Tim bulu tangkis Indonesia gagal membawa gelar juara dunia. Satu-satunya wakil di final, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, kalah dari pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AFP/PHILIP FONG
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan (kiri) merayakan poin yang diraih atas ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada final Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Minggu (28/8/2022). Hendra/Ahsan kalah 19-21, 14-21 dan gagal menjadi juara dunia.
TOKYO, MINGGU - Perjuangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan untuk meraih gelar juara dunia yang keempat dikandaskan Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang membuat sejarah bagi negara mereka. Chia/Soh menjadi wakil pertama Malaysia yang menjadi juara dunia bulu tangkis.
Dalam laga final pertama yang berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Minggu (28/8/2022), Hendra/Ahsan kalah 19-21, 14-21. Meski masih unggul 7-4 dalam statistik pertemuan, ganda berjulukan “The Daddies” itu tiga kali kalah beruntun dari Chia/Soh. Sebelum berjumpa pada final Kejuaraan Dunia, Hendra/Ahsan kalah dalam perempat final Malaysia Terbuka, Juli, dan perebutan perunggu Olimpiade Tokyo 2020 yang dimundurkan setahun karena pandemi Covid-19.
Dengan hasil tersebut, Hendra/Ahsan tak jadi menyamai prestasi pasangan China, Cai Yun/Fu Hai Feng, sebagai ganda putra dengan gelar juara dunia terbanyak, yaitu empat gelar. Padahal, pasangan Indonesia peringkat ketiga dunia itu tinggal membutuhkan tambahan satu gelar setelah menjadi juara dunia 2013, 2015, dan 2019.
"Saya dan Koh Hendra tetap mengucap syukur Alhamdulillah sudah bisa menyelesaikan pertandingan ini, walaupun hasilnya bukan yang diharapkan. Kami juga mengucapkan selamat kepada pasangan Malaysia sudah menjadi juara dunia," kata Ahsan yang berjalan ke sisi lapangan lawan untuk memeluk mereka.
AP PHOTO/SHUJI KAJIYAMA
Ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik merayakan kemenangan mereka atas ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan pada final Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Minggu (28/8/2022). Bagi Malaysia, ini adalah gelar juara dunia bulu tangkis yang pertama kali diraih.
Dengan hasil itu, untuk pertama kalinya pula, Hendra/Ahsan kalah dalam Kejuaraan Dunia. Setelah menjadi juara pada 2013, mereka tak tampil dalam tahun berikutnya karena cedera pinggang yang dialami Ahsan.
Pada 2017, hanya Ahsan yang tampil bersama Rian Agung Saputro dan mencapai final. Adapun Hendra menjalani karier sebagai pemain profesional dan berpasangan dengan Tan Boon Heong (Malaysia).
Hendra dan Ahsan berpasangan kembali pada 2018, tetapi tak lolos ke Kejuaraan Dunia. Baru pada tahun berikutnya, mereka tampil lagi dan menjadi juara.
Sayangnya, mereka tak bisa mempertahankan gelar juara, pada Kejuaraan Dunia 2021, karena Indonesia memilih tak tampil pada ajang yang berlangsung di Huelva, Spanyol. Ini karena banyak pemain khawatir pada peningkatan kasus Covid-19 di Eropa, ketika itu. Sementara, Kejuaraan Dunia tak digelar pada 2016 dan 2020 karena menjadi tahun penyelenggaraan Olimpiade.
Saya dan Koh Hendra tetap mengucap syukur Alhamdulillah sudah bisa menyelesaikan pertandingan ini, walaupun hasilnya bukan yang diharapkan.
AFP/PHILIP FONG
Ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan (kiri) mengembalikan kok ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada final Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Minggu (28/8/2022). Hendra/Ahsan kalah 19-21, 14-21 dan gagal menjadi juara dunia.
Kemampuan untuk tetap bersaing dengan para pemain muda pada level atas dunia membuat pemain dengan usia 38 dan 35 tahun itu lolos lagi ke kejuaraan berkategori tertinggi itu pada tahun ini dan mencapai final. Hendra/Ahsan, bahkan, memiliki peluang juara ketika bisa mengontrol jalannya pertandingan pada awal hingga gim pertama ketika melawan Chia/Soh.
