Kemewahan Manchester City Terpampang di Stamford Bridge
Berkat kedalaman skuad istimewanya, Manchester City mencuri tiga poin dari Chelsea yang berjibaku dengan minimnya pilihan pemain akibat badai cedera.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, JUMAT – Kemenangan Manchester City atas Chelsea diinspirasi oleh dua pemain pengganti, Jack Grealish dan Riyad Mahrez. Laga itu menunjukkan betapa mewahnya skuad City. Dengan pilihan pemain berkualitas di cadangan, mereka seperti bisa memainkan dua tim berbeda dalam satu laga.
City menaklukkan tuan rumah Chelsea, 1-0, di Stamford Bridge, London, Jumat (6/1/2023) dini hari WIB. Gol semata wayang Mahrez dari umpan silang Grealish pada menit ke-63 sukses memecah kebuntuan City yang sempat kesulitan pada paruh pertama.
Manajer Manchester City Josep "Pep" Guardiola mengganti empat pemain sekaligus sebelum laga berlangsung selama sejam. Dia ingin mengubah sistem bermain City agar lebih tajam di lini depan. Hasilnya, hanya tiga menit setelah Grealish dan Mahrez masuk, City mencetak gol pembuka.
Berbanding terbalik dengan tim tuan rumah. Manajer Chelsea Graham Potter kehabisan pilihan saat momen kritis. Penyerang Raheem Sterling dan Christian Pulisic harus ditarik akibat cedera pada awal laga. Ditambah cederanya gelandang Mason Mount sebelum laga, mereka tidak bisa berbuat banyak.
Potter tepaksa menurunkan dua pemain remaja, Omari Hutchinson (19) dan Lewis Hall (19), lima menit setelah tertinggal. Kualitas tidak bisa berbohong. Kedua pemain itu memang memberi energi besar di lapangan. Namun, mereka gagal memanfaatkan momen penting, antara lain melambungnya tendangan Hall jelang akhir laga itu.
“Laga yang sulit, City berkualitas. Anda bisa melihat pemain yang datang dari cadangan dan langsung berdampak. Kami tidak berada dalam level yang sama soal itu. Kami kecewa, tetapi saat bersamaan cukup senang karena para pemain bisa memberi perlawanan, terutama pemain muda,” kata Potter.
Kedalaman skuad membuat City seolah bisa tampil dengan dua tim berbeda. Pada paruh pertama, mereka kurang efektif dengan formasi 3-2-4-1. Hal itu terutama akibat posisi tiga bek sejajar City, Nathan Ake, John Stones, dan Kyle Walker, saat membangun serangan. Alhasil, mereka tidak mampu mencatat satu percobaan tembakan pun pada 30 menit awal.
Kami terlalu ceroboh pada babak pertama, tidak menemukan ritme yang tepat. Anda tidak bisa berharap menang di tempat ini setelah bermain seperti itu pada 45 menit awal.(Pep Guardiola)
Serangan City selalu digagalkan Chelsea yang bertahan dengan garis pertahanan medium. Mereka terlalu fokus menyerang dari sayap kanan yang ditempati Joao Cancelo. Strategi memainkan Cancelo di lini serang, yang biasa berposisi sebagai bek sayap, ternyata kurang ampuh. Phil Foden, yang beroperasi di sisi kiri, kurang terlibat karena Ake bertahan terlalu dalam.
Guardiola langsung mengganti dua pemain sekaligus pada turun minum. Cancelo dan Walker diganti dengan bek tengah Manuel Akanji dan gelandang Rico Lewis. Formasi yang digunakan sama, tetapi pendekatannya berbeda. Lewis menggantikan peran gelandang jangkar milik Bernardo Silva, sementara Silva mengisi posisi Cancelo.
“Kami terlalu ceroboh pada babak pertama, tidak menemukan ritme yang tepat. Anda tidak bisa berharap menang di tempat ini setelah bermain seperti itu pada 45 menit awal. Tetapi, permainan lebih baik saat Rico masuk. Dia punya kemampuan untuk mengontrol lapangan lebih baik. Talentanya luar biasa,” kata Guardiola.
Selain peran Lewis, City jauh lebih ofensif karena hanya ada dua bek yang ditinggalkan saat membangun serangan. Ake lebih sering naik untuk membantu serangan sisi kiri. Hasilnya, mereka mengepung pertahanan Chelsea selama 15 menit setelah turun minum. Hujan peluang datang untuk “The Citizens”.
Lalu, Foden dan Silva ditarik keluar. Mahrez dan Grealish masuk. Kedua pemain pengganti itu dimasukkan agar serangan lebih menusuk. Mahrez, yang berkaki kidal, berada di posisi sayap kanan. Sementara Grealish, yang dominan dengan kaki kanan, di posisi kiri. Pola inverted winger itu memang menjadi kesukaan Guardiola.
Kata Grealish, masuk sebagai pemain pengganti adalah keuntungan tersendiri. “Saya mengobservasi apa yang dilakukan Phil dari bangku cadangan. Saya berpikir apa yang harus dilakukan saat masuk nanti. Tentunya, saya ingin selalu bermain sejak awal, tetapi saya tetap menikmati apa pun peran yang ditugaskan Pep,” tuturnya.
Chelsea seperti sudah ditakdirkan untuk kalah sejak awal laga. Sterling harus ditarik keluar hanya lima menit setelah sepak mula. Dia digantikan penyerang muda, Carney Chukwuemeka. “Si Biru” nyaris unggul lebih dulu jelang turun minum.
Pulisic menyusul Sterling pada menit ke-22, lalu digantikan penyerang yang sedang dalam penurunan performa, yaitu Pierre-Emerick Aubameyang. Adapun Aubameyang ditarik lagi pada menit ke-68 karena kurang berkontribusi.
Adapun penyerang City Erling Haaland tidak banyak berkontribusi. Pencetak gol terbanyak sementara Liga Inggris itu dijaga sangat rapat oleh duet bek Chelsea, Kalidou Koulibaly dan Thiago Silva. Jalur umpan kepadanya juga ditutup. Haaland mencatat tiga tembakan, tanpa satu pun tepat sasaran.
Berkat hasil itu, City memperkecil jarak ketinggalan menjadi 5 poin dengan pemuncak klasemen, Arsenal. Grealish dan rekan-rekan mengambil keuntungan dari hasil imbang Arsenal versus Newcastle, Rabu lalu. Sementara Chelsea masih terjebak di peringkat ke-10. (AP/REUTERS)