Batu Pijakan AS Roma dan Feyenoord dari Kompetisi Kasta Ketiga
AS Roma dan Feyenoord akan memperebutkan gelar juara Liga Konferensi Eropa, Kamis dini hari. Bagi kedua tim, juara kompetisi kasta ketiga Eropa itu sangat penting untuk membangun tradisi juara di tingkat Eropa.

Pelatih AS Roma Jose Mourinho memberikan instruksi dalam sesi latihan di fasilitas latihan Fulvio Bernardini, Roma, Italia, Selasa (24/5/2022). AS Roma dan Feyenoord akan berlaga di final Liga Konferensi Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
TIRANA, SELASA — Liga Konferensi Eropa memang hanya kompetisi kasta ketiga. Namun, bagi AS Roma dan Feyenoord yang akan bertemu dalam laga final di Stadion Air Albania, Tirana, Kamis (26/5/2022), mengangkat trofi ajang edisi perdana itu sangat krusial sebagai batu pijakan untuk membangun tradisi juara di tingkat Eropa.
Pertemuan AS Roma dan Feyenoord di final Liga Konferensi boleh jadi perjumpaan dua tim yang bernasib serupa di kompetisi Eropa. Baik AS Roma maupun Feyenoord sama-sama tidak memiliki tradisi juara yang kuat dan cukup lama merindukan tampil di partai puncak kompetisi antarklub ”Benua Biru”.
AS Roma pernah merasakan juara Piala Inter-Cities Fairs 1960/1961. Kompetisi itu adalah cikal bakal Piala UEFA yang menjelma menjadi Liga Europa atau ajang kasta kedua Eropa saat ini. Setelah itu, klub berjuluk ”Serigala Ibu Kota” tersebut tak bisa berbuat banyak di tingkat Eropa. Mereka memang pernah mencapai final Piala Champions/Liga Champions 1983/1984, tetapi kandas dalam adu penalti, 2-4 (1-1), dari Liverpool.
Baca juga : Roma Kunci Tiket ke Liga Europa
Baru tujuh tahun kemudian, klub berjersei kuning-merah alias giallorossi bisa kembali menembus final kompetisi Eropa. Mereka menantang Inter Milan di dua laga pamungkas Piala UEFA 1990/1991, tetapi kalah agregat 1-2 (1-0, 0-2). Selang 31 tahun kemudian, mereka bisa merasakan lagi berada di laga penentuan juara ajang Eropa dengan mencapai final Liga Konferensi musim ini.

Setali tiga uang, Feyenoord mengawali kiprah menembus partai puncak kompetisi Eropa ketika mencapai final Piala Champions 1969/1970 dan sukses mengangkat trofi seusai menaklukkan Celtic, 2-1. Klub berjuluk ”De Club Aan De Maas” itu bisa menembus laga pamungkas ajang Eropa empat tahun kemudian, yakni tatkala berjumpa Tottenham Hotspur dan berhasil meraih gelar setelah menang agregat 4-2 (2-2, 2-0).
Sehabis itu, Feyenoord menanti 28 tahun untuk merasakan lagi persaingan final kompetisi Eropa saat menghadapi Borussia Dortmund di partai puncak Piala UEFA 2001/2002 dan sukses mengangkat trofi seusai menang 3-2. Baru 20 tahun setelahnya, mereka mencapai laga pamungkas Liga Konferensi musim ini.
Secara koleksi prestasi, AS Roma memang lebih minim dibandingkan Feyenoord. Akan tetapi, secara umum, keduanya sama-sama tertatih dan sulit berbicara di ajang Eropa. Maka itu, final Liga Konferensi musim ini merupakan partai penting untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka bersaing di gelaran Eropa lainnya ke depan.
Baca juga : Saatnya Angkat Topi untuk Jose Mourinho
Untuk itu, walau sejumlah pengamat menilai Liga Konferensi sebagai langkah mundur untuk Pelatih AS Roma Jose Mourinho yang berpengalaman menjuarai Liga Champions (bersama FC Porto musim 2003/2004 dan Inter Milan 2009/2010) dan Liga Europa (bersama Porto 2002/2003 dan Manchester United 2016/2017), pelatih asal Portugal tersebut justru menganggap Liga Konferensi bernilai setara Liga Champions untuk timnya. Sebab, AS Roma tidak punya akar juara Eropa sehingga penting memulainya dari Liga Konferensi.

