Peselancar Australia, Jack Robinson, keluar sebagai pemenang seri keenam CT WSL 2022 di Banyuwangi, Jawa Timur. Hasil Itu berkat aksinya mengeluarkan kemampuan terbaik di detik-detik akhir jelang lomba berakhir.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
PLENGKUNG, KOMPAS — Peselancar asal Australia, Jack Robinson, menunjukkan keahliannya memperagakan jurus mematikan dalam tiga heat seri keenam Championship Tour Liga Selancar Dunia CT WSL 2022 di Pantai Plengkung atau G-Land, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (4/6/2022). Jurus terakhir itu menjadi kunci keberhasilannya menjadi pemenang seri tersebut dan naik satu tingkat ke urutan kedua klasemen CT WSL 2022.
”Tidak ada yang direncanakan. Pada akhirnya, itu sangat tidak terduga. Saya hanya berada di tempat yang baik seperti yang saya prediksi dan saya tidak berharap terlalu banyak. Saya hanya mencoba yang terbaik secara bertahap, satu per satu. Jadi, saya beruntung berada di tempat yang baik dan tetap fokus,” ujar Robinson seusai menang atas peselancar Brasil sekaligus pemuncak klasemen sementara Filipe Toledo pada final Sabtu petang.
Robinson (24) tiga kali membuat lawannya gigit jari sepanjang Sabtu. Pada heat 2 perempat final, dia terlihat akan kalah dari peselancar Jepang, Kanoa Igarashi. Saat itu, dia baru mengumpulkan total skor 11,06 poin dari tujuh ombak, sedangkan Igarashi meraih skor 11,47 poin dari delapan ombak.
Jelang lomba selama 46 menit itu berakhir, Robinson justru mendapatkan skor tinggi 8,50 poin di ombak kesembilan. Berkat itu, total skornya melejit menjadi 14,17 poin dan membawanya ke semifinal.
Pada heat 1 semifinal, Robinson berhadapan dengan juara bertahan CT WSL asal Brasil, Gabriel Medina. Peselancar kelahiran Margaret River, Australia, itu agak kewalahan melawan Medina yang baru tampil kembali di CT WSL setelah rehat karena depresi sejak 1 September 2021.
Sama seperti babak sebelumnya, Robinson sempat tertinggal. Dia baru mengumpulkan skor 10,97 poin dari empat ombak, sedangkan Medina memimpin dengan skor 13,33 poin dari 10 ombak. Namun, hitungan detik jelang lomba berakhir, dia mendapatkan skor tinggi 7,83 poin di ombak kelima. Total skornya menjadi 13,90 poin, unggul atas Medina.
Belum berhenti
Di final, Robinson mengeluarkan jurus serupa di hadapan Toledo. Robinson lagi-lagi tertinggal, mengumpulkan skor 11,83 poin dari tiga ombak, sedangkan Toledo mendapat 13,16 poin dari tiga ombak.
Kembali dalam hitungan detik jelang lomba berakhir, Robinson mendapatkan skor tinggi 7,00 poin di ombak terakhir. Dia menemukan ombak setinggi lebih kurang 3 meter dan menungganginya bak rodeo di atas banteng.
Dengan keseimbangan yang mumpuni, Robinson meluncur menyusur dinding ombak dan melakukan beberapa gerakan snap, menggerakkan papan selancar dari bawah ke atas dinding ombak hingga menimbulkan cipratan air yang deras.
Robinson mengakhiri manuver itu dengan meluncur di antara dua ombak yang akan pecah tanpa dirinya jatuh. Aksi itu membuatnya meraih nilai 7,00 poin sehingga skornya menjadi 13,50 poin. Nilai itu cukup untuk menaklukkan Toledo dan menyebabkan penonton histeris, terutama istri Robinson.
Saya hanya mencoba yang terbaik secara bertahap, satu per satu. Jadi, saya beruntung berada di tempat yang baik dan tetap fokus.
