Chelsea sedang dalam tren positif seusai tenggelam dalam fase negatif. Mereka baru saja meraih tiga kemenangan beruntun dari tiga laga terakhir. Itu menjadi motivasi ganda mereka untuk merebut tiga poin atas Everton.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
LONDON, JUMAT — Chelsea sedang menjalani periode indah bersama Pelatih Graham Potter dengan capaian tiga kemenangan dalam tiga laga terakhir di semua kompetisi. Rentetan hasil positif itu menumbuhkan kepercayaan diri ”The Blues” untuk terus berada di jalur kemenangan, terlebih saat menjamu Everton pada pekan ke-28 Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, Minggu (19/3/2023). Tambahan tiga poin akan membantu mereka untuk beranjak mendekati papan atas.
”Ini adalah pekan yang sangat positif bagi kami, dengan dua kemenangan di Liga Inggris dan ditambah kemenangan atas Borussia Dortmund (di Liga Champions). Sekarang kami harus melanjutkannya dengan kemenangan pada akhir pekan ini sebelum memasuki jeda internasional. Kami akan berusaha mendapatkan poin penuh atas Everton,” ujar Potter berbicara kepada Sky Sports selepas menang 3-1 atas tuan rumah Leicester City pekan lalu, Sabtu (11/3/2023).
Chelsea sempat mengalami fase negatif dengan tiga hasil imbang dan tiga kekalahan dari akhir Januari hingga akhir Februari. Bahkan, ”Si Biru” sempat kalah beruntun, yakni 0-1 dari tuan rumah Dortmund pada laga pertama 16 besar Liga Champions, Kamis (16/2/2023), 0-1 dari tim tamu Southampton pada pekan ke-24 Liga Inggris, Sabtu (18/2/2023), dan 0-2 dari tuan rumah Tottenham Hotspur pada pekan ke-25, Minggu (26/2/2023).
Rentetan hasil negatif itu membuat Potter berpikir keras dan melakukan transformasi strategi dari biasa bermain dengan empat bek secara konvensional menjadi tiga bek, selayaknya yang sering diterapkan di era pelatih sebelumnya, yakni Thomas Tuchel. Perubahan taktik itu memberikan dampak positif dengan tiga kemenangan berutun.
Chelsea bangkit dengan meraih kemenangan 1-0 atas tim tamu Leeds United pada pekan ke-26 Liga Inggris, Sabtu (4/3/2023), menang 2-0 atas Dortmund pada laga kedua 16 besar Liga Champions, Rabu (8/3/2023), dan menang 3-1 atas Leicester City. Chelsea yang berada di urutan ke-10 Liga Inggris dengan 37 poin dari 26 laga pun bisa menjaga jarak 11 poin dari Tottenham di peringkat keempat atau zona terakhir ke Liga Champions musim depan, serta lolos ke perempat final ajang terelite antarklub Benua Biru tersebut.
Tidak kaku
Menurut laporan Football.london, Jumat (17/3), sejak menukangi Chelsea per 8 September 2022 atau enam bulan terakhir, Potter memang bukan pelatih yang kaku. Pelatih berusia 47 tahun itu sangat terbuka atau fleksibel untuk mengubah sistem permainan menyesuaikan dengan situasi suatu laga.
Sejatinya, formasi tiga bek bukan suatu yang asing untuk Potter. Dari 29 laga di semua kompetisi yang dipimpinnya, mantan Pelatih Brighton and Hove Albion itu 15 kali menerapkan strategi tiga bek dan sisanya dengan empat bek.
Hanya saja, taktik tiga bek adalah pilihan terbaik untuk timnya, yakni membuahkan tujuh kemenangan atau 58,3 persen. Sisanya, mereka bermain imbang empat kali dan kalah empat kali. Secara statistik, strategi itu menghasilkan 18 gol dan hanya menyebabkan kebobolan 13 gol.
Pertahanan kami jauh lebih bagus dalam hal kebobolan di Liga Inggris dan mentalitas pemain jauh lebih kuat.
”Pertahanan kami jauh lebih bagus dalam hal kebobolan di Liga Inggris dan mentalitas pemain jauh lebih kuat. Para pemain memberikan segalanya, mereka ingin menjaga bola keluar dari gawang (tidak kebobolan) dan kami memiliki pemain di sisi lain yang ingin memasukkan bola ke gawang (mencetak gol),” ujar Potter menggambarkan permainan timnya dengan tiga bek dilansir BBC.
