Erick Thohir: Perlu Nyali Membenahi Sepak Bola Indonesia
Menteri BUMN Erick Thohir menjadi bakal calon Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Pengalaman panjang Erick mengelola klub nasional dan internasional menghadirkan harapan dalam pembenahan sepak bola Indonesia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Pembenahan tata kelola sepak bola menjadi motivasi mantan Presiden Inter Milan itu menjadi orang nomor satu di sepak bola Tanah Air.
Erick menyerahkan berkas kesediaan untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI, Minggu (15/1/2023), di kantor PSSI, Arena Gelora Bung Karno, Jakarta. Pemilik klub Liga Satu Inggris, Oxford United, itu datang sekitar pukul 10.50 WIB.
Kemudian, ia disambut oleh panitia pencalonan Ketua Umum PSSI di Lantai 6 Arena GBK. Penyerahan berkas itu memakan waktu sekitar 15 menit. Setelah itu, Erick melakukan konferensi pers di hadapan puluhan media yang telah menunggunya di lantai dasar Arena GBK.
"Sudah banyak teori dan konsep untuk sepak bola Indonesia. Yang harusnya dilakukan adalah bernyali untuk sepak bola yang bersih dan berprestasi. Itu yang penting sekarang," kata Erick membuka sesi konferensi pers itu.
Lebih lanjut, Erick mengungkapkan, dirinya sudah mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi proses pemilihan yang puncaknya terjadi pada Kongres Luar Biasa PSSI, 16 Februari mendatang. Ia pun bertekad untuk menghilangkan berbagai masalah yang selama ini menghambat perkembangan sepak bola nasional.
"Kami pastikan ke depan tidak ada tangan-tangan kotor. Kami siap bongkar-bongkar untuk perbaikan masa depan sepak bola Indonesia," ucap Erick.
Harapan besar
Pencalonan Erick menghadirkan harapan besar bagi pihak-pihak terlibat di dalam sepak bola Indonesia, terutama para pengusaha yang memiliki klub profesional. Sejak Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengumumkan rencana suksesi kepemimpinan di PSSI, Oktober lalu, Erick menjadi salah satu sosok yang didorong untuk membenahi sepak bola Indonesia yang telah berada di titik nadir.
Kami dukung Pak Erick karena kami yakin Pak Erick punya nyali untuk membenahi sepak bola Indonesia. (Raffi Ahmad)
Pengalaman Erick mengelola klub sepak bola internasional, seperti DC United di Amerika Serikat, Inter Milan di Italia, hingga Oxford United di Inggris, serta memegang saham klub nasional, di antaranya Persib Bandung dan Persis Solo, menjadi modal besar bagi Erick. Oleh karena itu, sejumlah pemimpin klub nasional memberikan dukungan langsung ketika Erick mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI.
Setidaknya ada enam petinggi klub nasional yang mendamping Erick menyerahkan formulir berkas pencalonan ketua umum PSSI. Mereka adalah Direktur Persib Bandung Teddy Tjahjono; Direktur Utama Persis Solo Kaesang Pangarep; pemilik Bali United, Pieter Tanuri; pemilik RANS Nusantara, Raffi Ahmad; pemilik Bekasi City, Atta Halilintar; dan Presiden Sriwijaya FC Hendri Zainuddin.
"Kami dukung Pak Erick karena kami yakin Pak Erick punya nyali untuk membenahi sepak bola Indonesia," ucap Raffi yang mengenakan seragam kandang RANS musim ini.
Sementara Teddy mengungkapkan, sepak bola Indonesia bukan ranah yang asing bagi Erick. Ia menjelaskan, Erick pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT Persib Bandung Bermartabat, perusahaan induk Persib, dalam periode 2009 hingga 2019. Erick mundur dari posisi itu setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai menteri BUMN, 2019 lalu.
Harapan anak muda
Adapun Atta menyatakan, Erick membawa harapan bagi anak-anak muda yang ingin sepak bola Indonesia membaik di masa depan. Ia optimistis jika Erick memimpin PSSI persoalan manajemen Liga, seperti terhentinya Liga 2 dan 3 di tengah jalan pada musim ini, tidak terjadi lagi.
"Pemain sepak bola Liga 2 dan 3 juga punya mimpi untuk bisa berkontribusi di sepak bola nasional. Banyak juga anak muda bermimpi menjadi pesepak bola dan pemain tim nasional. Atas dasar itu, kami dukung Pak Erick untuk membawa sepak bola lebih baik," kata Atta.
Hendri mengklaim, sudah ada 60 pemilik suara di Kongres Luar Biasa PSSI yang siap mendukung Erick menjadi ketua umum PSSI perideo 2023-2027. Jika itu benar, maka Erick telah memegang mayoritas suara dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang diikuti 87 pemilik suara.
Hal terpenting adalah kami harus bernyali untuk melakukan pembenahan. Setelah itu, semua sistem yang berada di sepak bola akan mengikuti. (Ratu Tisha)
Tak hanya pemilik klub, pada agenda pengembalian formulir kesediaan menjadi Ketua Umum PSSI, hadir pula belasan orang simpatisan Erick untuk menjadi pemimpin PSSI. Mereka mengenakan kaos putih dengan tulisan "Era Transformasi PSSI" dengan siluet wajah Erick di tampak depan kaos. Pada tampak belakang terdapat tulisan, "Sepak bola Indonesia harus punya mimpi besar".
Kembalinya Ratu Tisha
Sekitar setengah jam setelah Erick meninggalkan Arena GBK, mantan Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha, juga hadir untuk mengembalikan formulir sebagai bakal calon Wakil Ketua Umum PSSI. Tisha datang didampingi oleh sejumlah pemilik suara, di antaranya dari Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Banten, Asprov PSSI Maluku, PSIM Yogyakarta, Perserang Serang, dan Persekat Tegal.
Tisha menuturkan, tekadnya kembali ke pengurusan PSSI merupakan wujud dari aksi nyatanya terhadap kecintaan kepada sepak bola Indonesia. Menurut dia, menjadi pengurus PSSI adalah jalan yang paling tepat untuk langsung memberikan dampak bagi pembenahan sepak bola nasional.
"Hal terpenting adalah kami harus bernyali untuk melakukan pembenahan. Setelah itu, semua sistem yang berada di sepak bola akan mengikuti," ujar Tisha.
Bagi dia, PSSI harus menjunjung tinggi tiga asas dalam sepak bola, yakni disiplin, respek, dan adil, demi membenahi sepak bola Indonesia agar bisa lebih baik dan berprestasi.