Conte tinggal menunggu waktu dipecat. Sang manajer mengarah semakin jauh dari harapan yang dibebankan Spurs kepadanya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
AFP/JUSTIN TALLIS
Reaksi manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte dalam pertandingan kedua babak 16 besar Liga Champions antara Tottenham Hotspur dan AC Milan di Stadion Tottenham Hotspur, London, Kamis (9/3/2023) dini hari WIB. Posisi Conte sebagai manajer terancam setelah Spurs mengalami rentetan hasil buruk.
Laga versus Nottingham Forest, pada Sabtu (11/3/2023), bisa menjadi penampilan terakhir Antonio Conte sebagai manajer Tottenham Hotspur. Conte bukan hanya gagal melepas dahaga juara Spurs musim ini. Skuad yang dibentuk saat ini, juga tidak mengarah ke tim dengan potensi juara pada musim-musim berikutnya.
Kursi Conte semakin memanas setelah rentetan hasil buruk Spurs pada awal Maret. “Si Lili Putih” tersingkir dari dua kompetisi sekaligus, Piala FA dan Liga Champions, hanya dalam rentang sepekan. Total mereka menjalani tiga laga yang berujung tanpa gol dan kemenangan.
Spurs hampir pasti akan menambah panjang paceklik trofi setelah terakhir kali menjuarai Piala Liga pada 2008. Harry Kane dan rekan-rekan hanya bersaing di satu kompetisi hingga akhir musim, yaitu Liga Inggris. Di atas kertas, Spurs nyaris mustahil juara liga karena tertinggal 18 poin dari pemuncak klasemen Arsenal setelah 26 laga.
Conte sudah menukangi Spurs sejak November 2021. Setelah hampir satu setengah musim, prestasi terbaiknya adalah membawa Spurs lolos empat besar liga musim lalu. Adapun dia menyebut keberhasilan itu sebagai sebuah keajaiban. Mengingat, mereka meraih posisi itu pada beberapa pekan terakhir berkat kejatuhan Arsenal.
AFP/JUSTIN TALLIS
Bek Tottenham Hotspur Cristian Romero (kiri) berduel di udara dengan penyerang AC Milan Olivier Giroud dalam pertandingan kedua babak 16 besar Liga Champions antara Tottenham Hotspur dan AC Milan di Stadion Tottenham Hotspur, London, Kamis (9/3/2023) dini hari WIB.
Kontrak saya berakhir Juni nanti. Kita lihat saja. Mereka mungkin saja memecat saya sebelum akhir musim.
Manajer asal Italia itu tidak terkejut jika manajemen klub memecatnya dalam waktu dekat. Sebab, ekspektasi terhadapnya adalah mengantar Spurs juara. “Kontrak saya berakhir Juni nanti. Kita lihat saja. Mereka mungkin saja memecat saya sebelum akhir musim. Siapa yang tahu. Mungkin mereka kecewa,” katanya kepada Italian TV.
Conte pun mulai kehilangan dukungan dari para penggemar Spurs. Seperti terlihat pada laga kedua 16 besar versus AC Milan di Stadion Tottenham Hotspur, Rabu lalu, para penggemar mengumandangkan nama Mauricio Pochettino seusai peluit panjang. Pochettino adalah manajer tersukses Spurs dalam satu dekade terakhir.
Tentu tidak adil memecat manajer dengan alasan tidak mampu juara dalam satu setengah musim. Apalagi Conte baru melewati sekali jendela transfer musim panas. Namun, jika dilihat lebih luas, banyak hal selain gelar juara yang bisa memicu pemecatan sang manajer.
AFP/JUSTIN TALLIS
Reaksi penyerang Tottenham Hotspur Richarlison seusai pertandingan kedua babak 16 besar Liga Champions antara Tottenham Hotspur dan AC Milan di Stadion Tottenham Hotspur, London, Kamis (9/3/2023) dini hari WIB.
Ruang ganti tidak kondusif, misalnya. Penyerang Spurs Richarlison mengkritik sang manajer langsung di depan publik. Dia menyesali keputusan Conte yang lebih sering menempatkannya di bangku cadangan, seperti saat pertandingan versus Milan. Pemain tim nasional Brasil tersebut tidak mengerti arah pikiran Conte.
“Menit bermain yang diberikan ke saya sama sekali tidak cukup. Musim ini saya benar-benar payah. Padahal saat di lapangan, saya memberikan hidup saya. Saya bermain bagus di dua laga terakhir (Februari) dengan harapan bisa dimainkan sebagai starter lagi, tetapi justru hanya menjadi cadangan,” jelas Richarlison.
