota tim sedih dan menangis mendengar pemberitahuan itu
Kepastian FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 menghadirkan kekecewaan. Rasa berkabung komunitas sepak bola di Tanah Air bukan sekedar kegagalan menyaksikan tim Indonesia U-20 berlaga di panggung terakbar, tetapi keputusan FIFA itu mengugurkan kerja keras banyak pihak yang telah berjuang sejak 2019 lalu.
“Semangat terus, mas. Sedih, tetapi harus saling menguatkan,” ucap salah satu staf PSSI kepada Kompas, Kamis (30/3/2022) dini hari WIB.
Ia tidak bisa menyembunyikan kekecewaan karena telah terlibat dalam persiapan Piala Dunia U-20 sejak proses pengajuan diri. Bahkan, ia juga baru pulang dari Bali, Senin (27/3) lalu, setelah satu pekan mendampingi delegasi FIFA melakukan inspeksi terakhir di enam stadion.
Bagi semua pihak di PSSI, mulai dari petinggi hingga staf, keputusan FIFA itu ibarat pukulan telak bagi mereka. Meskipun Komite Eksekutif (Exco) PSSI telah mengalami tiga kali pergantian sejak FIFA menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 pada Rapat Dewan FIFA di Shanghai, China, 24 Oktober 2019, mayoritas staff PSSI telah terlibat sejak persiapan proses bidding.

Direktur Teknik International Football Association Board David Elleray (kanan) berfoto dengan Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria dalam pertemuan di Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pertemuan ini membahas implementasi teknologi video wasit (VAR) di Indonesia.
Pada tahapan pengajuan diri, tim PSSI dipimpin oleh Ratu Tisha, Sekretaris Jenderal PSSI periode 2017-2020. Pencalonan Indonesia itu bukan sekedar untuk jalan cepat tampil di turnamen level dunia itu. Kala itu, PSSI memiliki rencana jangka panjang bagi tim nasional jelang 100 tahun Indonesia.
Tampil di Piala Dunia U-20 menjadi awal bagi pembentukan generasi emas tim “Garuda”. Impian PSSI saat itu, Indonesia selanjutnya berambisi menembus putaran final Olimpiade Paris 2024, kemudian berlaga di Piala Dunia senior pada dekade 2040-an.
Kehadiran pandemi Covid-19 membuat FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 edisi 2021 dan langsung mempersiapkan edisi 2023. Indonesia pun tetap memegang status tuan rumah.
Dengan perubahan waktu itu, generasi tim Indonesia U-20 pun berubah. Sejumlah pemain “Garuda Muda” yang disiapkan Pelatih Shin Tae-yong itu kini sudah mengisi tempat di timnas senior. Mereka, di antaranya Rizky Ridho, Elkan Baggott, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, dan Egy Maulana Vikri.
Telah gugur salah satu mimpi besar kami untuk bermain Piala Dunia di negara kami sendiri.

Pemain tim Indonesia U-20 Hokky Caraka (kiri) dan dua rekannya menangis setelah diberitahu bahwa FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di lobi Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/3/2023).
Meski generasi telah berganti, tim Indonesia U-20 tidak kehilangan talenta sepak bola. Nama-nama, seperti Marselino Ferdinan, Ronaldo Kwateh, Hokky Caraka, dan Muhammad Ferrari menjadi permata baru bagi masa depan skuad Garuda.
Sayangnya, permata itu dipastikan tidak akan mendapat kesempatan untuk diasah di level dunia karena pencabutan tuan rumah Piala Dunia U-20. Hal itu otomatis mengugurkan jatah tampil Indonesia di turnamen yunior itu. Tempat Indonesia akan diserahkan kepada tuan rumah pengganti.
Tiga kandidat tuan rumah baru Piala Dunia U-20 2023, yakni Peru, Argentina, dan Qatar, juga tidak mampu lolos ke putaran final melalui babak kualifikasi. Alhasil, salah satu dari tiga negara itu akan menjadi pengganti Indonesia.
