Wayne Rooney lebih memilih bertarung hingga akhir musim dengan klubnya saat ini, Derby County, daripada menjabat manajer baru Everton. Dia sangat yakin dengan keputusan besar tersebut.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Wayne Rooney, Manajer Derby County, menolak peluang emas naik kasta ke Liga Primer untuk menukangi klub dari kota kelahirannya, yakni Everton. Rooney masih ingin berjuang dengan Derby yang sedang berada di zona degradasi Liga Championship. Dia mengutamakan tanggung jawab moral ketimbang prospek karier cemerlang.
Rooney merupakan salah satu kandidat terkuat mengisi kursi manajer Everton yang sedang kosong. Namun, mantan pemain dari akademi Everton ini menolak panggilan wawancara dari bekas klubnya tersebut.
Everton mendekati agen saya dan meminta wawancara untuk pekerjaan itu, tetapi saya menolaknya. Itu adalah keputusan sulit. Saya yakin akan menjadi manajer Liga Primer dan saya siap untuk itu 100 persen, tetapi saya punya pekerjaan di Derby. Pekerjaan itu penting bagi saya.
”Everton mendekati agen saya dan meminta wawancara untuk pekerjaan itu, tetapi saya menolaknya. Itu adalah keputusan sulit. Saya yakin akan menjadi manajer Liga Primer dan saya siap untuk itu 100 persen, tetapi saya punya pekerjaan di Derby. Pekerjaan itu penting bagi saya,” ucap penyerang yang pernah membela Everton pada dua periode berbeda ini, 2002-2004 dan 2017-2018.
Everton sedang gencar mencari manajer baru setelah pemecatan Rafael Benitez pada pekan lalu. Benitez yang baru menukangi klub selama 200 hari dipecat karena rententan hasil buruk sejak Oktober 2021. Klub berjuluk ”The Toffees” ini pun berada di peringkat ke-16, hanya terpaut 4 poin dari zona degradasi.
Kata Rooney, dia berpikir keras sebelum menolak tawaran itu. Dia punya kedekatan emosional dengan Everton yang merupakan bekas klub sekaligus tim dari kota kelahirannya, yaitu Liverpool. Apalagi, kesempatan melatih klub kasta tertinggi Liga Inggris tidak akan datang setiap hari. Peluang ini sangat langka untuk Rooney yang baru berpengalaman melatih satu klub. ”Tentu ini adalah keputusan sangat sulit untuk saya,” tuturnya.
Namun, mantan penyerang Manchester United ini tidak akan menyesal dengan keputusannya. Dia punya tujuan lebih besar bersama klubnya saat ini. Rooney sadar betul Derby sedang butuh bantuannya hingga akhir musim. Adapun Derby sedang berada di zona degradasi Divisi Championship dengan 14 poin dalam 27 pertandingan.
Derby berada di posisi terdesak karena mendapat pengurangan 21 poin oleh pihak liga. Mereka terbukti melanggar aturan profitabilitas dan keberlanjutan liga akibat penjualan Stadion Pride Park kepada mantan pemilik klub, Mel Morris.
Skuad asuhan Rooney yang seharusnya berada di papan tengah, lewat 8 menang dan 11 seri, sekarang terperosok di peringkat ke-23 klasemen sementara. Derby hanya memiliki 14 poin, sama dengan juru kunci klasemen, Barnsley.
Rooney merasa bertanggung jawab atas krisis tersebut. Dia berutang budi kepada Derby setelah kepercayaan yang selalu diberikan. Adapun Rooney pensiun sebagai pemain di klub tersebut. Seusai pensiun, dia langsung diberikan jabatan manajer sementara pada akhir 2020 hingga akhirnya dikontrak sebagai manajer tetap pada awal 2021.
Mantan kapten tim nasional Inggris ini memperlihatkan kualitas kepemimpinan dengan bertahan di Derby. ”Saya hanya berpesan kepada para penggemar untuk selalu mendukung kami. Kami akan melakukan apa yang bisa dikerjakan. Kami akan menjamin klub ini bergerak maju secepat mungkin,” ucapnya.
Setelah kehilangan Rooney, pilihan manajemen Everton mengerucut kepada tiga nama. Mereka adalah Duncan Ferguson, manajer sementara klub, serta dua manajer yang sedang menganggur, Vitor Pereira dan Frank Lampard.
Menurut The Athletic, pemilik Everton, Farhad Moshiri, terbang langsung ke London untuk berbicara dengan tiga kandidat tersebut. Mereka punya poin plus masing-masing. Ferguson sudah mengenal kultur klub karena pernah menjadi pemain sekaligus asisten manajer.
Pereira, mantan pelatih FC Porto dan Fenerbahce, punya pengalaman segudang menangani klub Eropa sejak 2010. Sementara itu, Lampard juga cukup menjanjikan dengan portofolio bersama Chelsea dan Derby. Meskipun dipecat dari Chelsea, dia bisa finis di empat besar pada musim pertamanya.
Manajer baru akan dipilih dengan sangat hati-hati. ”Mereka punya rencana strategi pada masa depan. Stadion baru mereka sedang dalam pembangunan hingga 2024 nanti. Mereka ingin menuju ke arah yang tepat dan bisa jauh dari ancaman degradasi,” kata koresponden The Athletic, David Ornstein. (AP/REUTERS)