RI Cari Pijakan untuk Kualifikasi Panjat Tebing Olimpiade Paris 2024
Tim panjat tebing Indonesia berusaha agar pemanjat terbaik nomor speed bisa mengamankan 10 besar klasemen akhir Piala Dunia musim ini. Tujuannya, agar Indonesia bisa mengirim wakil lebih banyak di musim depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam edisi ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park Jakarta, 24-26 September 2022, Indonesia berusaha mengamankan posisi pemanjat terbaik nomor speed pada 10 besar klasemen akhir musim ini. Setiap pemanjat yang masuk 10 besar klasemen akan mendapatkan wild card untuk tampil di musim berikutnya.
Dengan begitu, negara bersangkutan akan berkesempatan mengirim wakilnya lebih banyak dalam kualifikasi ketiga Olimpiade Paris 2024. Kualifikasi ketiga itu adalah kesempatan terakhir kalau suatu negara gagal meloloskan wakilnya pada kualifikasi pertama dan kualifikasi kedua.
”Setiap negara mendapatkan jatah menurunkan maksimal lima atlet putra dan lima putri di setiap nomor perlombaan (speed, lead, atau boulder) per seri musim Piala Dunia. Kalau ada atletnya yang masuk 10 besar musim terkait, negara bersangkutan bisa menurunkan wakilnya lebih banyak di musim berikutnya, yakni lima putra, lima putri, plus atlet wild card di setiap nomor,” kata pelatih speed pemusatan latihan nasional panjat tebing Hendra Basir di Jakarta, Sabtu (10/9/2022).
Sejauh ini, berdasarkan data Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC), ada empat pemanjat Indonesia yang masuk 10 besar klasemen nomor speed. Mereka adalah Veddriq Leonardo yang memuncaki klasemen dengan 3.910 poin dari lima seri dan Kiromal Katibin di urutan kedua dengan 3.275 poin dari lima seri di kategori putra. Adapun di kategori putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi di peringkat kedelapan dengan 1.760 poin dari tiga seri dan Rajiah Sallsabillah di tempat ke-10 dengan 1.700 poin dari tiga seri.
Musim ini, dari 13 seri Piala Dunia, ada tujuh seri yang mengadakan perlombaan speed. Tim speed putra Indonesia belum pernah absen dari seri yang menyelenggarakan lomba speed, kecuali dalam seri ke-11 di Edinburgh, Skotlandia, 9-11 September. Walau demikian, apa pun hasil para pesaingnya di Edinburgh, Veddriq dan Kiromal akan tetap aman di posisi masing-masing. Adapun untuk Desak dan Rajiah, posisi mereka lebih rawan.
Veddriq dan Kiromal berpeluang menahbiskan diri masing-masing sebagai juara dan runner-up musim ini kalau bisa meraih medali dalam edisi ke-12 di Jakarta yang menjadi edisi terakhir untuk perlombaan speed. Demikian Desak dan Rajiah, mereka masih berpeluang masuk 10 besar klasemen akhir kalau bisa merebut medali di Jakarta.
Kami sudah menyiapkan tim ini dengan maksimal untuk tampil di Jakarta nanti. Salah satunya, kami coba mengubah teknik gerakan agar atlet kita bisa mendapatkan waktu lebih baik.
”Kami sudah menyiapkan tim ini dengan maksimal untuk tampil di Jakarta nanti. Salah satunya, kami coba mengubah teknik gerakan agar atlet kita bisa mendapatkan waktu lebih baik. Di atas kertas, atlet kita sedikit lebih baik dari para pesaing, terutama pemanjat putra yang akan bersaing ketat dengan China. Atlet kita tinggal membenahi teknik agar pergerakan lebih efektif,” ujar Hendra.