Itu membuat semua pemain dan staf pelatih Indonesia U-20 menangis ketika berkumpul di lobi Hotel Sultan, Rabu (29/3) malam, setelah mereka mendengar kabar dari FIFA.
Baca juga : Plt Menpora: Fokus Perbaiki Kinerja Persepakbolaan

Pemain tim Indonesia U-20 (dari kanan ke kiri) Hugo Samir, Sultan Zaky Pramana, dan Arkhan Kaka Putra menangis setelah diberitahu bahwa FIFA mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 di lobi Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (29/3/2023).
“Telah gugur salah satu mimpi besar kami untuk bermain Piala Dunia di negara kami sendiri,” kata Rabbani Tasnim, penyerang Indonesia U-20.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir, yang menjadi perwakilan Indonesia bertemu dengan Presiden FIFA Gianni Infantino, Rabu kemarin, di Doha, Qatar, juga harus tunduk kepada keputusan FIFA. Otoritas sepak bola dunia itu memahami antusiasme besar Indonesia terhadap sepak bola, tetapi situasi Indonesia akibat penolakan keikutsertaan Israel hingga Tragedi Kanjuruhan menjadi penilaian FIFA bahwa Indonesia tidak mampu menggelar turnamen sepak bola milik FIFA.
“Kita harus tegar. Saya minta semua pecinta sepak bola tetap berkepala tegak atas keputusan FIFA. Ini saaatnya kita membuktikan kepada FIFA untuk bekerja lebih keras untuk melakukan transformasi sepak bola menuju sepak bola bersih dan berprestasi,” ujar Erick.
Sinergi bersama
Persiapan Piala Dunia U-20 bukan cuma menjadi ranah PSSI sebagai induk sepak bola nasional. Pemerintah RI pun telah bersinergi sejak awal untuk mendukung pencalonan PSSI itu sebagai tuan rumah turnamen nomor dunia FIFA tersebut. Wacana pencalonan itu telah mengemuka sejak Juli 2019.
Baca juga : Memetik Pelajaran dari Perjalanan Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F09%2F25%2F0402d7d8-be31-44c0-99d0-a7a79c89c843_jpg.jpg)
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Selasa (25/9/2018) di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, memberikan keterangan menyangkut insiden kematian suporter. Pemerintah mendorong PSSI dan penyelenggara Liga Indonesia untuk menghentikan sementara kompetisi sepak bola Tanah Air
Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, bersurat kepada Presiden Joko Widodo untuk membahas rencana pengajuan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. Presiden pun mendukung gagasan itu dengan menerbitkan surat deklarasi pemerintah (government declaration) yang menjadi dokumen wajib untuk dilampirkan pada pendaftaran pencalonan diri.
Berkas pencalonan Indonesia itu dikirimkan kepada FIFA, awal Agustus 2019. Berselang dua bulan kemudian, FIFA resmi menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dengan mengalahkan dua kandidat asal Amerika Selatan, Peru dan Brasil.
Keputusan FIFA itu disambut Presiden dengan melakukan pertemuan empat mata dengan Infantino di sela Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-35 di Bangkok. Thailand, 2 November 2019. Dalam pertemuan itu, Presiden menyampaikan komitmen besar Indonesia untuk mempersiapkan diri, terutama infrastruktur, untuk menyambut turnamen itu.
Pada Januari 2020, Presiden menunjuk Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebagai penanggung jawab sarana dan prasarana turnamen. Tugas utama Kementerian PUPR adalah menjamin enam stadion dan lapangan latihan penunjang sesuai dengan standar FIFA.
Baca juga : Karangan Bunga Memenuhi Kantor PSSI
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F28%2F3f68d951-a516-46b7-a128-2fe05aa122e9_jpg.jpg)
Pekerja merawat rumput Stadion Gelora Bung Tomo di tengah persiapan sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (28/3/2023). Sejumlah persiapan masih terus dilakukan di stadion yang akan menjadi salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut.
