Laga Piala AFF 2022 antara Indonesia dan Kamboja jadi pertandingan pertama di Indonesia yang dihadiri penonton seusai Tragedi Kanjuruhan. Tampak, ada upaya pembenahan penyelenggaraan, tetapi masih jauh dari ideal.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasca-Tragedi Kanjuruhan, upaya pembenahan penyelenggaraan pertandingan sepak bola nasional dimulai dari laga antara Indonesia dan Kamboja pada penyisihan Grup A Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (23/12/2022). Dari pantauan lapangan, memang ada arah menuju perbaikan, tetapi penerapannya masih jauh dari ideal.
Berdasarkan pengamatan Kompas, pengamanan dibagi tiga wilayah, yakni ring pertama, kedua, dan ketiga. Sejumlah aparat Polri dan TNI berseragam tampak ikut berjaga di tiga wilayah tersebut. Memasuki area dalam stadion, ternyata masih terlihat beberapa aparat yang berseragam. Namun, jumlahnya tidak sebanyak petugas yang memakai kaus bertulis ”steward” di bagian punggungnya.
Petugas steward berkaus merah muda berdiri tersebar membaur dengan penonton di kursi tribune. Selain mata terus memperhatikan gerak-gerik penonton, mereka ikut mengarahkan dan membantu saat ada penonton yang menanyakan posisi tempat duduk atau menumpuk di jalur keluar-masuk. Lalu, sedikitnya ada 24 petugas steward berkaus dan rompi kuning yang berdiri tersebar menghadap sekeliling tribune.
Sekitar 10 menit sebelum tendangan mula, ada petugas yang mengumumkan tata tertib penonton di dalam stadion. Petugas itu meminta penonton menggunakan bahasa yang baik karena bisa berdampak buruk, terutama kepada penonton anak-anak.
Petugas pun melarang penonton melempar benda apa pun karena akan merugikan sesama penonton dan tim Indonesia. Penonton pun diminta menghormati lagu kebangsaan negara lawan dengan tidak menyorakinya selama lagu itu berkumandang.
Selain itu, penonton dilarang merokok konvensional dan elektronik. Penonton wajib menjaga kebersihan stadion dan tidak membunyi pluit karena bisa mengganggu jalannya laga, termasuk bisa merugikan tim Indonesia.
Kemudian, penonton diwanti-wanti tidak menyalakan suar atau petasan demi menjaga fokus atau konsentrasi tim dan untuk keselamatan bersama. Penonton juga tidak boleh berpindah-pindah tempat duduk dan berdiri. Penonton harus saling menghormati dan jaga diri masing-masing.
Usai pengumuman itu disampaikan, penonton memberikan respons positif dengan tepuk tangan yang meriah. Adapun pengumuman itu disampaikan tak lama sebelum Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana tiba di stadion.
Tidak patuh
Kendati demikian, tampaknya penonton tidak benar-benar mematuhi arahan tersebut. Terbukti, di awal laga, mereka menyoraki pemain Kamboja setiap kali memegang bola. Tak sedikit pula penonton yang berdiri. Sementara itu, petugas steward sesekali justru terpancing untuk menonton pertandingan, terutama saat penonton berteriak histeris menyaksikan Indonesia nyaris ataupun bisa mencetak gol.
Ketika jeda babak pertama ke babak kedua, tidak ada lagi pengumuman langsung, tetapi hanya lewat dua video rekaman yang disiarkan di dua layar raksasa dalam stadion. Satu video berisi mengenai tata tertib dalam stadion dan video lainnya tentang prosedur keselamatan tatkala ada insiden, yakni kalau ada kebakaran dan gempa bumi. Kedua video disiarkan cuma sekali dengan total durasi sekitar lima menit.
Memasuki babak kedua, kelompok suporter yang berspanduk Ultras Garuda di salah satu tribune belakang gawang menyanyikan yel-yel yang berisi sindiran kepada kepolisian. ”Pak Polisi tugasmu mengayomi… Pak Polisi… Pak Polisi… Jangan ikut kompetisi!,” bunyi lirik nyanyian yang diulang beberapa kali tersebut. Para suporter itu pun sempat membentangkan spanduk, antara lain bertuliskan ”Mereka Bukan Meninggal Tapi Dibunuh” dan ”Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan”.
Tak lama, menit ke-64, ada insiden antara suporter itu dan petugas keamanan. Ada sejumlah suporter yang turun ke lapangan dan seperti mengejar seseorang. Dari kejauhan terlihat, suporter itu berbicara dengan ekspresi tegang kepada petugas. Sebagian suporter itu tidak memakai baju dan sempat berjalan serta berinteraksi di hadapan tribune lainnya.
Peristiwa itu turut diwarnai aksi lemparan satu botol air mineral. Itu artinya masih ada penonton yang bisa membawa botol ke dalam stadion meskipun ada pemeriksaan ketat saat mau masuk stadion. Pada pengujung pertandingan, ada pagar pembatas di tribune belakang gawang lainnya yang ambruk karena dorongan suporter yang berdiri.
Di luar insiden-insiden itu, laga Indonesia dan Kamboja cenderung berlangsung kondusif dan aman. Boleh jadi, itu karena jumlah penonton yang hadir tidak terlalu banyak. Dari 30.000 tiket yang disediakan, penonton yang datang tercatat 25.322 orang. Situasinya mungkin akan berbeda ketika penonton yang datang lebih banyak, seperti 50.000 tiket yang disediakan untuk laga Indonesia dan Thailand, Kamis (29/12/2022).