PB FPTI dan pemerintah serius menyiapkan tim panjat tebing menuju Olimpiade Paris 2024. Seusai mengikuti tiga seri Piala Dunia pada Mei, para pemanjat Indonesia kembali dikirim ikut tiga seri Piala Dunia dan World Games.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah mengukir prestasi dalam lawatan ke tiga seri Piala Dunia 2022 di Seoul, Korea Selatan, dan Salt Lake City, Amerika Serikat, sepanjang Mei 2022, Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia kembali mengutus atletnya mengikuti sejumlah ajang internasional. Kali ini, 20 atlet panjat tebing terbaik Indonesia dikirim ke seri Piala Dunia 2022 di Villars, Swiss pada 30 Juni-2 Juli, Chamonix (8-10 Juli) dan Briancon (22-23 Juli) di Perancis, serta The World Games 2022 di Birmingham, Alabama, Amerika Serikat (14-16 Juli).
”Ini adalah bagian persiapan para atlet untuk mengasah kemampuan dan prestasi agar mereka bisa optimal untuk Olimpiade Paris 2024 yang kualifikasinya dimulai tahun depan. Semoga mereka bisa mengharumkan nama bangsa dan meraih emas,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) Yenny Wahid saat melepas kontingen Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (26/6/2022).
Dua puluh atlet itu terdiri atas dua kategori, yakni 12 atlet nomor kecepatan (6 putra dan 6 putri) dan 8 atlet nomor lead (4 putra dan 4 putri). Nomor speed putra terdiri dari Alfian Muhammad Fajri, Aspar Jaelolo Barakaili, Kiromal Katibin, Rahmad Adi Mulyono, Veddriq Leonardo, dan Zaenal Aripin. Di bagian putri ada Alivany Ver Khadijah, Desa Made Rita Kusuma Dewi, Nurul Iqamah, Puja Lestari, Rajiah Salsabilah, dan Susan Nur Hidayah.
Atlet yang dikirim pada nomor lead putra adalah Mahfudz Fauzan Efendi, Muhammad Ramzi Firmansyah, Muhammad Rizky Syahrafli Simatupang, dan Musauwir. Adapun lead putri adalah Fadya Devi Monica, Nurdiatul Jannah, Nur Khalisah, dan Sukma Lintang Cahyani.
Mereka akan berlaga seri ketujuh Piala Dunia di Villars dan seri kedelapan Piala Dunia di Chamonix, kecuali Alivany yang hanya turun di Villars dan Puja Lestari hanya tampil di Chamonix. Adapun seri kesembilan di Briancon hanya mempertandingkan nomor lead.
Rangkaian tur ditutup dengan tampil pada World Games edisi ke-11 di Birmingham, AS. Dalam ajang itu, tim Merah-Putih hanya diwakili oleh duo pemanjat terbaiknya, yakni Kiromal Katibin dan Veddriq Leonardo.
Persiapan tuan rumah
Yenny mengatakan, keberangkatan ke tiga seri Piala Dunia dan World Games itu turut menjadi persiapan wakil Indonesia tampil di rumah sendiri pada seri ke-11 Piala Dunia. Jakarta dijadwalkan menjadi tuan rumah seri tersebut pada 22-24 September mendatang.
FPTI berharap para pemanjat Indonesia bisa menunjukkan performa terbaik di depan publik sendiri. ”Sebagai tuan rumah, pasti akan mendapatkan perhatian dan tekanan tersendiri dari masyarakat. Maka itu, kami berharap dengan semakin banyaknya jam terbang para atlet membuat mereka punya ketahanan mental ketika bertanding sebagai tuan rumah dan bisa memberikan prestasi maksimal,” kata Yenny.
Pelatih pelatnas PB FPTI, Hendra Basri, menyampaikan, dalam tur kali ini, FPTI coba untuk terus mengasah kemampuan tim speed yang sudah terbukti memiliki prestasi dunia dan memberikan pengalaman kepada tim lead. Semuanya agar tim Indonesia bisa lebih bersaing di nomor selain speed, antara lain, kombinasi antara lead dan boulder yang dipertandingkan pada Olimpiade.
Kami berharap dengan semakin banyaknya jam terbang para atlet membuat mereka punya ketahanan mental ketika bertanding sebagai tuan rumah dan bisa memberikan prestasi maksimal.
”Kami biasanya cuma mengirim atlet untuk satu kategori saja, yaitu speed. Tetapi, target kami kali ini adalah to win dan to compete. Telah diketahui bahwa atlet Indonesia sering menjuarai kategori speed dan kami tetap menargetkan juara (pada dua seri Piala Dunia dan World Games). Sedangkan untuk atlet lead, kami ingin memberikan mereka pengalaman berkompetisi,” tutur Hendra.
Sebelum tur tersebut, FPTI mengutus beberapa atlet speed ke seri kedua Piala Dunia di Seoul pada 6-8 Mei, serta seri ketiga dan keempat di Salt Lake City, pada 20-22 Mei dan 27-29 Mei. Hasilnya tergolong luar biasa.
Dari tiga ajang itu, kontingen Indonesia membawa pulang 3 emas (Veddriq di seri kedua dan keempat, serta Kiromal di seri ketiga), 1 perak (Kiromal di seri kedua), dan 2 perunggu (Rahmad di seri kedua dan Veddriq di seri ketiga). Selain itu, Kiromal mampu dua kali memecahkan rekor dunia.
Pada babak kualifikasi seri kedua di Seoul, Jumat (6/5/2022), Kiromal membukukan waktu 5,17 detik atau lebih cepat 0,03 detik daripada rekor sebelumnya milik Veddriq yang dicetak dalam seri Piala Dunia 2021 di Salt Lake City, 28 Mei 2021. Kiromal mempertajam rekor itu pada babak kualifikasi seri keempat di Salt Lake City, Jumat (27/5/2022), yakni menjadi 5,10 detik.
Capaian itu diapresiasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menpora Zainudin Amali berharap, tim panjat tebing Indonesia, khususnya nomor speed, bisa terus mempertahankan prestasinya agar bisa menyumbangkan medali dari Olimpiade 2024.
”Untuk Olimpiade Paris, ini adalah yang kami proyeksikan. Tentu, kami berharap bisa dapat emas dari panjat tebing karena kita memiliki pemenang piala dunia. Untuk itu, kami pun akan persiapkan betul. Mereka (tim panjat tebing Indonesia) akan menjalani pelatnas jangka panjang. Kami serius untuk mempersiapkan mereka karena sudah menjadi aset nasional, aset bangsa, dan tentu sudah juara dunia,” tutur Menpora. (*)