Awalnya, FIFA telah menunjuk enam stadion awal, yaitu Stadin Utama Gelora Bung Karno, Jakarta; Stadion Manahan, Solo (Jawa Tengah), Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya (Jawa Timur); Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar (Bali); Stadion Pakansari, Bogor (Jawa Barat); dan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta.
Dalam prosesnya, pada pertengahan 2020, Pakansari dan Mandala Krida, diganti dengan Stadion Si Jalak Harupat, Soreang (Jabar) dan Stadion Jakabaring, Palembang (Sumatera Selatan).
Presiden kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2020 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021. Melalui Keppres itu, Pemerintah RI membentuk INAFOC yang dipimpin oleh Menpora Zainudin Amali. Selain itu, pemerintah berharap kontribusi dan keterlibatan aktif enam kepala daerah untuk mempersiapkan diri.
Setelah FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 2021, Desember 2020, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 beralih ke 2023. Pembatalan itu membuat FIFA meminta enam kota tuan rumah menandatangani ulang persetujuan kota tuan rumah (host city agreement). Sebagai balasan, Gubernur Bali I Wayan Koster menandatangani perpanjangan surat persetujuan kota tuan rumah, Februari 2021.
Baca juga : FIFA Batalkan Status Indonesia Sebagai Tuan Rumah
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F02%2F08%2F746a8c0a-8af6-411b-9832-99e4b06567aa_jpg.jpg)
Ilustrasi : Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka (kanan) menunjukkan kajian atas revitalisasi Keraton Surakarta setelah bertemu dengan putra mahkota Keraton Surakarta KGPAA Sudibyo Rojo Putro Narendra Ing Mataram, di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (8/2/2023).
Kemudian, itu disusul Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Maret 2021. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerbitkan surat itu, Desember 2021.
Pada pertengahan 2022, delegasi FIFA pun memulai inspeksi awal enam stadion. Dari hasil inspeksi itu, enam stadion itu melakukan pembenahan total pada rumput akibat dianggap tidak layak menyelenggarakan laga turnamen FIFA.
Di sela pembenahan stadion, Indonesia dan FIFA meluncurkan logo pada 17 Agustus 2022. Sebulan berselang, Bacuya atau badak bercula cahaya diperkenalkan sebagai maskot turnamen.
Selanjutnya, PT Juara Raga Adidaya atau Juaraga meluncurkan 53 jenis cenderamata Piala Dunia U-20 2023, awal Maret lalu. Jumlah itu menjadikan Piala Dunia U-20 2023 sebagai turnamen yang paling banyak menerbitkan jenis merchandise di ajang yunior itu.
Baca juga : Pelanggaran Komitmen ke FIFA Diharapkan Tidak Berdampak pada Cabang Olahraga Lain
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F08%2F23cac0aa-b672-4721-a86c-d7132978938e_jpg.jpg)
Sejumlah produk merchandise Piala Dunia U-20 2023, seperti botol, stiker, dan tas mini, dijual di gerai Juaraga yang berada di Mal FX Senayan, Jakarta, Rabu (8/3/2023). Harga produk merchandise mulai dari Rp 74.900 hingga Rp 899.900.
Kemudian, grup musik elektronik, Weird Genius, juga telah bersiap meluncurkan lagu tema turnamen berjudul, Glorious, yang rencana dirilis 31 Maret ini. Tanggal itu bertepatan dengan pengundian babak fase grup.
FIFA pun telah merencanakan penjualan tiket pertandingan mulai 1 April. Kirab trofi di enam kota tuan rumah juga sudah direncanakan pada 2 April hingga 7 Mei.
Kini, semua rencana itu hanya tinggal kenangan tanpa pernah terlaksana. Selamat tinggal, Piala Dunia U-20...