Mendambakan Ketua Umum PSSI yang Berani dan Berkomitmen
Kongres luar biasa pada 16 Februari 2023 diharapkan menjadi momen perubahan mendasar di tubuh PSSI. Keluarga besar sepak bola Indonesia mendambakan sosok pemimpin PSSI yang reformis dan berani.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, STEPHANUS ARANDITO
·4 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menerima perwakilan klub Liga 2 dan pemain dalam audiensi di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Keluarga besar sepak bola Indonesia sangat mendambakan sosok pemimpin PSSI yang berkomitmen kuat menghadirkan pembaruan dan berani memberantas anggota bermasalah. Tanpa komitmen itu, PSSI tidak akan berubah dan prestasi sepak bola Indonesia sulit meningkat.
Hal itu disampaikan sejumlah pengurus klub Liga 2 dan perwakilan pemain dari Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) ketika beraudiensi dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023). Mereka menilai, selama ini, PSSI kerap diisi ”orang-orang” lama, sebagian bahkan bermasalah.
Tak pelak, masalah demi masalah terus muncul. Terakhir, setelah Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa, Liga 2 dan 3 dihentikan akibat ketidakmampuan PSSI serta operator liga mencari terobosan dalam kondisi sulit.
”Animo masyarakat kita terhadap sepak bola sangat luar biasa, tetapi masalah demi masalah terus terjadi. Itu karena kepentingan orang-orang yang duduk di PSSI yang lebih dominan sehingga mengorbankan kepentingan sepak bola Tanah Air,” ujar Manajer Persipura Jayapura Yan Mandenas.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan perwakilan klub Liga 2 dan pemain melakukan konferensi pers usai audiensi di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Maka, Yan berharap Ketua Umum PSSI yang baru nantinya adalah orang yang bisa berkomitmen memutus lingkaran lama itu. ”Kalau tidak, sepak bola kita akan terus begini,” katanya.
Selain itu, katanya, pemimpin baru PSSI yang terpilih nantinya harus bisa menjalankan aturan atau regulasi yang ada. ”Kalau dijalankan dengan fair (adil), saya yakin sepak bola kita bisa maju, melahirkan banyak bibit-bibit unggul yang bisa membawa timnas meraih prestasi lebih baik ke depannya,” ujar Yan.
Adapun Presiden APPI Andritany Ardhiyasa menuturkan, dirinya tidak mementingkan siapa figur Ketua Umum PSSI nantinya. Baginya, siapa pun yang terpilih harus mampu membawa sepak bola Indonesia menjadi lebih baik, terutama menghadirkan industri sepak bola nasional yang lebih maju. Dengan demikian, semua pihak, tak terkecuali pemain, bisa memetik buah kesinambungan industri tersebut.
”Kita harus jujur, sepak bola kita belum ada prestasinya. Namun, masyarakat kita sangat mencintai sepak bola. Ketika masyarakat masih mencintai sepak bola, itu ada asa untuk sepak bola kita menjadi lebih baik lagi,” ujar Andritany, pemain yang berposisi kiper di klub Liga 1, Persija Jakarta.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH (DRI)
Kiper Persija, Andritany Ardhiyasa, saat berlatih membela timnas sepak bola Indonesia di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Semangat pembaruan juga diusung salah satu bakal calon Ketua Umum PSSI, Doni Setiabudi. CEO Bandung Premier League itu mendaftar untuk tiga posisi sekaligus di jajaran pimpinan PSSI, yaitu ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota komite eksekutif, menjelang penutupan pengembalian formulir pendaftaran, Senin pukul 18.00 WIB.
Doni pernah mendaftar bakal calon Ketua Umum PSSI pada periode 2019-2023, tetapi tidak lolos verifikasi karena tidak memenuhi syarat lima tahun mengelola sepak bola di berbagai jenjang. Jika terpilih, ia berjanji merombak pengurus lama di PSSI. ”Saya akan mencari figur direktur kompetisi atau Direktur Utama Liga Indonesia Baru yang sungguh berkapasitas,” ujarnya.
Doni datang ke kantor PSSI di Arena Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dengan mengenakan jersei timnas Indonesia pada siang hari dengan hanya didampingi dua asistennya. Dia akan bersaing dengan empat kandidat lain di posisi bakal calon ketua umum, yakni Erick Thohir, La Nyalla Mattalitti, Fary Djemy Francis, dan Arif Putra Wicaksono.
Kita harus jujur, sepak bola kita belum ada prestasinya. Namun, masyarakat kita sangat mencintai sepak bola. (Andritany Ardhiyasa)
Adapun di posisi wakil ketua, Doni akan bersaing salah satunya dengan Ratu Tisha Destria, mantan Sekretaris Jenderal PSSI. Selain Doni dan Tisha, ada 13 orang lainnya yang dicalonkan di posisi itu, antara lain Azrul Ananda.
KOMPAS/M IKHSAN MAHAR
Ratu Tisha, mantan Sekretaris Jenderal PSSI, melakukan wawancara kepada media seusai mendaftarkan diri sebagai bakal calon Wakil Ketua Umum PSSI 2023-2027 di Jakarta, Minggu (15/1/2023). Tisha bertekad membenahi sepak bola nasional.
Doni mengaku tidak sepopuler Nyalla dan Erick yang menjabat Menteri Badan Usaha Milik Negara. Dikonfirmasi Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Erick telah mendapat izin Presiden Joko Widodo. Adapun La Nyalla adalah Ketua Dewan Perwakilan Daerah sekaligus mantan Ketua Umum PSSI. Namun, Doni tetap percaya diri.
”Saya orang baru, juga Pak Erick. Pak Nyalla orang lama, Tisha juga. Kini, saatnya orang baru (memimpin PSSI) dan saya jadi kuda hitam,” kata Doni.
Adapun anggota DPR RI, Andre Rosiade, mendaftar wakil ketua umum. Menurut dia, PSSI membutuhkan manajemen yang lebih baik dengan pendekatan teknologi. Lalu, staf khusus Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, mendaftar calon anggota Komite Eksekutif PSSI. Pemilihan pimpinan PSSI periode 2023-2027 akan digelar pada 16 Februari 2023. (WKM)