Conte berkata pada musim lalu, Spurs butuh investasi lebih untuk bersaing meraih gelar. Dia pun mendapat kesempatan berbelanja pada musim panas. Spurs mengeluarkan dana sebesar 177,9 juta euro (sekitar Rp 2,9 triliun) untuk mendatangkan beberapa pemain, seperti Richarlison, Cristian Romero, dan Yves Bissouma.
Namun, sampai mendekati akhir musim ini, Conte terbilang gagal memanfaatkan para pemain barunya. Richarlison yang didatangkan seharga 58 juta euro (sekitar Rp 958 miliar), belum mencetak satu gol pun di liga. Bissouma lebih sering dicadangkan. Hanya Romero yang bisa dikatakan berhasil.
AFP/JUSTIN TALLIS
Bek Tottenham Hotspur Cristian Romero mentekel bek AC Milan Theo Hernandez dalam pertandingan kedua babak 16 besar Liga Champions antara Tottenham Hotspur dan AC Milan di Stadion Tottenham Hotspur, London, Kamis (9/3/2023) dini hari WIB.
Pembelian Spurs pada jendela transfer musim panas cukup banyak. Jumlah pengeluaran mereka bahkan melebihi tim-tim papan atas, seperti Manchester City, Liverpool, dan Arsenal. Dengan dana besar itu, semestinya Conte mampu membawa Spurs naik ke level berikutnya.
“Mereka membayar mahal untuk Richarlison hanya demi menjadikannya penyerang pelapis. Kejatuhan Spurs musim ini murni karena keputusan (transfer) dan performa yang buruk. Bukan karena kekurangan investasi,” ujar pengamat sekaligus mantan pemain Liga Inggris, Jamie Carragher, kepada Daily Telegraph.
“Si Lili Putih” bukan mendekati gelar juara, justru menjauhi kesuksesan dengan tim saat ini. Spurs memainkan sepak bola pragmatis bersama Conte. Mereka mengandalkan pertahanan kokoh dengan formasi 3 bek (3-4-2-1), lalu mengincar transisi serangan balik kilat.
Mirisnya, pertahanan justru menjadi sumber utama petaka sepanjang musim. Spurs sudah kemasukan 36 gol dari 26 pertandingan di liga. Rekor tersebut bahkan lebih buruk dari tim peringkat ke-16 West Ham (33 gol). Adapun musim lalu mereka hanya kemasukan 40 gol sepanjang liga. Penurunan performa tim asuhan Conte jelas terlihat.
AFP/MARCO BERTORELLO
Manajer Tottenham Hotspur Antonio Conte menghadiri konferensi pers di Stadion San Siro, Milan, 13 Februari 2023 menjelang pertandingan pertama babak 16 besar Liga Champions antara AC Milan dan Tottenham Hotspur. Posisi Conte sebagai manajer terancam setelah Spurs mengalami rentetan hasil buruk.
Bagi Spurs, perubahan sangat dibutuhkan di tengah tren buruk saat ini. Mereka akan menghadapi momen terpenting di liga dalam 12 laga terakhir. Dengan penurunan performa di bawah kepemimpinan Conte, “Si Lili Putih” terancam tidak masuk zona Liga Champions pada akhir musim.
Saat ini, Spurs yang berada di peringkat ke-4 hanya unggul tiga poin atas Liverpool yang masih punya tabungan satu laga. Menurut prediksi super komputer Opta, Liverpool lebih diunggulkan finis empat besar dengan tren saat ini (52,7 persen), dibandingkan Spurs (23,6 persen).
Conte berharap bisa menyelesaikan kontraknya hingga akhir musim. “Saya sudah siap untuk mati demi tim ini hingga akhir musim. Hanya itu yang bisa saya sampaikan tentang masa depan di klub ini. Sangat sulit untuk melihat dengan jelas kepastian nasib saya saat ini,” pungkasnya.
Tidak pelak, laga di Stadion Tottenham Hotspur pada Sabtu nanti berpotensi menjadi momen perpisahan Conte. Pemilik Spurs Daniel Levy mungkin hanya menunggu hari Senin untuk memecat Conte. Hari yang sama seperti saat pemecatan dua manajer terdahulu, Nuno Espirito Santo dan Jose Mourinho. (AP/REUTERS)