Peluang terbuka bagi Kevin/Marcus dan Greysia/Apriyani untuk berprestasi lebih baik pada turanmen Final BWF World Tour. Kedua pasangan andalan Indonesia ini lolos ke semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih peluang baru dengan tiket semifinal turnamen Final BWF World Tour. Mereka berpeluang membayar momen yang hilang dari ajang penutup rangkaian turnamen BWF World Tour tersebut.
Kevin/Marcus, ganda putra nomor satu dunia, absen pada Final BWF 2020, turnamen terakhir dari tiga turnamen di Thailand, pada Januari 2021, setelah Thailand Terbuka Seri I dan II. Mereka tak tampil karena Kevin terinfeksi Covid-19 pada Desember 2020, hingga tak punya cukup waktu untuk mempersiapkan diri bertanding.
Seperti yang diberlakukan dalam Festival Bulu Tangkis Indonesia (Indonesia Masters, Indonesia Terbuka, dan Final BWF 2021) di Bali, 16 November-5 Desember, pemain yang lolos ke Final BWF 2020 harus tampil, setidaknya dalam satu turnamen sebelumnya. Oleh karena tak bisa bermain pada Thailand Terbuka I atau II, Kevin/Marcus pun tak memiliki kesempatan bersaing dalam Final BWF.
Kini, pasangan berjulukan ”Minions” itu akan tampil di semifinal melawan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan), setelah menjuarai Grup A pada babak penyisihan. Mereka tak terkalahkan dalam persaingan ”grup neraka” setelah menang atas Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark), 21-15, 18-21, 21-9, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Jumat (3/12/2021). Dua hari sebelumnya, Kevin/Marcus menang atas Lee/Wang, yang lolos ke semifinal sebagai runner up grup.
Diikuti delapan wakil yang dibagi dalam dua grup pada setiap nomor, penyisihan berlangsung dengan format round robin. Dua peringkat teratas lolos ke semifinal, dengan lawan yang ditentukan melalui undian, yaitu juara grup bertemu peringkat kedua, baik dengan pemain dari grup yang sama atau berbeda saat fase penyisihan.
Greysia/Apriyani juga mendapat peluang baru setelah selalu tersingkir pada penyisihan grup pada tiga keikutsertaan sebelumnya. Dua kemenangan dari tiga laga menempatkan mereka sebagai peringkat kedua Grup A dan akan melawan pasangan Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida, yang mengalahkan Greysia/Apriyani pada final Indonesia Terbuka.
”Sama seperti kemarin, kami hanya fokus pada satu pertandingan. Kesiapan fisik dan motivasi perlu ditingkatkan,” kata Greysia.
Salah satu sumber motivasi tersebut, kata Apriyani, adalah saat mereka tersingkir dengan dramatis pada penyisihan grup Final BWF 2020. Hanya membutuhkan satu gim pada pertandingan terakhir grup untuk lolos ke semifinal, mereka justru kalah dua gim langsung dari Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia) hingga tersisih.
”Pengalaman itu membuat kami harus lebih termotivasi untuk menang pada laga berikutnya,” kata Apriyani.
Sementara itu, perjalanan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, kembali terhenti pada penyisihan grup, sama seperti Final BWF 2019 dan 2020. Mereka kalah dari Tang Chung Man/Tse Ying Suet (Hongkong), 11-21, 15-21, dalam perebutan satu tiket tersisa dari Grup B. Tang/Tse lolos mendampingi Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) sebagai semifinalis dari grup tersebut.
Laga melawan Tang/Tse melengkapi rangkaian penampilan buruk Praveen/Melati dalam tiga turnamen beruntun di Bali, setelah tersingkir pada babak pertama Indonesia Masters dan babak kedua Indonesia Terbuka. Padahal, saat berhadapan dengan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris), Kamis, ganda peringkat kelima dunia itu mulai memperlihatkan kekompakan yang hilang pada dua turnamen sebelumnya.
Sama seperti kemarin, kami hanya fokus pada satu pertandingan. Kesiapan fisik dan motivasi perlu ditingkatkan.
Akan tetapi, hampir sepanjang pertandingan melawan Tang/Tse, yang mengalahkan mereka dalam tiga dari empat pertemuan sebelumnya, Praveen/Melati kesulitan untuk menekan. Penampilan yang mereka perlihatkan selama tiga pekan ini terjadi menjelang keikutsertaan mereka dalam Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember.
“Saya harap bisa tampil lebih baik. Masih ada Kejuaraan Dunia dan turnamen lainnya,” kata Praveen.
Pemain Terbaik
Dari acara Penghargaan BWF untuk atlet terbaik periode 2020-2021, Indonesia memperoleh penghargaan pada dua kategori, yaitu pasangan terbaik dan atlet putri disabilitas terbaik. BWF memberikan status pasangan terbaik pada Greysia/Apriyani, sedangkan atlet putri disabilitas terbaik pada Leani Ratri Oktila.
Kedua wakil tersebut mengharumkan nama Indonesia pada panggung kompetisi olahraga terbesar di dunia, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, yang diselenggarakan tahun ini. Greysia/Apriyani memperoleh medali emas ganda putri Olimpiade, sedangkan Leani dengan medali emas ganda putri dan campuran Paralimpiade klasifikasi SL3-SU5. Leani, yang menjadi atlet disabiltas putri terbaik untuk tiga periode beruntun, juga mendapat medali perak pada tunggal putri klasifikasi SL4.
“Terima kasih pada BWF untuk penghargaan yang diberikan pada kami. Kami berharap bisa selalu bermain dengan baik, juga bisa menyebarkan nilai-nilai positif untuk Indonesia dan semua orang yang mencintai bulu tangkis,” komentar Greysia setelah mendapat penghargaan dari Presiden BWF Poul-Erik Hoeyer Larsen.
Pada periode dua tahun terakhir, ketika banyak turnamen dibatalkan karena pandemi Covid-19, Greysia/Apriyani meraih gelar Indonesia Masters dan Spanyol Masters pada 2020. Setelah itu, mereka menjuarai Thailand Terbuka 2021, lalu membawa pulang medali emas Olimpiade sebagai puncak prestasi.
Selain Greysia/Apriyani, peraih emas Olimpiade yang juga dinobatkan sebagai atlet terbaik adalah Viktor Axelsen, pada kategori pemain putra, dan Lee Yang/Wang Chi Lin sebagai atlet paling berkembang. Axelsen menjuarai delapan ajang, enam di antaranya pada tahun ini termasuk Olimpiade. Adapun Lee/Wang tampil memukau saat menyapu bersih tiga gelar dari Thailand Terbuka I dan II, serta Final BWF 2020.
Penghargaan juga diberikan pada Tai Tzu Ying sebagai pemain putri terbaik dan tunggal putra asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn. Vitidsarn, pemain berusia 20 tahun, dinilai menjadi atlet paling menjanjikan hingga mendapat Penghargaan Eddy Choong.
Vitidsarn adalah juara dunia yunior 2017-2019 yang mulai bersaing pada turnamen BWF World Tour sejak 2020. Dia menjad finalis Spanyol Masters 2020 dan Swiss Terbuka 2021, turnamen berkategori Super 300.