Sebaliknya, formasi empat bek memberikan lima kemenangan atau 41,7 persen. Sisanya, mereka bermain imbang tiga kali dan kalah enam kali. Bahkan, taktik itu hanya membuahkan satu kemenangan di tahun ini, yakni 1-0 atas tim tamu Crystal Palace pada pekan ke-20, Minggu (15/1/2023). Secara statistik, strategi itu cuma menghasilkan 12 gol, tetapi menyebabkan kebobolan 14 gol.
Motivasi pemain
Secara personal, sejumlah pemain Chelsea pun termotivasi untuk mengejar rekor pribadi yang bisa turut berdampak positif untuk tim. Salah satunya gelandang serang Kai Havertz yang membukukan gol dalam dua laga terakhir, masing-masing satu gol ke gawang Leicester City dan Dortmund.
Musim ini, Harvetz belum pernah mengemas gol dalam tiga laga berturut. Dengan kepercayaan diri yang tengah memuncak, pemain asal Jerman itu diyakini punya ambisi ganda untuk menambah pundi-pundi gol dan mempersembahkan kemenangan untuk Chelsea atas Everton.
Adapun Harvetz menjelma sebagai pemain yang tidak tergantikan untuk Chelsea di semua kompetisi musim ini. Pemain berusia 23 tahun itu mencatat penampilan terbanyak untuk ”The Blues” dengan 35 laga sekaligus pencetak gol terbanyak dengan delapan gol.
Faktor pendukungnya karena Potter memberikan peran yang lebih bebas untuk Harvertz di lini depan. Meski diplot sebagai penyerang tengah atau sayap, Harvertz bisa bertukar posisi dengan dua rekannya di depan dan masuk lebih dalam ke pertahanan lawan. ”Saya suka posisi ini, memungkinkan saya bergerak lebih bebas untuk menemukan ruang,” katanya di laman Chelseafc.com, Senin (13/3/2023).
Selain itu, Harvetz juga mendapatkan dukungan penuh dari kreator baru tim, yakni gelandang Enzo Fernandez yang semakin padu setelah didatangkan dari Benfica per 31 Januari lalu. ”Umpan Enzo untuk gol saya sangat fantastis. Saya sangat menikmati perasaan mencetak gol, tetapi kemenangan tim lebih utama,” ujar Harvetz.
Menjauhi zona degradasi
Namun, Chelsea tidak bisa begitu saja merebut kemenangan atas Everton. Sebab, Everton butuh kemenangan sebanyak mungkin untuk menjauhi zona degradasi. Kini, mereka berada di urutan ke-15 dengan 25 poin dari 27 laga. Mereka cuma berselisih satu poin atas Bournemouth di peringkat ke-18 atau zona degradasi.
Sejauh ini, sejak ditukangi Pelatih Sean Dyche per 30 Januari lalu, performa ”The Toffees” mulai membaik dengan raihan tiga kemenangan, satu seri, dan tiga kekalahan. Mereka sempat menaklukan tim tamu sekaligus penguasa klasemen sementara, Arsenal 1-0 pada pekan ke-22, Sabtu (4/2).
Kendati demikian, pekerjaan rumah Everton masih banyak. Selepas kemenangan sensasional itu, grafik mereka fluktuatif, yakni kalah 0-2 dari tuan rumah Liverpool pada pekan ke-23, menang 1-0 atas tim tamu Leeds United pada pekan ke-24, kalah 0-2 dari tim tamu Aston Villa pada pekan ke-25, dihancurkan Arsenal 0-4 pada laga tunda pekan ketujuh, sebelum imbang 2-2 dengan tuan rumah Nottingham Forest pada pekan ke-26, dan menang 1-0 atas tim tamu Brentford pekan lalu.
Menurut Dyche, dirinya sedang membangun ulang mentalitas Everton. Yang terpenting, tim mesti menunjukkan konsentrasi penuh, tekad, dan kemauan kuat untuk merebut kemenangan. Lagi pula, di balik masifnya belanja Chelsea pada jendela transfer musim dingin kemarin, ada celah kelemahan yang terbuka, yaitu kekompakan yang belum benar-benar terbentuk antara pemain lama dan baru.
”Kami telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan dan pekan lalu menemukan cara berbeda untuk mendapatkan tiga poin. Sekarang, kami ingin membangun mentalitas untuk menghadapi siapa pun yang kami lawan,” tutur Dyche dalam konferensi pers seperti dikutip BBC, Kamis (16/3/2023).