Raih Perak Kejuaraan Dunia, Modal Eko Yuli Irawan Tampil di Olimpiade 2024
Lifter senior Indonesia, Eko Yuli Irawan, meraih 2 perak dan 1 perunggu kelas 61 kg Kejuaraan Dunia 2022. Hasil itu membuka asa Eko untuk tampil di Olimpiade 2024, yang bakal menjadi Olimpiade kelima dalam kariernya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Lifter Eko Yuli Irawan dari kelas 61 kilogram akan mewakili Indonesia merebut tiket menuju Olimpiade Paris 2024 di Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Bogota, Kolombia. Latihan ini rutin dilakukan tiap hari di Mess Kwini, Jakarta. Eko berhasil meraih 2 medali perak dan 1 medali perunggu kelas 61 kilogram dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kamis (8/12/2022) waktu Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS — Lifter senior Indonesia, Eko Yuli Irawan, meraih 2 medali perak dan 1 perunggu kelas 61 kilogram dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022 di Bogota, Kolombia, Kamis (8/10/2022) waktu Indonesia. Prestasi itu menjadi modal lifter berusia 33 tahun itu untuk mewujudkan target tampil di Olimpiade Paris 2024.
Sebab, kejuaraan itu menjadi salah satu ajang perebutan poin kualifikasi menuju Paris 2024. ”Perasaan saya belum puas, tetapi saya tetap bersyukur dengan hasil ini setidaknya bisa mulai mengumpulkan poin untuk tiket lolos ke Olimpiade,” ujar Eko.
Baca Berita Olimpiade Paris 2024
Ikuti informasi terkini seputar Olimpiade Paris 2024 dari berbagai sajian berita seperti analisis, video berita, perolehan medali, dan lainnya.
Tampil di Gran Carpa Americas Corferias, Eko meraih medali perak dengan total angkatan 300 kg dan perak clean & jerk dengan angkatan terbaik 165 kg, sedangkan perunggu dari snatch dengan angkatan terbaik 135 kg. Eko berada di bawah lifter China, Li Fabin, yang merebut 3 emas, yakni total angkatan 312 kg, clean & jerk 175 kg, dan snatch 137 kg.
Li Fabin pun berhasil memecahkan rekor dunia clean & jerk milik Eko dengan 174 kg yang diukir dalam Kejuaraan Dunia 2018 di Ashgabat, Turkmenistan, 3 November 2018. Li Fabin adalah rival terberat Eko saat ini, yang turut mengalahkan Eko dalam perebutan emas Olimpiade Tokyo 2020.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, ketika beraksi dalam nomor 61 kilogram putra cabang angkat besi pada SEA Games Vietnam 2021 di Hanoi Training Center, Hanoi, Vietnam, Jumat (20/5/2022).
Namun, pada ajang kali ini, Eko lebih baik dibandingkan lifter China lainnya, He Yueji, yang meraih perunggu total angkatan dengan 296 kg dan perak snatch dari angkatan terbaik 136 kg, serta unggul atas lifter Kolombia, Jhon Serna, yang mendapatkan perunggu clean & jerk dengan 164 kg.
Untuk evaluasi ke depan, saya harus mematangkan lagi teknik dan konsisten dalam peningkatan angkatan. Sebab, hasil ini menunjukkan bahwa Li Fabin sudah lebih siap, terbukti dia bisa memecahkan rekor dunia.
”Untuk evaluasi ke depan, saya harus mematangkan lagi teknik dan konsisten dalam peningkatan angkatan. Sebab, hasil ini menunjukkan bahwa Li Fabin sudah lebih siap, terbukti dia bisa memecahkan rekor dunia,” kat Eko.
Setelah Kejuaraan Dunia 2022, Eko akan mempersiapkan diri tampil dalam Kejuaraan Asia 2023 di Jinju, Korea Selatan, pada Mei tahun depan. Menurut aturan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), syarat untuk mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade 2024 antara lain atlet kelahiran sebelum 31 Desember 2009 dan patut turun di dua turnamen wajib (mandatory), Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2023 dan Piala Dunia Angkat Besi 2024.
Selain itu, atlet harus tampil minimal pada tiga ajang dari lima ajang yang ada, yakni Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2022, kejuaraan kontinental 2023, IWF Grand Prix I 2023, IWF Grand Prix II 2023, dan kejuaraan kontinental 2024. ”Untuk berikutnya, saya menyiapkan diri ke Kejuaraan Asia 2023 dan beberapa ajang lainnya. Harapan saya, tentu harus meningkatkan lagi total angkatan supaya poin saya tidak terkejar oleh lifter di bawah saya,” kata Eko.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, bersama medali emas yang diraihnya dalam nomor 61 kilogram putra cabang angkat besi pada SEA Games Vietnam 2021 di Hanoi Training Center, Hanoi, Vietnam, Jumat (20/5/2022).
Medali pertama
Dari total 12 wakil Indonesia, terdiri dari 5 putra dan 7 putri, Eko menjadi penyumbang medali pertama untuk Merah-Putih dalam Kejuaraan Dunia kali ini. Yunior Eko di kelas 61 kg, Ricko Saputra, berada di urutan kelima total angkatan dengan 293 kg (snatch 132 kg dan clean & jerk 161 kg).
Pada hari yang sama, lifter putri Juliana Klarisa berada di peringkat ke-11 kelas 55 kg dengan total angkatan 187 kg (snatch 82 kg dan clean & jerk 105 kg). Sementara itu, lifter putri andalan Indonesia, Windy Cantika Aisah, berada di urutan ke-15 kelas 49 kg dengan total angkatan 176 kg (snatch 80 kg dan clean & jerk 96 kg) pada laga Rabu (7/12/2022).
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Djoko Pramono mengatakan, Eko masih menjadi lifter nasional terbaik di kelasnya sejauh ini. Hal itu yang melatarbelakangi PB PABSI menyurati Kementerian Pemuda dan Olahraga agar Eko diberangkatkan ke Kolombia.
Djoko pun berkomitmen memprioritaskan Eko untuk bergabung ke pelatnas Olimpiade 2024 selepas Kejuaraan Dunia ini. ”PABSI tetap memberikan kesempatan Eko bergabung ke pelatnas agar bisa lebih fokus berlatih menghadapi Olimpiade 2024. Pada prinsipnya, kami tetap on the track mendukung atlet terbaik bergabung di pelatnas,” tutur Djoko.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Lifter nasional Eko Yuli Irawan ketika mengikuti latihan di pelatnas angkat besi PB PABBSI di Mako Marinir TNI AL, Jakarta, Senin (25/4/2022).
Terkait penampilan Windy, pelatih kepala tim Indonesia, Dirdja Wihardja, menyampaikan, lifter putri peraih perunggu Olimpiade 2020 itu sedang mengalami datang bulan. Itu yang membuat dia tidak tampil seperti biasanya. ”Windy tampil tidak maksimal karena mengeluh sakit perut karena datang bulan,” ungkap Dirdja. (*)