Pemain AS Roma, Roger Ibanez, mengontrol bola dalam sesi latihan bersama pemain AS Roma lainnya di fasilitas latihan Fulvio Bernardini, Roma, Italia, Selasa (24/5/2022). AS Roma dan Feyenoord akan berlaga di final Liga Konferensi Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
Kami perlahan menyadari ambisi kami untuk melangkah sejauh mungkin. Liga Konferensi merupakan Liga Champions untuk kami sekarang.
”Saya seorang pelatih dengan sejarah tertentu dan Roma adalah klub besar. Saya merasa sedikit bertanggung jawab untuk menjadikan ini kompetisi besar. Kami perlahan menyadari ambisi kami untuk melangkah sejauh mungkin. Liga Konferensi merupakan Liga Champions untuk kami sekarang. Ini ialah level kami saat ini, kompetisi yang kami perjuangkan. Apalagi klub ini belum menembus pertandingan seperti ini untuk waktu yang sangat lama,” ujar Mourinho dilansir Football-Italia, Sabtu (21/5/2022).
Target akhiri paceklik
Kubu AS Roma pun ingin mengakhiri paceklik juara dengan mengangkat trofi Liga Konferensi. Mereka terakhir kali merebut gelar saat menjuarai Piala Italia 2007/2008. ”Memiliki kesempatan untuk memenangi trofi ini, untuk memberikan piala ini ke kota saya, sudah menjadi mimpi. Saya pikir kami harus menjalaninya 100 persen, mencoba menang dengan segala cara. Kami ingin membawanya ke sini di Roma, itu tujuan besar kami,” tegas gelandang sekaligus kapten AS Roma, Lorenzo Pellegrini, dikutip Corriere dello Sport, Selasa (24/5/2022).
Baca juga : AS Roma Tak Pernah Menyerah
Penyerang AS Roma, Tammy Abraham, mengatakan, para pemain berusaha menutup musim yang cukup baik untuk tim dan para penggemar. Musim ini, AS Roma memang cuma duduk di urutan keenam Serie A Liga Italia. Namun, selain bisa memperbaiki posisi dibandingkan peringkat ketujuh musim sebelumnya, itu raihan positif mengingat persaingan juara Serie A musim ini cukup ketat, yakni melibatkan AC Milan, Inter Milan, Napoli, Juventus, dan Lazio.
”Ini adalah musim yang fantastis. Ketika saya tiba di sini, tujuan saya ingin membantu tim, ingin memenangi beberapa trofi. Kami berada di jalur yang benar, kami berada di final (Liga Konferensi) dan kami telah membuat sejarah. Kini, kami ingin menyelesaikan pekerjaan untuk menutup musim dengan sempurna,” kata pemain asal Inggris tersebut.

Para pemain AS Roma, (dari kiri) Stephan El Shaarawy, Charles Perez, dan Ainsley Maitland-Niles, melakukan pemanasan dalam sesi latihan bersama pemain AS Roma lainnya di fasilitas latihan Fulvio Bernardini, Roma, Italia, Selasa (24/5/2022). AS Roma dan Feyenoord akan berlaga di final Liga Konferensi Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
Secara individu, Abraham juga punya target menambah koleksi golnya musim ini. Pemain berusia 24 tahun itu tampil sensasional dengan menjadi orang Inggris terproduktif di Serie A lewat lesatan 17 gol dari 37 laga pada musim perdananya di sepak bola Negeri Spageti. Dia pun mengemas 9 gol dari 13 laga Liga Konferensi atau hanya kalah dari penyerang Feyenoord, Cyriel Dessers, yang membukukan 10 gol dari 12 laga.
Tentu, Abraham ingin melengkapi prestasi dengan menjadi pencetak gol terbanyak Liga Konferensi. ”Mencetak gol di final (Liga Konferensi) akan menjadi mimpi, terutama jika kami memenangi piala. Saya sudah memimpikan saat-saat seperti itu sejak kecil (mencetak gol di final kompetisi Eropa dan mengantarkan tim juara). Namun, bagi saya, membantu tim menang lebih dari cukup,” ungkapnya.
Baca juga : AS Roma Penyelamat Wajah Italia
Membayar kekecewaan
Bagi Feyenoord, juara Liga Konferensi merupakan cara untuk membayar kekecewaan karena gagal merebut trofi Liga Belanda musim ini. Mereka bersaing sengit dengan Ajax Amsterdam dan PSV untuk menjadi yang terbaik di akhir musim. Sayang, mereka tersandung di pekan ke-16 dan terus tertinggal di tempat ketiga, sedangkan Ajax berhasil keluar sebagai juara.
Feyenoord sedikit mendapatkan keuntungan dari sisi waktu persiapan sebelum final Liga Konferensi. Mereka telah mengakhiri liga pada 15 Mei dan bisa memulai pemusatan latihan di Lagos, Portugal, sekitar sepekan. Adapun AS Roma baru menuntaskan liga pada 21 Mei dan memulai pemusatan latihan di markas sendiri di Trigoria pada 22 Mei. Itu pula yang dikeluhkan oleh Mourinho.

