Spanyol mewaspadai semangat kebangkitan Jerman pada duel mereka, Senin dini hari. Pelatih Jerman Hansi Flick telah berbicara dari hati ke hati dengan para pemainnya, menyusul kekalahan dari Jepang.
Oleh
m ikhsan mahar dari Doha, Qatar
·4 menit baca
AP/MATTHIAS SCHRADER
Pelatih Jerman Hansi Flick (kanan) berbincang dengan pemainnya pada sesi latihan di Stadion Al-Shamal, Qatar, Jumat (25/11/2022). Mereka akan menghadapi Spanyol pada laga penyisihan grup Piala Dunia Qatar 2022, Senin (28/11/2022) dini hari WIB.
DOHA, KOMPAS — Dua tim elite dunia, Spanyol dan Jerman, bakal saling pukul pada Senin (28/11/2022) pukul 02.00 WIB, di Stadion Al Bayt, Al Khor, Qatar, demi tiket ke fase gugur Piala Dunia 2022. Meskipun sempat menang besar atas Kosta Rika, Pelatih Spanyol Luis Enrique amat mewaspadai potensi kebangkitan Jerman.
Sejatinya, Spanyol dan Jerman memakai resep yang sama di Piala Dunia 2022, yaitu tidak bergantung pada satu nama serta mengutamakan kolektivitas tim di atas segalanya. Namun, ramuan itu memberikan hasil berbeda bagi kedua tim di laga awal. Spanyol, bersama para pemain mudanya, tampil efektif saat memukul Kosta Rika, 7-0.
Sementara Jerman menemui jalan buntu untuk menembus permainan kompak Jepang. Mereka pun tumbang, 1-2. Enrique mengatakan, kemenangan di laga pertama belum memberikan makna apa pun bagi timnya. Meskipun unggul telak, Enrique meminta timnya menganggap laga itu sebagai satu kemenangan biasa. Ia tidak ingin timnya terlena hasil buruk Jerman di laga sebelumnya.
”Kami harus bisa menjaga suasana tim, jangan sampai merasa terlalu percaya diri. Jika itu terjadi, akan sangat berbahaya karena kami akan menghadapi Jerman yang memiliki kualitas luar biasa. Kualitas itu bisa dilihat dari empat bintang (tanda empat gelar juara dunia) di logo mereka,” ujar Enrique dalam konferensi pers, Sabtu (26/11/2022).
AP/JULIO CORTEZ
Pelatih Spanyol Luis Enrique memberikan keterangan pers di Doha, Qatar, sabtu (26/11/2022). Mereka akan menghadapi Jerman pada lanjutan penyisihan Grup E, Senin (28/11/2022) dini hari WIB.
Dani Olmo, gelandang Spanyol, sepakat dengan Enrique. Jerman, katanya, adalah tim yang sangat mendambakan permainan mendominasi. Oleh karena itu, menurut dia, Jerman adalah lawan yang tangguh. ”Kekalahan di laga pertama tidak bisa menjadi tolok ukur menilai Jerman. Mereka punya kualitas membalikkan keadaan, apalagi Jerman akan memaksa untuk menang nanti,” ungkap Olmo yang berkarier di Liga Jerman bersama RB Leipzig.
Berbekal hasil di laga pembuka, Enrique akan tetap mempertahankan mayoritas susunan 11 pemain utamanya di laga melawan Jerman. ”Motor” serangan Spanyol akan berada di kaki dua pemain remaja, Gavi dan Pedri Gonzalez.
Saya telah berbicara kepada pemain tentang banyaknya kesalahan yang mereka lakukan di laga pertama. Saya meminta mereka untuk memahami kembali filosofi permainan kami dan melakukan segalanya dengan tepat. (Hansi Flick)
Kehadiran mereka membuat Spanyol mencatatkan penguasaan bola yang fantastis pada laga melawan Kosta Rika, yaitu 81,9 persen. Jumlah penguasaan bola itu adalah yang tertinggi yang pernah dicatat Opta. Mereka melampaui rekor sebelumnya, yaitu 80,3 persen penguasaan bola, ketika Argentina melawan Yunani di edisi 2010.
