Raviandi Membuka Jalan Panjat Tebing Nomor ”Lead” Menuju Tren Positif
Pemanjat ”lead” Indonesia, Ravinadi Ramadhan, berharap tren positifnya dalam Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di Indonesia bisa dijaga. Prestasi itu bukti bahwa atlet ”lead” Indonesia punya potensi bersaing jika dipercaya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah membuat kejutan berhasil menembus final nomor perlombaan lead seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, pemanjat lead Indonesia, Raviandi Ramadhan, gagal membuat kejutan kedua di babak pamungkas, Senin (26/9/2022). Dalam final, pemanjat berusia 19 tahun itu harus puas berada di urutan kedelapan dari delapan finalis karena jatuh di poin (pegangan) pada dinding panjat ke-22+ atau saat berupaya berpindah ke poin ke-23.
Walau belum bisa menjadi yang terbaik, Raviandi telah mencatatkan tinta emas untuk dunia panjat tebing lead Indonesia di level internasional. Dia menjadi pemanjat pertama Indonesia yang lolos final seri Piala Dunia sejak ajang ini dimulai perdana pada 1989. Lebih luar biasa, dirinya melakukan itu dalam kesempatan pertamanya ikut Piala Dunia.
Raviandi berharap aksinya itu membuka mata para pengambil kebijakan panjat tebing Indonesia agar mulai memberikan perhatian lebih besar pada pembinaan lead nasional. Pemanjat kelahiran Jakarta, 23 November 2002, itu sudah membuka jalan tren positif dan ingin tren ini dipelihara serta terus ditingkatkan.
”Saya bangga dengan prestasi saya di sini karena ini untuk pertama kalinya saya ikut Piala Dunia. Indonesia punya banyak atlet lead maupun boulder berbakat. Semoga dengan tren positif saya ini, itu akan berdampak baik untuk atlet-atlet lain (tim lead) ke depannya,” ujar Raviandi ditemui seusai menjalani final.
Karena ini Piala Dunia pertamanya dan bermain di babak bergengsi, Raviandi mengaku agak gugup. Hal itu membuat pergerakannya cenderung terburu-buru dan kurang mantap dibandingkan dengan peserta lain yang jauh lebih berpengalaman.
Karena ini perlombaan terbesar yang pernah saya ikuti, saya sedikit demam panggung. Jadinya, saya kurang fokus dan lebih ceroboh. Tetapi, saya mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal kalau diberi kesempatan tampil di ajang-ajang internasional lainnya.
”Karena ini perlombaan terbesar yang pernah saya ikuti, saya sedikit demam panggung. Jadinya, saya kurang fokus dan lebih ceroboh. Tetapi, saya mendapatkan banyak pengalaman untuk bekal kalau diberi kesempatan tampil di ajang-ajang internasional lainnya,” ungkap Raviandi yang membela Papua pada Pekan Olahraga Nasional Papua 2021.
Raviandi bukan anggota pelatnas. Dia berstatus atlet daerah yang mendapatkan kesempatan dari Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) untuk tampil di seri ke-12 Piala Dunia. Kesempatan itu diberikan karena Raviandi meraih emas lead dan emas boulder pada Sirkuit Nasional 2022 di Jakarta, Agustus lalu.
Selama ini, Raviandi berlatih mandiri bersama klub Indoclimb di FX Sudirman, Jakarta. Bahkan, sebulan sebelum seri ke-12 Piala Dunia, dia melakukan persiapan sendiri. Nyatanya, dirinya mampu tampil memukau di Piala Dunia. Bahkan, prestasi Raviandi melampaui pemanjat lead terbaik pelatnas saat ini, yakni Musauwir, yang harus puas berada di urutan ke-19 dalam klasemen akhir semifinal.
Maka itu, Raviandi berharap bisa membuka jalan agar pembinaan lead di daerah lebih diperhatikan. Menurut dia, secara teknik pemanjat lead Indonesia tidak kalah dengan pemanjat elite dunia. Hanya, atlet-atlet nasional kurang mendapatkan jam terbang sehingga mentalnya belum terasah.
