Novak Djokovic belum dipastikan bisa tampil dalam Grand Slam AS Terbuka karena terkendala peraturan wajib vaksin Covid-19 dari Pemerintah AS. Pembelaan pun diberikan penggemarnya, termasuk menulis surat pada Presiden AS.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AP/ALASTAIR GRANT
Reaksi petenis Serbia, Novak Djokovic, saat pertandingan perempat final Wimbledon di All England Tennis Club, Wimbledon, London, Selasa (5/7/2022). Djokovic menang, 5-7, 2-6, 6-3, 6-2, 6-2, atas petenis Italia, Jannik Sinner. Djokovic belum tentu bisa bertanding di turnamen Cincinnati dan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka karena belum mendapat vaksin Covid-19 meskipun namanya terdaftar dalam dua turnamen besar itu.
Nama Novak Djokovic menjadi bagian dari daftar peserta turnamen tenis besar di Amerika Serikat, pada Agustus, meski belum dipastikan bisa tampil karena peraturan wajib vaksinasi dari Pemerintah AS. Para penggemarnya pun bertindak agar Djokovic bisa tampil, termasuk dengan mengirim surat kepada Presiden AS Joe Biden.
Panitia Turnamen AS Terbuka mengumumkan daftar peserta Grand Slam akhir musim itu pada pekan lalu. Di antara para bintang tenis yang akan bersaing di Flushing Meadows, New York, 29 Agustus-11 September, terdapat nama Djokovic, juara AS Terbuka 2011, 2015, dan 2018.
Meski nama 20 kali juara Grand Slam itu terdapat di antara daftar peserta, Djokovic belum bisa dipastikan tampil. Ini karena petenis Serbia tersebut tak pernah menerima vaksin Covid-19 seperti yang disyaratkan Pemerintah AS bagi pendatang internasional.
Berdasarkan buku peraturan Grand Slam, panitia bisa mengeluarkan daftar peserta turnamen, 42 hari sebelum hari pertama kejuaraan. Daftar tersebut merupakan nama-nama petenis yang berhak tampil dengan indikator posisi mereka dalam peringkat dunia.
AFP/ADRIAN DENNIS
Petenis Serbia, Novak Djokovic, bertanding melawan petenis Australia, Nick Kyrgios, pada laga final Wimbledon di All England Tennis Club, Wimbledon, London, Minggu (10/7/2022). Djokovic belum tentu bisa bertanding di turnamen Cincinnati dan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka karena belum mendapat vaksin Covid-19 meskipun namanya terdaftar dalam dua turnamen besar itu.
Sehari setelah Asosiasi Tenis Amerika Serikat (USTA) mengumumkan peserta, mereka menyebut akan tetap mematuhi peraturan Pemerintah AS untuk menyelenggarakan Grand Slam di lapangan keras tersebut. ”AS Terbuka tak memiliki syarat wajib vaksinasi untuk pemain, tetapi kami menghormati pemerintah terkait pendatang warga non-AS yang tidak divaksinasi,” demikian pernyataan resmi USTA.
Selain AS Terbuka, Djokovic termasuk dalam daftar peserta salah satu turnamen pemanasan, yaitu ATP Masters/WTA 1000 Cincinnati, 14-21 Agustus. Namun, dia pun tak akan bisa bertanding jika AS tetap memberlakukan peraturannya. Cara agar bisa tampil di AS adalah jika pemerintah mencabut peraturan wajib vaksinasi Covid-19 atau Djokovic melakukan vaksinasi.
Pelatihnya, Goran Ivanisevic, mengkritik peraturan yang juga diberlakukan Pemerintah Australia saat menggelar Grand Slam Australia Terbuka, Januari. Aturan itu membuat Djokovic dideportasi setelah tiba di Australia hingga batal tampil di Melbourne Park.
Orang yang tidak divaksin dan tidak terinfeksi Covid-19 tidak boleh memasuki AS, namun orang yang divaksin tetapi terinfeksi bisa ke AS.
