Momentum Merayakan Kebersamaan Melalui Piala Dunia Panjat Tebing
Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, 24-26 September, telah dibuka. Ajang olahraga internasional ini diharapkan membawa efek positif pada masyarakat yang mengalami masa sulit selama pandemi Covid-19.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Setelah melewati masa-masa sulit selama pandemi Covid-19 dan segala persoalan dunia yang turut berefek negatif kepada Indonesia, masyarakat butuh banyak ruang untuk kembali tersenyum. Olahraga dinilai sebagai wadah relaksasi yang paling mudah diakses. Maka itu, selain untuk mengejar prestasi, seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, 24-26 September diharapkan bisa ikut menyebarkan keceriaan kepada masyarakat.
Setelah melewati pandemi, konflik (yang ada di sejumlah belahan dunia), dan inflasi (ekonomi), dunia butuh banyak ruang untuk kembali tersenyum. Piala Dunia kali ini diharapkan bisa menjadi salah satunya. Dengan ajang ini, mari kita turut merayakan kebersamaan dan kemanusiaan.
"Setelah melewati pandemi, konflik (yang ada di sejumlah belahan dunia), dan inflasi (ekonomi), dunia butuh banyak ruang untuk kembali tersenyum. Piala Dunia kali ini diharapkan bisa menjadi salah satunya. Dengan ajang ini, mari kita turut merayakan kebersamaan dan kemanusiaan," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) Yenny Wahid dalam sambutan pembukaan seri ke-12 Piala Dunia, Sabtu (24/9/2022).
Yenny mengatakan, menjadi tuan rumah salah satu seri Piala Dunia adalah mimpi yang menjadi kenyataan untuk Indonesia. Ajang itu sejatinya akan digelar di Indonesia tahun lalu tetapi tertunda karena pandemi dan baru terealisasi tahun ini. Dalam seri ke-12 Piala Dunia kali ini, ada sekitar 200 atlet dari 27 negara yang berpartisipasi.
Sebagai tuan rumah, Indonesia tidak hanya ingin sukses sebagai penyelenggara. Tim Merah-Putih pun mengincar prestasi tertinggi dalam nomor perlombaan speed. Dalam Piala Dunia ini, ada dua nomor yang dilombakan, yakni speed dan lead. "Kita ingin menunjukkan bahwa kita mampu untuk naik lebih tinggi, lebih kuat, dan lebih cepat," kata Yenny.
Presiden Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) Marco Maria Scolaris menuturkan, beberapa tahun lalu, Sekretaris Jenderal IFSC Debra Gawrych datang ke Indonesia untuk melihat pelaksanaan cabang panjat tebing di Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Waktu akan meninggalkan Indonesia, IFSC berjanji akan datang lagi ke Indonesia dengan membawa Piala Dunia ke sana. Sekarang, janji itu bisa diwujudkan.
Sebagaimana harapan Yenny yang terinspirasi dari moto Olimpiade, yakni hendiatris citius, altius, fortius, yang berarti lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih kuat, Maria berharap itu bisa menjadi inspirasi bersama setelah dunia mengalami fase turbulensi akibat perubahan iklim, konflik atau perang, dan pandemi. Itu dinilai jauh lebih penting dari persaingan yang terjadi dalam Piala Dunia sekalipun.
Setidaknya, dunia sudah mampu melewati masa gelap akibat pandemi. Orang-orang mampu beradaptasi untuk melindungi diri sendiri dan orang lain sehingga berada dalam jalur menuju kondisi normal. Rentetan seri Piala Dunia musim ini pun bisa berjalan dengan baik.
Seri ke-12 Piala Dunia kali ini adalah seri penutupan untuk perlombaan speed maupun lead musim ini. Adapun seri ke-13 Piala Dunia di Morioka-Iwate, Jepang, 20-23 Oktober mendatang merupakan seri penutup keseluruhan musim ini yang hanya memperlombakan kombinasi lead dan boulder. "Di tengah penyelenggaraan G20 di Indonesia (puncaknya di Bali, 15-16 November 2022), kami berharap Piala Dunia di sini bisa turut membawa pesan perdamaian dan saling menghormati," ungkap Maria.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyampaikan, dirinya bangga Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia. Hal itu kian menahbiskan panjat tebing sebagai olahraga prioritas di Indonesia, sebagaimana sudah tertuang dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Kami berharap atlet kita bisa mempertahankan prestasi yang sudah diraih di Piala Dunia ini, yakni mempertahankan predikat juara dunia (Veddriq Leonardo pada musim lalu) dan mempertahankan bahkan mempertajam lagi rekor dunia (milik Kiromal Katibin). Kami pun berharap ajang ini bisa dioptimalkan untuk mempersiapkan atlet meraih medali di Olimpiade Paris 2024," tegas Zainudin.