Di olahraga terukur, seperti renang, hasil tidak akan mengkhianati proses. Tim renang Jatim menikmati hasil dari proses latihan panjang mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Kompas
Perenang Jawa Timur, Ressa Kania Dewi, menjadi perenang kedua saat berlaga dalam final renang nomor estafet 4x100 meter gaya ganti putri PON Papua 2021 di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (13/10/2021). Tim estafet Jawa Timur meraih medali emas setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 4 menit 20,05 detik. Tempat kedua diraih tim estafet Jawa Barat dengan catatan waktu 4 menit 22,89 detik, dan tempat ketiga menjadi milik tim estafet Bali dengan catatan waktu 4 menit 24,48 detik.
Pertarungan para perenang PON Papua 2021 di Arena Akuatik Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, telah berakhir pada Kamis (14/10/2021). Kejutan datang dari tim Jawa Timur yang bermaterikan perenang nasional, seperti Adinda Larasati Dewi dan Glenn Victor. Mereka mencuri gelar juara umum di Papua yang telah digenggam tim Jawa Barat dalam dua gelaran terakhir.
Seragam jaket dan celana bercorak hijau-kuning tidak berhenti menghiasi podium juara Arena Akuatik Lukas Enembe. Kemunculan berulang warna khas Jatim ini menandakan dominasi mereka di ”Bumi Cendrawasih”.
Pada hari terakhir lomba, Kamis malam, Jatim masih terus mengukir prestasi lewat 1 emas dan 4 perunggu. Satu-satunya emas diraih oleh Adinda lewat nomor 200 meter gaya kupu-kupu yang finis dengan catatan waktu 2 menit 14,53 detik. Adinda menambah koleksi pribadinya menjadi total 7 emas dan 1 perak.
Tambahan medali itu sekaligus memastikan Adinda dan rekan-rekan sebagai juara umum lewat raihan total 14 emas, 7 perak, dan 9 perunggu. Mereka mengungguli dua rival sekaligus, DKI Jakarta (10 emas, 11 perak, dan 4 perunggu) serta Jabar (9 emas, 8 perak, dan 8 perunggu).
Kompas
Para perenang bersiap untuk berlaga dalam final renang nomor 50 meter gaya punggung putri PON Papua 2021 di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (13/10/2021). Nomor tersebut dimenangi oleh perenang Bali, Komang Adinda Nugraha, dengan catatan waktu 30,31 detik, diikuti perenang DKI Jakarta, AA Istri Kania Ratih Atmaja, dengan catatan 30,63 detik dan ketiga dari Jawa Timur, Nurul Fajar Fitriyanti, dengan catatan waktu 30,80 detik.
Kata Adinda, prestasi ini tidak jatuh dari langit. Mereka telah berkorban banyak selama pandemi Covid-19. Salah satunya, dia tidak pulang selama satu tahun karena menjalani karantina dalam latihan tertutup tim di gedung kolam renang KONI Jatim.
Setelah Covid-19 mereda sedikit akhir tahun lalu, kami mulai latihan. Latihannya tertutup, tidak boleh keluar masuk. Itu setahun tidak boleh keluar dari kolam renang KONI. Tinggal di situ, latihan di situ.
”Setelah Covid-19 mereda sedikit akhir tahun lalu, kami mulai latihan. Latihannya tertutup, tidak boleh keluar masuk. Itu setahun tidak boleh keluar dari kolam renang KONI. Tinggal di situ, latihan di situ,” ucap perenang spesialis gaya kupu-kupu dan gaya bebas tersebut.
Kolam renang tersebut dimodifikasi menjadi ”benteng” khusus tim renang Jatim. Mereka bisa berlatih tanpa takut pandemi Covid-19. Para perenang juga menginap di dalamnya. Kantor-kantor yang berada di area kolam dijadikan kamar.
Rasa bosan menjadi tantangan yang harus dihadapi para perenang. Mereka hanya bisa bermain di sekitar area kolam, yang merupakan tempat latihan juga. ”Enak, sih, tempatnya lengkap dibikin kamar dan ada dapur. Tetapi, lebih ke jenuh, ya. Tetap saja itu bukan rumah sendiri,” kata Adinda.
