Khalimatus Sadiyah alias Alim ingin melengkapi gelarnya dengan menjuarai ganda campuran dan tunggal putri bulu tangkis di ASEAN Para Games 2022. Absennya atlet andalan Indonesia, Leani Ratri Oktila, membuka peluang itu.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA, AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
SUKOHARJO, KOMPAS — Khalimatus Sadiyah selama ini berjaya di nomor ganda putri, tetapi belum pernah meraih medali emas di nomor tunggal dan ganda campuran ASEAN Para Games. Atlet yang biasa dipanggil Alim itu punya kans emas melengkapi gelarnya seiring absennya pebulu tangkis andalan Indonesia, Leani Ratri Oktila.
ASEAN Para Games 2022 di Surakarta, Jawa Tengah, 30 Juli-6 Agustus, akan menjadi ajang pembuktian sekaligus pelengkap koleksi medali Alim. Pebulu tangkis disabilitas kelas SL3 (keterbatasan tubuh bagian bawah) itu sebelumnya meraih medali emas nomor ganda putri pada ASEAN Para Games edisi Singapura 2015 dan Kuala Lumpur 2017. Dua medali emas nomor ganda putri SL3/SU-5 itu diraihnya bersama Ratri.
Namun, kesuksesan itu tidak berlanjut pada dua nomor lain yang diikutinya, ganda campuran dan tunggal putri. Pada ASEAN Para Games 2015, Alim meraih perunggu bersama Hary Susanto. Capaiannya meningkat di Kuala Lumpur lewat raihan perak ketika berpasangan dengan Fredy Setiawan.
Adapun pada nomor tunggal putri, Alim mencapai final pada 2015 dan 2017. Namun, ia selalu meraih perak. ”Selama ini belum pernah meraih emas di dua nomor itu karena selalu kalah dari Leani (Ratri) di final,” kata Alim ditemui seusai berlatih di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022).
Tahun ini, kesempatan Alim meraih emas di tunggal putri dan ganda campuran terbuka lebar karena Ratri tidak turun di ASEAN Para Games setelah menjalani persalinan. Alim pun enggan menyia-nyiakan kans tersebut.
Alim akan kembali berpasangan dengan Fredy di ganda campuran. Mereka berada di peringkat ketiga kelas SL3/SU5 setelah Siripong Teamarrom/Saensupa Nipada (Thailand) dan Ratri/Hary Susanto. Maka, kans Alim/Fredy untuk meraih emas cukup terbuka.
”Karena Ratri/Hary tidak turun, Alim/Fredy akan menjadi andalan Indonesia di nomor ganda,” kata Yunita Ambar Wulandari, pelatih tim bulu tangkis paralimpiade Indonesia.
Optimisme tinggi
Motivasi Alim kian berlipat setelah menjadi juara ganda campuran bersama Fredy di kejuaraan Fazza Dubai Para Badminton International Ke-4, Mei 2022. Di final, Alim/Fredy menumbangkan wakil Jepang, Taiyo Imai/Noriko Ito, dengan skor 21-11, 8-21, 21-17. Bermodal gelar juara di Dubai, Alim menatap ASEAN Para Games dengan optimisme tinggi.
Lebih jauh lagi, prestasi bagus di ASEAN Para Games 2022 bisa menjadi langkah awal Alim membangun kepercayaan diri untuk meraih prestasi yang lebih tinggi di Asian Para Games dan Paralimpiade. ”Saya ingin meraih emas di nomor-nomor yang kemarin gagal,” ucapnya.
Di sisi lain, peluang Alim untuk mempertahankan emas di ganda putri tergolong berat karena akan berpasangan dengan atlet debutan, Lia Priyanti. Menurut Alin, ia baru sebulan berlatih bersama Lia. Padahal, masih banyak kekurangan yang perlu mereka perbaiki. Mereka juga harus beradaptasi dengan pola permainan masing-masing dalam waktu yang singkat.
Karena Ratri/Hary tidak turun, Alim/Fredy akan menjadi andalan Indonesia di nomor ganda. (Yunita Ambar Wulandari)
Sebagai penghuni baru pelatnas, Lia terkadang masih gugup dan perlu mendapat bimbingan. Untuk itu, Alim kerap menyemangati Lia agar tampil lepas dan menjadikan ASEAN Para Games pertamanya untuk menambah jam terbang.
Maka, Alim/Lia pun tidak ditargetkan medali. ”Pola permainannya belum ketemu. Bisa dibilang waktunya mepet untuk adaptasi,” ujar Alim.