Pandemi Covid-19 menyadarkan masyarakat akan pentingnya berolahraga. Kesadaran tersebut membuat fasilitas olahraga dipadati sejumlah masyarakat mulai dari anak-anak hingga lanjut usia.
Oleh
Christina Mutiarani Jeinifer Sinadia
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pandemi Covid-19 menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dengan berolahraga. Selain itu, ketersediaan fasilitas olahraga yang memadai menambah animo warga. Fasilitas olahraga yang memadai juga dijadikan mereka sebagai area rekreasi keluarga diakhir pekan.
Pada Minggu (16/10/2022) sore, sejumlah masyarakat mulai dari anak-anak hingga lanjut usia tampak meramaikan jalan lingkar luar Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) untuk berolahraga dan berekreasi. Warga mulai memadati kawasan itu sejak pukul 14.00 WIB.
Hadi (61), warga Jakarta, mengakui, pandemi Covid-19 mendorong dirinya untuk rutin berolahraga. Sebelum pandemi, ia tidak intens berolahraga. “Setelah pandemi, saya semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan,” ucap Hadi.
Kini, Hadi dan istrinya Rita (60), memiliki jadwal dua kali dalam seminggu mengitari kawasan GBK. Area GBK dianggapnya sebagai lokasi yang tepat untuk berolahraga.
“Motivasi saya dan istri untuk berolahraga adalah demi kesehatan. Kemudian, kami berbahagia memiliki kawasan seluas (arena olahraga) ini, jadi oksigennya baik. Kalau olahraga di pinggir jalan kan sudah tercampur asap kendaraan,” kata Hadi disela-sela aktivitas jalan sehatnya.
Begitu juga dengan Amerikanuddin Zulkifli (39), seorang karyawan BUMN. Saat ditemui di tengah aktivitas larinya, ia mengaku sudah delapan bulan aktif berolahraga untuk menjaga kesehatannya.
“Saya selalu lari di GBK karena jalurnya rata, gratis, dan dekat dari rumah,” kata Amerikanuddin.
Ia memilih lari sebagai aktivitas olahraganya karena lebih mudah menghasilkan keringat dan praktis. Aktivitas itu dilakukannya bisa lebih dari tiga kali dalam seminggu. Sebelum pandemi, ia juga aktif berolahraga tenis meja, namun, terhenti saat pandemi melanda.
Aktivitas olahraga masyarakat di kawasan GBK tergolong beragam. Pada pukul 18.00 WIB tampak sejumlah masyarakat bermain bola voli dan bulu tangkis. Ratu (26) dan pacarnya, Todi (26), memilih bulu tangkis sebagai aktivitas olahraga. Mereka mengatakan, selalu menyempatkan waktu sekali dalam seminggu untuk berolahraga.
“Olahraga itu penting buat kesehatan. Saya juga kan jarang bergerak kalau di kantor. Kebanyakan duduk, jadi seminggu sekali selalu nyempetin waktu buat bergerak, mencari keringat. Kebetulan, saya senang main bulu tangkis, jadi mengajak pacar buat main bareng,” ucap Ratu.
Ratu menilai, kawasan GBK merupakan arena olahraga yang menyegarkan bagi masyarakat. “Alangkah baiknya, toko-toko yang jualan minuman dan makanan itu ditambah. Biar tempat istirahatnya enggak menumpuk di satu lokasi,” ujar Ratu.
Hipogenetik
Akademisi Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Yogyakarta, Djoko Pekik Irianto, mengatakan, olahraga masyarakat perlu diperjuangkan agar menjadi sebuah gaya hidup. Hal itu karena rendahnya tingkat kebugaran masyarakat.
“Tingkat kebugaran masyarakat itu rendah karena hipogenetik atau masyarakat kurang gerak. Hipogenetik itu disebabkan oleh malas gerak atau bahasa sekarangnya mager. Pemerintah punya tugas mendorong kesadaran masyarakat untuk berolahraga,” kata Djoko.