Hasil ini menjadi kemenangan kedua Robinson musim ini setelah seri kelima CT WSL 2022 di tempat kelahirannya. Capaian itu membuat dia jauh lebih percaya diri menatap empat seri reguler tersisa dan bertahan di lima besar yang lolos pada final CT WSL 2022 di California, Amerika Serikat, 8-16 September.
”Laga itu benar-benar dramatis. Saya tahu bahwa kami berdua (Robinson dan Toledo) berpeluang ke final (seri keenam). Namun, saya berhasil lebih awal. Saya berusaha untuk lebih baik pada ajang lain selanjutnya,” ucap Robinson yang belum pernah menjadi CT WSL.
Bagi Toledo, kekalahan itu mengancam posisinya di puncak klasemen. Dia patut berhati-hati agar tidak terlempar dari lima besar sebelum final CT WSL 2022. Belum lagi, dia punya ambisi ingin meningkatkan prestasi dari peringkat kedua klasemen akhir musim lalu menjadi juara musim ini.
”Saya akan bekerja keras lagi untuk hasil lebih baik pada ajang berikutnya. Saya akan berlatih melakukan semua yang tidak saya sukai demi merebut kemenangan dalam perlombaan. Sebab, saya ingin mempertahankan jersei kuning ini (urutan pertama klasemen),” kata Toledo.
Kalahkan legenda
Hasil tak kalah mengejutkan terjadi di kategori putri. Peselancar putri Perancis, Johanne Defay, menang atas peselancar putri Hawaii, Carissa Moore, legenda selancar dunia dengan raihan lima kali juara CT WSL (2011, 2013, 2015, 2019, dan 2021).
Dalam final, Defay bisa membukukan total skor 14,00 poin dari empat ombak, sedangkan Moore mencatat 13,33 poin dari lima ombak. Sejak awal lomba, Defay memang langsung memimpin dengan skor 6,50 poin di ombak pertama, dan puncaknya memperoleh skor lebih tinggi, 7,50 poin di ombak ketiga.
Moore terus tertinggal sampai ombak ketiga. Dia berupaya keras untuk mengejar ketertinggalannya dengan terus mencari ombak-ombak lainnya. Dirinya mendapatkan dua ombak jelang lomba berakhir, salah satunya bernilai 8,50 poin di ombak kelima. Sayangnya, itu belum cukup untuk melewati total skor Defay.
”Pada siang hari ini, cuaca jauh lebih baik, angin datang dan ombak lebih besar. Memang tidak terlalu konsisten. Maka itu, saya benar-benar harus mendapatkan ombak terbaik dan mengeluarkan kemampuan waktu ombak itu tiba. Itulah kunci kekuatan saya kali ini,” ujar Defay.
Itu kemenangan pertama Defay sepanjang musim ini. Hasil itu cukup untuk mengangkat posisinya di papan klasemen, yakni dari urutan kedelapan menjadi ketiga. Dirinya pun kian percaya diri untuk membuat kejutan lainnya. ”Kepercayaan diri saya pasti meningkat dan tidak sabar untuk pergi ke seri kelima. Saya pikir saya sudah memulai paruh kedua musim ini dengan sangat baik,” katanya.
Bagi Moore, itu raihan runner-up seri yang ketiganya sepanjang musim ini seusai seri pertama dan keempat. Namun, itu cukup untuk mengantarkannya menyalip posisi peselancar Kosta Rika, Brisa Hennessy, di puncak klasemen putri. Moore membuka asa untuk menembus final CT WSL 2022 dan merengkuh gelar keenam sepanjang kariernya.
”Saya pikir penampilan saya cukup baik. Saya hanya membuat beberapa kesalahan di awal lomba. Dengan taktik strategi yang saya terapkan, saya tidak menyadari sejumlah peluang yang didapat Defay. Namun, Defay memang berselancar dengan sangat baik juga kali ini,” kata Moore.