”Semoga nantinya, atlet lead ataupun boulder Indonesia bisa lebih sering tampil di Piala Dunia seperti atlet-atlet speed sekarang. Dengan lebih sering berkompetisi di ajang internasional, atlet lead bisa mengembangkan diri dengan belajar teknik-teknik baru dari atlet luar, beradaptasi dengan poin-poin standar dunia yang perkembangan pesat, dan terbiasa menghadapi jalur dengan grade (tingkat kesulitan) berbeda-beda,” tutur Raviandi, yang yakin tim lead bisa saja meraih tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Kepercayaan lebih besar
Ketua Umum PB FPTI Yenny Wahid mengatakan, prestasi Raviandi meyakinkan PB FPTI untuk menaruh kepercayaan lebih besar kepada tim lead. Selama ini, karena segala keterbatasan yang ada, FPTI cenderung lebih fokus kepada tim speed. Apalagi, secara realistis, speed yang lebih jelas ada ataupun berpotensi menyumbang prestasi.
Terbukti, pemanjat speed Indonesia, Veddriq Leonardo, dua kali berturut-turut menjuarai Piala Dunia dalam dua musim terakhir. Adapun rekan Veddriq di pelatnas, Kiromal Katibin, lima kali beruntun memecahkan rekor dunia speed. Dia masih memegang rekor itu dengan waktu 5,009 detik.
Akan tetapi, Raviandi menunjukkan bahwa sejatinya pemanjat lead Indonesia juga punya peluang berprestasi di level internasional. ”Ini di luar dugaan. Karena kami tidak ada target untuk lead selain mengharapkan Musauwir bisa memperbaiki peringkatnya. Ini malah Raviandi bisa menembus final. Saya sangat terharu karena ini prestasi terbaik yang pernah didapat Indonesia di perlombaan lead Piala Dunia,” tutur Yenny dengan mata berkaca-kaca dan suara bergetar.
Yenny menyampaikan, untuk Piala Dunia musim 2023, pihaknya akan memberi kesempatan tim lead lebih sering mengikuti seri-seri yang ada. Dia pun bakal berusaha lebih banyak lagi mencari atlet-atlet di daerah agar bisa mendapatkan ”Raviandi” yang baru. ”Raviandi membuktikan bahwa atlet daerah bisa memberikan prestasi kalau diberi kepercayaan. Artinya, kita perlu mencari lagi sosok seperti dia yang pasti banyak di daerah, tetapi belum terjaring,” ucap Yenny, yang turut menjanjikan Raviandi masuk pelatnas.
Pesan pemanjat dunia
Dari final lead seri ke-12 Piala Dunia, pemanjat Jepang, Ao Yurikusa, menjadi juara di putra dengan raihan poin ke-29, disusul rekan senegaranya, Masahiro Higuchi (poin ke-28), dan pemanjat Jerman, Sebastian Halenke (poin ke-28). Di putri, pemanjat Slovenia, Janja Garnbret, tak terbendung menjadi juara dengan mencapai puncak lintasan, disusul pemanjat Korea Selatan, Seo Chae-hyun (poin ke-40), dan pemanjat Slovenia lainnya, Mia Krampl (poin ke-35+).
Secara keseluruhan, pemanjat Slovenia, Luka Potocar, menjadi juara lead Piala Dunia musim ini dengan 3.860 poin, disusul pemanjat Jepang, Taisei Homma (3.835 poin), dan pemanjat Amerika Serikat, Jesse Grupper (3.812 poin). Di putri, Garnbret menjuarai musim ini dengan 5.805 poin, disusul Seo Chae-hyun-(4.405 poin), dan pemanjat Amerika Serikat, Natalia Grossman (3.370 poin).
Janja Garnbret seusai semifinal, Minggu (26/9/2022), mengatakan, dunia panjat tebing Indonesia sudah berkembang pesat, terutama di speed. Untuk lead ataupun boulder, pemanjat Indonesia dianggap punya potensi besar. ”Atlet lead Indonesia hanya perlu lebih sering berkompetisi agar bisa terus mengasah kemampuan dan pengalaman. Mereka perlu terus bersenang-senang dalam lomba dan menikmati prosesnya,” pungkas peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 tersebut.