Dominasi Spanyol
Dominasi Spanyol pada laga versus Kosta Rika itu juga dipengaruhi pilihan taktik Enrique yang memainkan Marco Asensio sebagai ujung tombak false nine sejak menit pertama. Maka, serangan Spanyol tidak terfokus ke satu titik. Bola pun mengalir lebih dinamis. Alvaro Morata, satu-satunya striker murni Spanyol, baru dimainkan pada babak kedua.
Menurut Enrique, Jerman dan Spanyol adalah tim dengan pola permainan serupa. Mereka sama-sama ingin mendominasi bola, menekan lawan dengan garis pertahanan tinggi, dan tampil dengan mobilitas. ”Saya senang jika kami bisa menguasai bola lebih baik dari mereka. Tetapi, jika berjalan sebaliknya, kami harus menyiapkan sejumlah solusi untuk mengatasi mereka demi raihan tiga poin,” ucap Enrique.
Spanyol menantang Jerman dengan rekor positif. Dalam tujuh pertemuan sebelumnya menghadapi Jerman, Spanyol menang lima kali, imbang sekali, dan hanya sekali kalah. Pada duel terakhir mereka di Piala Dunia, Spanyol menang 1-0. Kemenangan itu terjadi pada semifinal edisi Afrika Selatan 2010. Tim ”La Furia Roja” lantas menjadi juara saat itu.
Adapun ”Die Mannschaft” wajib mengalahkan untuk menjaga peluang lolos ke babak 16 besar. Jika mereka hanya meraup satu poin kontra Spanyol, lalu Jepang membekap Kosta Rika pada laga lainnya, Jerman akan pulang lebih dini. Jepang adalah tim kedua yang mengalahkan Jerman di laga pembuka Piala Dunia. Tim pertama yang melukai Jerman pada partai perdana di pentas sepak bola terakbar adalah Meksiko pada edisi Rusia 2018.
Pada edisi Rusia 2018, Die Mannschaft gagal bangkit dan mengakhiri turnamen itu dengan berada di posisi terakhir fase grup. Capaian Jerman itu menjadi yang terburuk saat tampil sebagai juara bertahan.
Pelatih Jerman Hans-Dieter ”Hansi” Flick berkata, timnya berusaha untuk memperbaiki sejumlah kesalahan yang diciptakan pemainnya pada laga melawan Jepang. Ia menegaskan, para pemainnya harus percaya diri dengan kemampuan mereka dan menjalankan rencana permainan dengan baik.
”Saya telah berbicara kepada pemain tentang banyaknya kesalahan yang mereka lakukan di laga pertama. Saya meminta mereka untuk memahami kembali filosofi permainan kami dan melakukan segalanya dengan tepat,” kata Flick.
Mantan pelatih Bayern Muenchen itu juga mengumpulkan pemainnya untuk berbicara dari hati ke hati tentang kekecewaan mereka pada duel melawan Jepang. Cara itu, ujarnya, membantu skuad Jerman tetap bersatu di masa sulit saat ini. Duel versus Jepang menunjukkan kembali kelemahan Jerman yang tidak memiliki penyerang murni yang tangguh. Kekurangan itu membuat Jerman hanya bisa mencetak gol melalui gelandang Ilkay Guendogan yang sukses mengeksekusi tembakan penalti.
Pada laga itu, Jerman mengkreasikan 26 peluang, tetapi hanya sembilan di antaranya yang tepat sasaran. ”Catatan statistik itu sudah masa lalu. Hal terpenting bagi kami adalah fokus mempersiapkan diri, membenahi kekurangan, dan mengevaluasi hal yang belum berjalan demi tampil lebih baik melawan Spanyol,” tutur Flick.