Atlet papan atas nasional belum tertandingi pada Peparnas Papua 2021. Sprinter putri Karisma Evi Tiarani dan perenang putri Laura Aurelia Dinda menjadi yang tercepat di lintasan atletik dan kolam renang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Dalam kepungan wajah-wajah baru, beberapa atlet elite nasional masih belum tertandingi di Peparnas Papua 2021. Hanya boleh mengikuti satu nomor lomba, mereka benar-benar memanfaatkan kesempatan itu. Dominasi itu diperlihatkan oleh sprinter klasifikasi T44, Karisma Evi Tiarani, dan perenang klasifikasi S6, Laura Aurelia Dinda.
Evi meraih emas dari nomor lari 100 meter klasifikasi T43-T44 di tengah teriknya cuaca Stadion Utama Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Selasa (9/11/2021). Turun di lintasan tujuh, dia melesat begitu cepat, meninggalkan para pesaingnya.
Langkah panjang dan gesit Evi mampu menutupi awalan start yang kurang sempurna. Adapun wakil Jateng ini turun dalam klasifikasi T43-T44 yang diikuti atlet dengan keterbatasan pada salah satu kaki yang berdampak setara dengan amputasi di bawah lutut.
Pelari Paralimpiade Tokyo 2020 ini finis dengan catatan waktu 15,00 detik. Dia meninggalkan pesaing terdekatnya asal Papua, Monica Marian (16,02 detik), cukup jauh di belakang.
”Sebenarnya agak kecewa ya, soalnya ini bukan personal best, jadi tidak terlalu bagus. Apalagi kayaknya aku start tadi telat banget. Mungkin kurang fokus saja hari ini,” ucap Evi yang tidak melakukan selebrasi seusai memenangi lomba.
Meski mendominasi, catatan waktu Evi masih lebih lambat dibandingkan saat Paralimpiade Tokyo. Ketika itu, dia mampu mencatat rekor Paralimpiade klasifikasi T42 dengan waktu 14,83 detik.
Kata Evi, persiapan menuju Peparnas jauh dari optimal. ”Kalau boleh jujur, masih kurang persiapannya. Habis dari Tokyo kemarin sempat karantina, lalu sempat di rumah dulu agak lama. Setelah itu baru masuk pelatda lagi,” kata peraih tiga emas di Peparnas Jabar 2016 tersebut.
Atlet elite lain juga berjaya pada hari keempat Peparnas. Perenang nasional Laura meraih emas dalam klasifikasi S5-S6 nomor 100 meter gaya bebas di Arena Akuatik Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura. Dia tidak tertandingi dalam klasifikasi yang diikuti perenang yang berperawakan pendek, mengalami amputasi kedua lengan, atau masalah koordinasi sedang pada satu sisi tubuh tersebut.
Laura finis terdepan tanpa perlawanan berarti dengan catatan waktu 1 menit 26,21 detik. Dia unggul 13,13 detik atas pemenang kedua wakil Kalsel, Riyanti (1 menit 39,34 detik).
Catatan waktu tadi sudah melampaui ekspektasi karena saya baru berlatih dua setengah bulan terakhir. Sebelumnya lebih banyak fokus mengurus skripsi dan perkuliahan.
Atlet DKI Jakarta ini mengaku cukup puas dengan penampilannya karena berhasil memperbarui rekor nasional 100 meter gaya bebas putri S6 atas namanya sendiri, 1 menit 30,54 detik, yang diciptakan pada 2018.
”Sudah cukup puas. Catatan waktu tadi sudah melampaui ekspektasi karena saya baru berlatih dua setengah bulan terakhir. Sebelumnya lebih banyak fokus mengurus skripsi dan perkuliahan,” ucap peraih emas ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017 tersebut.
Dengan meraih masing-masing satu emas, perjalanan Evi dan Laura di Peparnas Papua sudah rampung. Sebagai atlet elite, mereka hanya boleh mengikuti satu nomor lomba di Papua berdasarkan peraturan baru Komite Paralimpiade Indonesia (NPC). ”Tugas saya sekarang menjadi penyemangat perenang DKI lain,” kata Laura.