Persimpangan Jalan Garnacho, Bintang Muda Manchester United
Alejandro Garnacho mencuri perhatian "fans" Manchester United saat membantu timnya menang 4-2 atas Aston Villa. Ia dituntut tetap mempertahankan performa mengingat banyak bintang muda MU yang layu sebelum berkembang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
Umpan terukur Alejandro Garnacho (18), yang berujung gol penutup Manchester United dalam kemenangan 4-2 atas Aston Villa, sekaligus membuka percabangan hidupnya. Pemain berpaspor Argentina itu berada di antara dua pilihan, berkembang menjadi bintang masa depan atau layu sebelum mekar, seperti halnya pemain-pemain muda MU terdahulu.
Tampil dari bangku cadangan, Garnacho berkontribusi besar bagi MU saat menjamu Villa di babak ketiga Piala Liga Inggris di Stadion Old Trafford, Jumat (11/11/2022) dini hari WIB. Ia memang tidak mencetak gol di laga tersebut. Namun, Garnacho membuat dua asis penting yang menentukan kemenangan tim “Setan Merah”.
Satu asisnya dimaksimalkan menjadi gol oleh Bruno Fernandes yang membuat MU kembali unggul 3-2, setelah sempat beberapa kali tertinggal. Terakhir, ia melepaskan umpan panjang terukur yang mampu dikonversi menjadi gol oleh Scott McTominay. Bermain selama 28 menit, Garnacho menciptakan 23 sentuhan dan 13 operan yang semuanya sukses mencapai sasaran.
Garnacho bergabung dengan Akademi MU pada 2020 dari Atletico Madrid. Pemain berkaki kidal ini lebih dulu memperkuat tim muda MU. Di sana, ia lebih sering dimainkan sebagai gelandang sayap kiri. Posisi itu dulunya ditempati Cristiano Ronaldo pada masa awalnya membela MU. Maka, tidak sedikit fans MU yang mengelu-elukan Garnacho akan mewarisi nomor punggung 7 di klub itu.
Garnacho mendapat kesempatan debut bersama tim senior MU di laga melawan Sheriff Tiraspol, bulan lalu. Gagal berkontribusi saat melawan Tiraspol, Garnacho menjawab kepercayaan Manajer MU Erik Ten Hag dengan mencetak gol semata wayang kemenangan MU atas Real Sociedad, sepekan setelah melawan Tiraspol.
Ten Hag tidak memungkiri bakat besar yang dimiliki pemain kelahiran Madrid, Spanyol, itu. Hanya saja, Ten Hag menilai keberhasilan kariernya di “Teater Impian” bergantung pada sikap dan kemauannya dalam berlatih.
“Anda dapat melihat dia memiliki kemampuan dan dapat berkontribusi pada sepak bola menyerang. Dia juga memiliki sesuatu yang bisa membuka lini pertahanan (lawan) yang kompak. Tetapi, perkembangan kariernya tergantung pada pendekatan dan psikapnya. Jika ingin meningkat setiap hari, maka dia harus melakukan hal yang benar dalam gaya hidupnya,” kata Ten Hag, dikutip dari BBC Sport.
Datang terlambat
Perkataan Ten Hag merujuk pada kesan awal yang buruk dari Garnacho saat bergabung dengan skuad senior MU. Kala itu, Garnacho sempat mengecewakan Ten Hag karena dua kali datang terlambat saat berlatih.
Perilaku Garnacho itu sempat juga menjadi sorotan wakil kapten MU, Bruno Fernandes. Menurut Fernandes, sikap itulah yang membuat Garnacho tidak langsung mendapat kepercayaan untuk tampil di awal musim. Ia harus menunggu hingga laga melawan Tiraspol untuk menciptakan debutnya di skuad senior MU.
“Sekarang dia mendapatkan peluangnya karena dia berlatih lebih baik dan memiliki sikap yang berbeda. Dia pantas mendapatkan kesempatan ini. Semua orang sangat senang untuknya dan senang dengan golnya,” kata Fernandez dikutip dari Sky Sports.
Penampilan gemilang Garnacho saat melawan Villa membuat semua mata kini tertuju padanya. Keyakinan para pendukung MU bahwa dirinya bisa menjadi bintang di masa depan semakin membebani pundaknya. Maka itu, persimpangan jalan kehidupan mengampiri Garnacho. Ia kini berada dalam pilihan untuk berkembang atau layu sebelum waktunya.
Karier Greenwood terjun bebas setelah kasus itu. Banyak sponsornya yang kemudian memutuskan kontrak. Ia pun tak lagi menjadi bagian dari rencana MU.
Pilihan itu tidak aneh mengingat rekam jejak MU yang begitu banyak mengorbitkan bakat-bakat muda yang digadang-gadang menjadi bintang. Tetapi, performa mereka selalu tidak sesuai harapan sebelum mencapai puncak. Pengaaman itu pernah terjadi pada dua calon bintang MU sebelumnya, Mason Greenwood dan Federico Macheda.
Greenwood juga merupakan pemain sayap kanan yang berpotensi menjadi tulang punggung MU di masa depan. Pada musim 2020-2021, ia mencatatkan 52 penampilan dan 12 gol.
Capaian itu cukup menjanjikan bagi seorang pemain berusia 19 tahun kala itu. Namun, tidak lama kemudian, karier Greenwood meredup. Bukan karena masalah di lapangan, melainkan perilakunya di luar lapangan.
Kasus Greenwood
Greenwood sempat berurusan dengan aparat penegak hukum karena terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap kekasihnya. Ia ditangkap Kepolisian Inggris dan kemudian bebas secara bersyarat. Karier Greenwood terjun bebas setelah kasus itu. Banyak sponsornya yang kemudian memutuskan kontrak. Ia pun tak lagi menjadi bagian dari rencana MU.
Pengalaman paling ikonik dan mungkin mirip dengan Garnacho terjadi pada Macheda. Penyerang tengah berpaspor Italia itu sempat melambungkan asa pendukung MU saat mencetak gol kemenangan 3-2 atas Villa.
Gol Macheda itu begitu diingat pendukung MU hingga saat ini. Namun, gol itu rupanya menjadi awal dari keruntuhan karier Macheda yang langsung berpindah-pindah klub karena gagal mempertahankan performa bersama MU.
Mengingat apa yang terjadi pada Greenwood dan Macheda, Garnacho mengerti betul bahwa kelanjutan kariernya akan sangat bergantung pada dirinya sendiri. Klub sebesar MU menyediakan jalan bagi pemain untuk menjadi besar. Sebaliknya, bila tak mampu memenuhi ekpektasi dan mempertahankan performa, karier seorang pemain muda bisa meredup dengan cepat bak komet yang datang sesaat.