Kompas/Wawan H Prabowo
Perenang DKI Jakarta, Joe Aditya Kurniawan (kiri); perenang Jawa Timur, Glen Victor Sutanto (tengah); dan perenang Jawa Barat, Triady Fauzi Sidiq (kanan) bersiap untuk turun di final renang nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra PON Papua 2021 di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (10/10/2021). Laga tersebut dimenangi Glen Victor Sutanto dengan catatan waktu 54,32 detik, diikuti Joe Aditya Kurniawan 54,33 detik dan Triady Fauzi Sidiq 54,,50 detik.
Demi mengusir bosan itu, para perenang mengakalinya dengan belanja barang atau makanan daring. Biasanya, ada penjaga gedung kolam yang selalu mengantarkan pesanan daring mereka. Ketika pesanan itu datang, para perenang amat bahagia.
Tetapi, pengorbanan itulah yang terbayar di Papua. Tim Jatim mampu berjaya di tengah dominasi atlet pelatnas DKI dan Jabar. Mereka memiliki keuntungan bisa berlatih saat pandemi lewat inovasi tersebut.
Saat bersamaan, banyak tim daerah lain terputus latihannya akibat pandemi. Bahkan, perenang nasional yang berlatih di Jakarta, seperti I Gede Siman Sudartawa dan Triadi Sidiq Fauzi, sempat tidak merasakan air kolam beberapa bulan. Mereka juga terkendala tutupnya pusat kebugaran. Tak pelak, performa mereka menurun drastis.
Adinda dan rekan-rekan juga jadi lebih kompak karena tinggal bersama. Terbukti, Adinda bersama tim putri sukses menyumbangkan tiga emas beregu sekaligus. ”Kami jadi satu tim, jadi lebih kompak. Memang sih bosan, tetapi mendingan bosan daripada tidak ngapain-ngapain,” ucapnya yang sempat tidak berlatih ke kolam selama enam bulan pada awal 2020.
Kompas/Wawan H Prabowo
Perenang Jawa Timur, Adinda Larasati Dewi Kirana, melakukan selebrasi saat menjuarai final renang nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri PON Papua 2021 di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (10/10/2021). Adinda kembali menyumbang medali emas bagi kontingen Jawa Timur setelah menjadi yang tercepat di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri PON Papua 2021 dengan catatan waktu 1 menit 01,65 detik. Saat ini Adinda telah meraih tiga medali emas dari cabang renang PON Papua 2021. Emas pertama Adinda diraih di renang perairan terbuka nomor 10.000 meter putri, kedua nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri, dan emas ketiga di nomor 800 meter gaya bebas putri.
Inovasi ini berasal dari Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung. Awalnya, latihan para perenang sempat ingin digabung dengan atlet cabang olahraga lain. Tetapi, akhirnya gedung hanya dipakai untuk cabang renang yang merupakan prioritas pendulang medali.
Pelatih renang tim Jatim Chusaini Matleq menilai, inovasi jadi kunci kesukesan mereka di Papua. ”Inovasi penting agar anak-anak tetap bisa berlatih, tetapi juga sambil menaati protokol kesehatan. Tanpa itu, kami hanya berdiam diri dan tidak berkembang,” ungkapnya.
Prestasi Jatim, menurut Erlangga, bukan hanya berasal dari inovasi tersebut. Mereka bisa berada di titik sekarang juga karena komitmen selama empat tahun terakhir. Setelah PON Jabar, mereka benar-benar mengevaluasi program latihan.
”Ini semua adalah kerja keras atlet, pelatih, dan ofisial sejak 2017. Sekarang akuatik Jatim lebih maju. Saya lihat kekuatan renang semakin merata antara kami, DKI, dan Jabar, dibandingkan dulu,” jelasnya.
Kompas/Wawan H Prabowo
Perenang Jawa Timur, Adinda Larasati Dewi Kirana, menunjukkan maskot PON Papua 2021 Drawa seusai upacara pengalungan medali di final renang nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri PON Papua 2021 di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (10/10/2021). Adinda kembali menyumbang medali emas bagi kontingan Jawa Timur setelah menjadi yang tercepat di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri PON Papua 2021 dengan catatan waktu 1 menit 01,65 detik.
Kesuksesan inovasi Jatim memberikan sebuah inspirasi besar di tengah pandemi. ”Benteng” serupa mungkin bisa diterapkan di skala lebih besar, misalnya di pelatnas. Dengan itu, para perenang nasional bisa terhindar dari gangguan gelombang pandemi selanjutnya. Mereka bisa fokus untuk menatap SEA Games dan Asian Games tahun depan.