Pandemi dinilai memiliki dampak positif karena meningkatkan kesadaran akan pentingnya berolahraga. “Peningkatan itu akan dikatakan baik apabila signifikan. Tingkatan kebugaran seseorang itu akan dikatakan baik apabila dia mempunyai kebiasaan berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu,” ucap Djoko saat dihubungi dari Jakarta.
Motivasi saya dan istri untuk berolahraga adalah demi kesehatan. Kemudian, kami berbahagia memiliki kawasan seluas ini, jadi oksigennya baik.
Pada tahun 2021, Pusat Riset Kependudukan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyebutkan, pandemi menaikkan popularitas dan durasi olahraga di rumah. Masyarakat merasa lebih sehat, baik secara fisik maupun mental. Di samping itu, olahraga secara teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap serangan Covid-19
Pada laman resminya, BRIN mencatat, lari dan berolahraga di rumah (home workout) menjadi jenis olahraga yang paling populer. Menyusul olahraga berkelompok seperti sepak bola, bulu tangkis, bola voli, dan lain-lain.
Area rekreasi
Abi (29), seorang pekerja wiraswasta, mengatakan, lingkar luar stadion utama GBK adalah lokasi yang tepat untuk berolahraga bersama keluarga. “Tiga minggu belakangan ini saya dan istri berolahraga di sini. Lari keliling stadion saja sambil bermain sama anak, seperti kejar-kejaran,” kata Abi sambil menggendong anaknya yang berusia balita.
Terkait dibukanya GBK bagi masyarakat umum, dinilai baik oleh Abi. Baginya, kebijakan tersebut menambah referensi arena rekreasi sehat untuk masyarakat, khususnya keluarga. “Senang sih, GBK sudah dibuka untuk umum. Jadi, enggak harus tunggu ada pertandingan dulu baru bisa ke sini,” tutur Abi.
Hal serupa juga dikatakan oleh Alvin (45) dan Astri (40) saat ditemui di area pintu timur GBK. Pasangan suami istri itu, membawa anak mereka Tahir (3) untuk berekreasi. Tepat pukul 14.30 WIB, Alvin terlihat bermain bersama Tahir sembari memberi makan ikan mas di kolam kecil, di depan pagar area pintu timur GBK.
“Suasana di sini (di GBK) enak sih. Pemandangannya hijau, bersih, udaranya lebih baik, kawasannya juga luas,” kata Alvin.
Astri, istrinya, menambahkan, GBK adalah sarana olahraga keluarga yang murah dan mudah untuk diakses karena lokasinya yang terletak di tengah kota. “Saya sih lebih memilih ke sini (ke GBK), ketimbang rekreasi di mal. Bosan kalau di mal, kalau di sini kan ada banyak pilihan, bisa keliling di sini atau di luar area ini, bisa juga ke hutan kota,” kata Astri, saat memberikan sebungkus jus mangga kepada Tahir.
Sebagai masyarakat yang sering menggunakan fasilitas GBK, Alvin dan Astri menyarankan, alangkah baiknya semua akses masuk yang mengitari area GBK dibuka, khususnya pada akhir pekan. “Biar kita enggak perlu memutar kalau mau masuk ke sini. Biar lebih gampang saja, kan area ini terbuka untuk umum dan gratis. Jadi, lebih baik dibuka aja, enggak perlu di gembok,” ujar Astri.
Pengunjung GBK lainnya, Ajeng (32), mengharapkan adanya taman bermain khusus anak di GBK. Selain itu, alangkah baiknya apabila ada ruang laktasi di area luar stadion.
Ajeng mengaku, ia dan keluarga terbilang sering mengunjungi GBK. “Sekarang GBK sudah jauh lebih bersih dan enak buat rekreasi keluarga. Saya sering ke sini (ke GBK) untuk bawa anak saya bermain sepatu roda,” ujar Ajeng.
Terkait kesadaran masyarakat untuk menggunakan fasilitas olahraga, dipandang baik oleh Djoko. Kepada pemerintah, Djoko menyarankan untuk menjadikan antusiasme masyarakat ini sebagai momentum perubahan.
“Baik pemerintah pusat dan daerah harus memerhatikan ketersediaan fasilitas olahraga yang bisa diakses kapan saja, mudah, murah, dan aman,” ujarnya.