”Orang yang tidak divaksin dan tidak terinfeksi Covid-19 tidak boleh memasuki AS, namun orang yang divaksin tetapi terinfeksi bisa ke AS. Orang seperti itu bisa memberi pengaruh buruk pada ratusan orang. Ini gila,” kata Ivanisevic, mantan petenis nomor satu dunia asal Kroasia.
AFP
Foto dari AFPTV menunjukkan petenis Serbia, Novak Djokovic (tengah), berjalan di depan pelatihnya, Goran Ivanisevic (kanan), setelah turun dari pesawat, dari Australia ke Dubai, Uni Emirat Arab. Djokovic dalam perjalanan pulang ke negaranya setelah dideportasi dari Australia karena tidak mendapat vaksin Covid-19.
Para penggemar Djokovic tak tinggal diam. Di antara mereka ada yang membuat petisi ”Izinkan Djokovic untuk Bermain di AS Terbuka 2022” melalui laman change.org yang dibuat sejak pertengahan Juni. Hingga Kamis (28/7/2022), 40.781 orang menandatangani petisi tersebut.
Bentuk dukungan lain adalah ketika warga Serbia di AS menulis surat kepada Presiden AS Joe Biden. Mereka meminta agar juara Wimbledon itu bisa turut bersaing pada AS Terbuka. Surat tersebut dikirim dengan dukungan Aliansi Pemilih Amerika Serbia (SAVA), yaitu komite aksi politik nonpartisan dengan misi mendukung atau mengalahkan kandidat untuk jabatan federal dan mempromosikan atau menentang undang-undang, kebijakan publik, dan tindakan yang menjadi perhatian komunitas Serbia-Amerika.
”AS Terbuka adalah turnamen tenis terbesar di dunia, tetapi tak akan menjadi terbesar tanpa Novak Djokovic. Novak tidak menimbulkan ancaman keamanan. Dia adalah salah satu orang tersehat di dunia karena disiplin hidupnya dan menjadi panutan dan inspirasi bagi jutaan orang di seluruh dunia. Adalah kepentingan Amerika bahwa turnamen terbesar di dunia menjadi tuan rumah bagi pemain terbaik di dunia, terutama karena dia baru saja memenangi Wimbledon ketujuh di London,” demikian sebagian isi surat tersebut.
Masalah ini, bahkan, telah menjadi bahan perbincangan beberapa figur politikus AS dalam beberapa pekan terakhir. Mereka mendorong Biden untuk mengizinkan Djokovic tampil di AS Terbuka.
AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT
Reaksi petenis Serbia, Novak Djokovic, saat pertandingan perempat final Perancis Terbuka di Lapangan Phillipe Chatrier, Paris, 1 Juni 2022. Djokovic belum tentu bisa bertanding di turnamen Cincinnati dan Grand Slam Amerika Serikat Terbuka karena belum mendapat vaksin Covid-19 meskipun namanya terdaftar dalam dua turnamen besar itu.
Jika Pemerintah AS tak mengubah peraturan, Djokovic pun hanya tampil pada dua Grand Slam 2022 dengan hasil perempat final Perancis Terbuka dan juara Wimbledon. Dia tak memiliki pilihan untuk mengajukan pengecualian, selain mengandalkan surat yang didukung SAVA.
Pengecualian tanpa vaksin itu pernah diajukan Djokovic untuk bertanding di Australia Terbuka dengan alasan baru terinfeksi Covid-19. Namun, alasan tersebut tak diterima, salah satunya karena kesalahpahaman di antara panitia turnamen dan Pemerintah Negara Bagian Victoria dan Pemerintah Australia, hingga Djokovic dipulangkan.
”Saya tidak berpikir bahwa meminta pengecualian bisa dilakukan, saya tak tahu alasan apa yang bisa digunakan. Saya tak punya penjelasan tentang kemungkinan pengecualian ini. Hanya ada satu hal, apakah mereka akan mengubah peraturan atau tidak agar saya bisa masuk AS,” kata Djokovic yang tetap berlatih di Belgrade untuk menghadapi persaingan musim panas di AS.