Potter: Keterpurukan Chelsea Bermula dari Pramusim Terburuk
Jelang derbi London, Graham Potter menjelaskan mengapa jadi manajer Chelsea musim ini adalah pekerjaan tersulit di sepak bola.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
AP/KIRSTY WIGGLESWORTH
Manajer Chelsea Graham Potter membalas dukungan penonton usai Chelsea ditundukkan Southampton, 0-1, pada laga Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, 18 Februari 2033. Chelsea akan menghadapi Tottenham Hotspur pada Sabtu (25/2/2023) ini.
LONDON, SABTU — Manajer Chelsea Graham Potter mengungkapkan, keterpurukan Chelsea saat ini sudah tercium sejak dirinya belum datang ke klub. Tepatnya bermula dari momen pramusim pada musim panas lalu. Para pemain tidak siap mengawali musim karena pengalaman pramusim terburuk tersebut.
Chelsea sedang berjibaku dengan status tim semenjana musim ini. Mereka berada di peringkat ke-10 klasemen sementara Liga Inggris dan hanya menang 2 kali dari 14 laga. Potter, yang mengambil jabatan manajer sejak September 2022, pun dituduh sebagai pria paling berdosa dalam tren buruk ”Si Biru”.
Di tengah berbagai isu tentang masa depannya, Potter mencurahkan perasaan pada konferensi pers jelang derbi London, Sabtu (25/2/2023). Chelsea akan bertandang ke Stadion Tottenham Hotspur, London, pada Minggu malam. Kabarnya, laga itu akan menentukan nasib Potter.
”Beberapa pekan lalu saya berkata, ini mungkin pekerjaan tersulit yang pernah ada di sepak bola. Banyak faktor yang membuat saya berkata seperti itu. Salah satunya adalah pramusim yang tidak optimal. Para pemain berpengalaman menceritakan pramusim lalu adalah yang terburuk bagi mereka,” ujar pelatih asal Inggris berusia 47 tahun itu.
AP/MARTIN MEISSNER
Reaksi gelandang bertahan Chelsea, Enzo Fernandez (kiri), dan bek Thiago Silva setelah Chelsea dikalahkan Borussia Dortmund, 0-1, pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa di Dortmund, Jerman, 15 Februari 2023.
Ketika itu, Chelsea masih dipimpin oleh manajer Thomas Tuchel. Mereka mengadakan tur ke beberapa kota di Amerika Serikat, yaitu Las Vegas, Charlotte, dan Orlando. Pramusim di AS itu adalah yang pertama kali untuk Si Biru dalam enam tahun terakhir.
Potter tidak mencari ”kambing hitam”. Sebelumnya, Tuchel memang mengaku pemain kesulitan beradaptasi karena harus berpindah-pindah kota. ”Kami banyak bepergian, melewati zona waktu dan temperatur berbeda. Akibat cuaca, kami juga harus memberi pemain lebih banyak waktu istirahat. Bisa dibilang kami tidak mampu beradaptasi,” kata Tuchel.
Menurut Potter, pramusim tidak ideal itu adalah awal dari segalanya. Lalu, ketidakseimbangan terus berlanjut di tubuh klub dengan pembelian pemain baru pada jendela transfer musim panas dan pergantian manajer. Mantan manajer Brighton itu pun mengambil alih Chelsea di tengah jadwal padat klub menghadapi Liga Champions.
Sialnya, Potter menghadapi badai cedera terparah Si Biru dalam beberapa tahun terakhir. Begitu banyak pemain andalan yang menepi, antara lain bek sayap Reece James, gelandang N’golo Kante, serta bek pembelian teranyar Wesley Fofana.
AP/KIRSTY WIGGLESWORTH
Gelandang Chelsea, Mateo Kovacic, berteriak ke arah wasit pada laga Liga Inggris antara Chelsea dan Southampton di Stadion Stamford Bridge, London, 18 Februari 2033.
Badai masalah di Stamford Bridge ternyata tidak surut setelah Piala Dunia Qatar 2022. Potter justru merasa bebannya semakin berat saat musim berlanjut. Hal itu disebabkan oleh pembelian besar-besaran yang dilakukan pemilik klub Todd Boehly pada jendela transfer musim dingin.
Para pemain berpengalaman menceritakan pramusim lalu adalah yang terburuk bagi mereka.
”Tekanan, ekspektasi, dan kebisingan semakin meningkat setelah itu. Padahal, faktanya para pemain baru bukan sosok berusia 28 tahun yang telah bermain di 400 pertandingan Liga Inggris. Mereka masih muda dan butuh waktu adaptasi. Itulah posisi yang harus dihadapi,” jelas Potter.
Chelsea total sudah mendatangkan 15 pemain sejak musim panas lalu. Jumlah itu sudah cukup untuk membangun satu tim. Hanya 2 pemain di antaranya yang berusia lebih dari 25 tahun. Sementara itu, 10 pemain belum pernah merasakan atmosfer Liga Inggris.
AP/KIRSTY WIGGLESWORTH
Manajer Chelsea Graham Potter (kiri) meninggalkan lapangan usai Chelsea ditundukkan Southampton, 0-1, pada laga Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, London, 18 Februari 2033.
Mantan manajer legendaris Arsenal, Arsene Wenger, pernah berkata, membeli pemain memang mudah. Namun, sangat sulit untuk menyatukan para pemain baru ke dalam tim. Karena itu, Wenger sebisa mungkin tidak mendatangkan lebih dari 5 pemain dalam semusim selama 22 tahun menukangi Arsenal.
Di sisi lain, laga derbi ini bisa menjadi batu loncatan Potter untuk keluar dari krisis. Pertarungan tim sekota selalu memberikan energi lebih kepada para pemain, staf, dan pendukung. Adapun Spurs juga sedang tidak dalam performa terbaik. Mereka kalah 2 kali dari 3 laga terakhir.
Potter berkata, laga versus Spurs tidak akan menentukan masa depannya di Chelsea. Dia mengaku masih didukung penuh oleh manajemen klub. Meskipun begitu, Potter harus segera kembali ke jalur kemenangan jika tidak ingin nasibnya berakhir naas. Manajer sama seperti koki yang dituntut menyajikan makanan terbaik, apa pun hambatannya. (AP/REUTERS)