Mereka berusaha mendapat setiap angka secepat mungkin, hanya dalam tiga hingga lima pukulan. Itu dilakukan dengan cara menempatkan diri di dekat net agar bisa memotong pukulan dari lawan dengan cepat dan dengan bermain tanpa lob (no lob). Taktik itu berjalan dengan baik hingga Hendra/Ahsan bisa unggul dengan selisih enam poin pada skor 18-12.
Setelah pemain Malaysia mengubah strategi, dengan melambungkan pukulan, guna memancing Hendra/Ahsan melancarkan smes, kondisi berubah. Apalagi, seperti pemain-pemain ganda putra Malaysia lain, sejak era Sidek bersaudara pada 1980-an, Chia/Soh memiliki pertahanan kuat.
Hendra/Ahsan, yang terpancing untuk selalu menurunkan kok kesulitan mendapat tambahan angka. Dalam kondisi ini, justru Chia/Soh yang perlahan bisa meraih poin demi poin. Setelah bisa bertahan dari serangan Hendra/Ahsan, mereka melakukan serangan balik hanya dengan satu-dua kali smes.
Pemain ganda putra Malaysia Aaron Chia (kiri) dan Soh Wooi Yik mengembalikan kok ke ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan pada final Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Minggu (28/8/2022). Hendra/Ahsan kalah 19-21, 14-21 dan gagal menjadi juara dunia.
Untuk pertama kalinya sejak skor 6-6, Chia/Soh bisa menyamakan posisi pada angka 19-19. Kemenangan pada gim pertama, bahkan, didapat dengan merebut lima angka beruntun setelah tertinggal 16-19.
“Saat Malaysia bermain dengan taktik no lob, Hendra/Ahsan kesulitan. Mereka kalah tenaga,” kata pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi.
Pada gim kedua, angka untuk pasangan Malaysia didapat dengan lebih cepat karena mereka bermain pada lapangan yang lebih “menguntungkan” untuk menyerang, dengan bantuan angin ke arah Hendra/Ahsan. Pemain menyebut lapangan seperti ini dengan istilah “menang angin”.
Kekalahan Hendra/Ahsan terjadi saat kok dari dropshot Chia tak dapat dikembalikan. Indonesia pun gagal mendapat gelar dari ajang yang digelar untuk ke-27 kali ini.
Sebaliknya, ini menjadi sejarah bagi bulu tangkis Malaysia. Soh, bahkan, menangis karena telah membuat Malaysia mendapat gelar juara dunia untuk pertama kalinya sejak ajang tersebut digelar pada 1977.
Pemain ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan (kedua dari kiri) memberi selamat ke pemain ganda Malaysia Soh Wooi Yik (kedua dari kanan) sebelum upacara pengalungan medali, usai laga final Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Minggu (28/8/2022). Pada laga itu, pasangan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan (kiri) dikalahkan pasangan Aaron Chia (kanan) dan Soh Wooi Yik dengan skor 19-21, 14-21.
"Puji Tuhan, akhirnya ada yang menjadi juara dunia setelah penantian lama. Terima kasih pada pemain yang sudah mau memperbaiki diri dan pemikiran," kata pelatih Malaysia Rexy Mainaky.
Menjadi salah satu kekuatan bulu tangkis dunia, terutama pada nomor-nomor putra, Malaysia sebenarnya berkali-kali menempatkan wakil pada final Kejuaraan Dunia, tetapi mereka selalu kalah. Ini juga terjadi pada ajang Olimpiade.
Sebelum Kejuaraan Dunia 2022, pemain Malaysia terakhir yang mendapat peluang itu adalah Lee Chong Wei saat tampil di Jakarta pada 2015. Namun, Lee kalah dari Chen Long. Adapun pada ganda putra, finalis terakhir Malaysia adalah Tan/Koo Kien Keat pada Kejuaraan Dunia 2010. Mereka akhirnya mendapat medali perak karena kalah dari Cai/Feng.
Pada ganda putri, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (China) mempertahankan gelar juara dunia setelah mengalahkan Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) 22-20, 21-14 pada final. Ini menjadi gelar juara dunia yang ketiga bagi ganda putri nomor satu dunia itu setelah mereka juga juara pada 2017.