Ekspresi Pelatih Feyenoord Arne Slot saat pertandingan Liga Belanda antara Go Ahead Eagles dan Feyenoord di De Adelaarshorst, Rabu (11/5/2022). AS Roma dan Feyenoord akan berlaga di final Liga Konferensi Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
Pelatih Feyenoord Arne Slot di laman resmi UEFA menuturkan, dirinya sudah menganalisis pola permainan AS Roma ataupun taktik Mourinho. Dia merasa timnya siap menjadi penantang yang kuat untuk merebut trofi Liga Konferensi.
”Kami adalah tim dengan mentalitas ofensif yang suka menguasai banyak bola dan bermain dengan intensitas. Ketika tidak menguasai bola, kami ingin memenanginya kembali secepat mungkin dengan menekan secara agresif. Saya pikir kami merupakan tim yang sulit dikalahkan. Kami memiliki kualitas untuk memenangi trofi. Kami tidak berhasil memenangi kejuaraan domestik, liga ataupun piala, tetapi kami masih punya peluang besar di Eropa. Kami ingin membuktikannya,” tutur Slot.
Baca juga : Venezia Hambat Langkah AS Roma ke Eropa
Menurut gelandang Feyenoord, Guus Til, timnya mesti tetap tenang dan fokus karena belum memenangi apa pun. ”Kami harus hati-hati, tidak berpesta terlalu dini. Tentu saja, saya sangat bangga karena kami bisa melangkah sejauh ini. Namun, pada akhirnya, perayaan sesungguhnya pada akhir laga,” terangnya.
Legenda sepak bola Belanda sekaligus mantan anak buah Mourinho di Inter Milan 2009/2010, Wesley Sneijder, menyampaikan, Feyenoord harus mewaspadai perkataan Mourinho yang kecewa dengan waktu persiapan timnya yang minim. Sebab, itu strategi Mourinho untuk memancing motivasi para pemainnya.

Pemain Feyenoord melakukan selebrasi pada akhir laga kedua semifinal Liga Konferensi Eropa antara Olympique Marseille dan Feyenoord di Stadion Velodrome, Marseille, Perancis, Kamis (5/5/2022), yang berakhir 0-0. Feyenoord menang agregat 3-2. AS Roma dan Feyenoord akan berlaga di final Liga Konferensi Eropa di Stadion Air Albania, Tirana, Albania, Kamis (26/5/2022) dini hari WIB.
”Pada final Liga Europa 2017, Mourinho marah karena Ajax mendapatkan 12 hari persiapan lebih banyak dibandingkan Manchester United (tim yang dilatih Mourinho kala itu), sedangkan Manchester United cuma memiliki waktu tiga hari. Itu hanya permainan psikologis yang dilakukan Mourinho. Dia membuat para pemainnya mengerti betapa tidak adilnya segala sesuatu dan memotivasi mereka untuk menghukum ketidakadilan tersebut,” ujar Sneijder.
Legenda sepak bola Polandia sekaligus pemain AS Roma 1985/1988, Zbigniew Boniek, berpandangan lebih adil. Boniek menganggap kedua tim punya peluang yang seimbang. ”Roma adalah tim yang solid, tetapi Feyenoord juga kuat. Jadi, keduanya cenderung seimbang. Saya berharap mereka bisa jauh lebih baik untuk musim depan,” ucapnya.