Jelang SEA Games 2023, Zainudin Amali Inginkan Penggantinya Fokus pada Cabang Unggulan
Zainudin Amali berpesan agar Menpora yang baru tidak sembarangan mengirim atlet pada SEA Games 2023. Menurut dia, uang negara harus bisa dipertanggungjawabkan. Tidak semua cabang yang mau berangkat, dapat diberangkatkan.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·4 menit baca
ATIEK ISHLAHIYAH AL HAMASY
Zainudin Amali saat berpamitan dengan pegawai Kemenpora usai senam bersama di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS – Zainudin Amali berkomitmen akan membantu penggantinya untuk persiapan berbagai kejuaraan olahraga, seperti SEA Games Kamboja 2023 setelah dirinya mengundurkan diri sebagai Menpora. Ia berharap Menpora penggantinya fokus mengirim cabang olahraga yang konsisten meraih medali ke SEA Games 2023. SEA Games hanya sebagai pengantara menuju Olimpiade, selain itu uang negara harus bisa dipertanggungjawabkan.
Saat ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia tengah mempersiapkan atlet untuk mengikuti beragam kejuaraan internasional, seperti SEA Games 2023, Asian Games 2023 di Hangzhou, hingga Olimpiade 2024 di Paris. Pihak Kemenpora pun sudah melakukan rapat dengan tim review. Hasilnya, Indonesia berpotensi akan kehilangan banyak medali pada SEA Games 2023, sehingga hal tersebut harus ditindaklanjuti.
”Kami sudah rapat dengan tim review. Kemungkinan kita akan kehilangan sekitar 39 medali emas pada SEA Games 2023 karena banyak cabang olahraga yang mendapat medali di SEA Games Vietnam 2022, tidak dimainkan,” ujar Zainudin usai senam bersama pegawai Kemenpora di halaman Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2023).
Zainudin tidak mau sembarangan mengirim atlet untuk kejuaraan internasional. Menurut dia, uang negara harus bisa dipertanggungjawabkan. Tidak semua cabang olahraga yang mau berangkat, dapat diberangkatkan. Indonesia harus konsisten seperti yang dilakukan pada SEA Games 2022 dengan hanya mengirim cabang olahraga yang dapat bersaing, seperti bulu tangkis dan renang, karena targetnya menuju Olimpiade.
Zainudin Amali saat berpamitan dengan pegawai Kemenpora usai senam bersama di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2023).
Menurut Zainudin, SEA Games hanya sebagai perantara dan bukan fokus target raihan prestasi. Semua negara dapat mengirim atletnya tanpa harus diseleksi atau sesuai kualifikasi yang ditentukan. Beda halnya dengan Olimpiade yang pesertanya harus benar-benar sesuai kualifikasi.
Lebih lanjut, Zainudin mengatakan, ada beberapa suara yang menginginkan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) memperluas cabang untuk diperlombakan. Namun, ia tidak setuju dengan hal itu.
Ia mencontohkan, Jepang yang memiliki banyak cabang berkembang dengan uang dan fasilitasnya yang memadai, hanya mengunggulkan tujuh cabang, yakni judo, gulat, anggar, senam artistik, renang, tenis meja, dan badminton. Jepang memilih tujuh cabang tersebut karena dinilai konsisten menghasilkan medali.
Sementara, cabang di Indonesia yang akan diikutkan ialah dua kali lipatnya Jepang. Saya kira, kita harus fokus. Tidak bisa semua keinginan dituruti, sementara pembinaan dan prestasinya kurang. Saya harap pengganti saya akan konsisten dengan hal itu.
”Sementara, cabang di Indonesia yang akan diikutkan ialah dua kali lipatnya Jepang. Saya kira, kita harus fokus. Tidak bisa semua keinginan dituruti, sementara pembinaan dan prestasinya kurang. Saya harap pengganti saya akan konsisten dengan hal itu,” kata Zainudin.
Atlet Indonesia berfoto bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali di sela acara Pengukuhan Tim Indonesia SEA Games Vietnam, Minggu (8/5/2022).
Zainudin mengatakan, ada sistem promosi dan degradasi dalam dunia olahraga. Cabang yang tergabung dalam DBON, tetapi tidak berprestasi, dalam kurun waktu tertentu akan dikeluarkan. Sementara, cabang yang berprestasi (meskipun tidak populer) akan dimasukkan ke dalam DBON.
Sementara itu, terkait dana pelatnas yang belum cair, Zainudin sudah mengajukan suratnya kepada Presiden. Saat ini, ia sedang menunggu hasilnya.
Lebih fokus
Pada Kamis (9/3/2023), Zainudin sudah menyampaikan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Menpora ke Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Ia ingin fokus bertugas sebagai Wakil Ketua Umum 1 Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI). Namun, Zainudin baru akan bertemu Presiden Jokowi dan menyatakan mundur secara resmi pada Senin (13/3/2023).
”Pengunduran diri ini sebenarnya sudah saya diskusikan dengan Pak Presiden. Saat itu, beliau bilang kenapa saya tidak menjabat sebagai keduanya sekaligus. Namun, menurut saya, seorang Menpora harusnya mengurus semua cabang olahraga secara adil, tidak hanya berfokus pada satu cabang olahraga saja,” tutur Zainudin.
Sebagai Wakil Ketua Umum 1 PSSI, Zainudin mengatakan bahwa ia akan mengemban tugas besar, yaitu mengawal Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019. Inpres tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional itu, hingga kini masih dalam proses penyempurnaan. Sedangkan, Erick Thohir akan menjabat sebagai ketua umum sampai akhir periode 2027.
Zainudin pun tidak mengusulkan nama tertentu untuk menggantikan posisinya sebagai Menpora. Menurut dia, hal itu merupakan hak prerogatif presiden. Ia berharap, penggantinya mampu mendorong implementasi dari Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional dan juga aturan turunan UU Keolahragaan.
Sebelumnya, Rapat Anggota Komite Olimpiade Indonesia 2023 di Jakarta, Senin (6/3/2023), menghasilkan 10 kesimpulan. Salah satunya, merekomendasikan penyempurnaan Desain Besar Olahraga Nasional atau DBON. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga diminta menerapkan sistem promosi-degradasi dalam penetapan cabang prioritas DBON.
”Semua cabang anggota Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sepakat, DBON bisa diterima, tetapi harus disempurnakan. Parameter untuk cabang prioritas mesti lebih jelas. Promosi-degradasi jangan hanya diterapkan untuk atlet dalam suatu pelatnas, melainkan pula untuk cabang prioritas. Itu untuk menimbulkan kompetisi yang sehat antarcabang agar tidak ada yang berada di zona nyaman,” ujar Ketua KOI Raja Sapta Oktohari usai Kongres Luar Biasa KOI 2023 di Jakarta, Selasa (7/3/2023) (Kompas.id, Rabu 8/3/2023).