Lebih menguntungkan
Kalau keempat pemanjat itu bisa mengamankan posisi di 10 besar klasemen akhir musim ini, Indonesia bisa menurunkan masing-masing tujuh pemanjat putra dan putri untuk perlombaan speed di setiap seri musim depan. Hal itu akan menguntungkan Indonesia dalam menatap kualifikasi Olimpiade 2024 mulai tahun depan.
Hendra menuturkan, ada tiga kualifikasi Olimpiade 2024. Kualifikasi pertama di Bern, Swiss, pada Agustus 2023; kualifikasi kedua sesuai zona yang di Asia belum ditetapkan lokasi dan waktu pelaksanaannya; dan kualifikasi ketiga di Perancis antara Juni atau Juli sebelum Olimpiade pada 26 Juli-11 Agustus 2024.
Setiap negara mendapatkan jatah tiket Olimpiade maksimal dua pemanjat putra dan dua putri per nomor perlombaan. Kalau tidak bisa meloloskan pemanjat dari kualifikasi pertama, negara terkait masih ada kesempatan di kualifikasi kedua dan ketiga.
”Kami antisipasi kalau tidak bisa meloloskan atlet di kualifikasi pertama dan kedua Olimpiade. Kalau banyak atlet yang tampil di Piala Dunia musim depan, itu artinya kita ada kesempatan menurunkan atlet lebih banyak pula di kualifikasi ketiga Olimpiade. Tentu itu dengan catatan mereka dapat posisi yang baik di klasemen akhir Piala Dunia musim depan. Sebab, hanya atlet terbaik di klasemen akhir Piala Dunia musim depan yang bisa turun di kualifikasi ketiga Olimpiade,” ujar Hendra.
Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) akan menurunkan 42 pemanjat, terdiri dari 22 pemanjat (12 putra dan 10 putri) di nomor speed dan 20 pemanjat (10 putra dan 10 putri) di nomor lead dalam edisi ke-12 Piala Dunia di Jakarta. Sebagai tuan rumah, tim Merah Putih berkesempatan menurunkan pemanjat lebih baik daripada tim-tim lainnya. Hal itu diharapkan bisa dioptimalkan untuk meraih prestasi terbaik.
Ketua Umum PB FPTI Yenny Wahid menyampaikan, Piala Dunia kali ini adalah yang pertama kalinya diadakan di Indonesia. FPTI berharap para pemanjat Indonesia bisa menunjukkan kemampuan terbaik. Mereka menaruh harapan besar kepada tim speed untuk bisa meraih medali di rumah sendiri. Dari data tim pelatih, ada tujuh pemanjat putra dan tiga pemanjat putri yang berpotensi merebut medali nomor speed.
”Kalau dari segi kemampuan, atlet speed Indonesia tidak diragukan. Terbukti Veddriq dan Kiromal bergantian memecahkan rekor dunia, sedangkan Kiromal lima kali berturut memecahkan rekor dunia dan sekarang memegang rekor dunia dengan 5,009 detik. Kini, tinggal mental saja yang perlu dijaga agar mereka lebih konsisten, terutama dalam babak final. Mereka bisa menguji mentalnya saat tampil di Jakarta nanti karena pasti ada tekanan tersendiri dari publik yang berekspektasi tinggi dan menonton langsung,” kata Yenny.
Sementara itu, untuk nomor lead, Yenny tidak menafikan bahwa Indonesia belum bisa berbicara banyak. Apalagi Indonesia baru mulai membenahi pembinaan di nomor tersebut. ”Beberapa tahun lalu, kami fokus mencari atlet muda untuk nomor lead. Sekarang, hasilnya mulai terlihat. Setidaknya, tiga-empat tahun lalu, prestasi terbaik atlet kita di Piala Dunia masih di peringkat ratusan dunia. Kini, atlet putra kita sudah bisa menembus peringkat 47 dunia, sedangkan yang putri bisa menembus peringkat 60-an dunia. Kami targetkan mereka matang untuk Olimpiade Los Angeles 2028,” tutur Yenny.