PON Papua 2021 menjadi saksi kemunculan ”bintang” baru, seperti Odekta Elvina dan Nurul Akmal, yang membawa asa regenerasi prestasi olahraga Indonesia. Mereka bersinar di balik ”kegelapan” berkat daya juang tinggi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH/Kelvin Hianusa/M Ikhsan Mahar
·4 menit baca
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pelari DKI Jakarta, Odekta Elvina Naibaho, membentangkan bendera kontingennya sesaat setelah mencapai garis finis pada nomor lari maraton putri cabang atletik PON Papua 2021 di Kuala Kencana, Area PT Freeport Indonesia, Kabupaten Timika, Papua, Sabtu (9/10/2021). Ia meraih emas maraton putri.
TIMIKA, KOMPAS - Sejumlah atlet yang tampil di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021 memperlihatkan pentingnya spirit pantang menyerah dan bangkit dari kegagalan untuk meraih prestasi tertinggi. Spirit itu sekaligus menjadi modal penting dalam regenerasi atlet maupun prestasi olahraga nasional.
Semangat itu antara lain diperlihatkan Odekta Elvina Naibaho. Atlet asal Sumatera Utara yang membela DKI Jakarta itu meraih medali emas dari nomor bergengsi atletik, yaitu maraton putri, di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua, Sabtu (9/10/2021).
Pencapaian itu melengkapi penampilan dominan Odekta pada lari jarak jauh PON Papua. Sebelumnya, ia juga merebut dua emas dari nomor lari 5.000 meter dan 10.000 meter putri.
Ia pun kini digadang-gadang sebagai penerus ”ratu” lari jarak jauh Asia Tenggara, Triyaningsih. Untuk pertama kalinya sejak tampil perdana di PON pada 2004 silam, Triyaningsih tidak membawa pulang emas PON. Ia hanya menyabet dua perak dan satu perunggu di PON Papua.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pelari DKI Jakarta, Triyaningsih, finis kedua pada nomor lari maraton putri cabang atletik PON Papua 2021 di Kuala Kencana, Area PT Freeport Indonesia, Kabupaten Timika, Papua, Sabtu (9/10/2021). Ia meraih perak maraton putri.
Meskipun kini menjadi bintang baru lari jarak jauh putri, Odekta memilih tetap rendah hati dan mawas diri.
”Prestasi saya saat ini memang lebih baik dari Triyaningsih. Namun, catatan waktu saya masih jauh di bawah rekor terbaiknya yang sulit dipecahkan. Hanya saja, prestasi-prestasi ini memotivasi saya agar bisa terus lebih baik di kemudian hari, terutama di ajang internasional,” ujarnya di Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
Menurut Odekta, dalam berkompetisi, selalu ada yang menang dan kalah. Hal terpenting baginya adalah selalu berupaya melecut diri, termasuk dari kegagalan yang pernah dialami. PON Papua pun menjadi penebusan dari kegagalannya pada ajang sebelumnya.
”Ada semangat untuk menuntaskan rasa penasaran ketika saya gagal finis di SEA Games Filipina 2019 lalu. Saat itu, saya pingsan pada 600 meter sebelum garis finis (nomor maraton) karena heatstroke (cuaca panas). Padahal, jika finis, saya bisa membuat rekor terbaik pribadi. Kegagalan itu akhirnya terbayarkan di sini,” ujar Odekta yang finis dengan waktu 2 jam 48 menit 46 detik pada maraton di Papua.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Pelari DKI Jakarta, Odekta Elvina Naibaho, memeluk pelatihnya, Wita Witarsa, seusai finis pertama pada nomor lari maraton putri cabang atletik PON Papua 2021 di Kuala Kencana, Area PT Freeport Indonesia, Kabupaten Timika, Papua, Sabtu (9/10/2021).
Meskipun kalah, Triyaningsih bangga ada yuniornya seperti Odekta yang menunjukkan potensinya. ”Saya berharap Odekta bisa konsisten berprestasi. Tidak hanya di ajang nasional, tetapi juga di level internasional, terutama melanjutkan tradisi emas Indonesia di SEA Games,” ungkap atlet yang membuat tradisi emas lari jarak jauh putri di SEA Games selama kurun 2007-2017 itu.
Keteguhan dan keuletan serupa diperlihatkan lifter putri Aceh, Nurul Akmal. Lifter yang sempat mengalami body shaming atau perundungan setelah gagal membawa pulang medali dari Olimpiade Tokyo 2020 itu tampil perkasa di Papua.
Enggak pernah terbayang bisa ada di titik ini. Bangga banget, apalagi bisa kasih yang terbaik untuk masyarakat Aceh.
Rekor nasional
Nurul bukan hanya meraih emas, melainkan juga memperbaiki rekor nasional angkatan snatch di kelas +87 kilogram putri angkat besi. Ia mencatatkan total angkatan 258 kg (snatch 116 kg dan clean and jerk 142 kg). Angkatan snatch itu lebih baik 3 kg dari rekor sebelumnya atas namanya sendiri, yaitu di Qatar pada 2019 silam.
Ia pun menangis haru seusai dipastikan meraih emas angkat besi PON Papua. ”Enggak pernah terbayang bisa ada di titik ini. Bangga banget, apalagi bisa kasih yang terbaik untuk masyarakat Aceh,” ujar Nurul.
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Lifter Aceh, Nurul Akmal, menampilkan performa terbaiknya pada final angkat besi +87 kilogram PON Papua 2021 di Auditorium Universitas Cendrawasih, pada Sabtu (9/10/2021). Ia meraih medali emas sekaligus memperbaiki rekor nasional atas namanya sendiri.
Semangat pantang menyerah juga berbuah emas bagi tim putra bulu tangkis DKI Jakarta. Mereka sempat tertinggal 0-2 dari juara bertahan, Jawa Barat, pada final beregu putra di Kota Jayapura, kemarin. Namun, tim asuhan pelatih Thomas Indratjaja itu menolak panik.
Mereka bangkit pada tiga laga berikutnya, dimulai oleh tunggal putra Karono. Pasangan ganda Adnan Maulana/Ghifari A Prihardika dan tunggal putra Yonathan Ramlie melengkapi kebangkitan tim Jakarta. Mereka berbalik menang, 3-2.
Kemenangan dramatis itu membuat Jakarta mengakhiri 17 tahun penantian emas dari bulu tangkis beregu putra. Christian Adinata dan kawan-kawan pun menyamai pencapaian para pendahulunya, seperti Simon Santoso, Markis Kido, dan Hendra Setiawan, yang terakhir kali sebelumnya meraih emas PON untuk Jakarta di Sumatera Selatan, 2004 silam.
”Sebagai tunggal terakhir, saya harus lebih berjuang karena teman-teman sudah membuka jalan bagi saya menjadi penentu kemenangan ini. Saya bersyukur strategi di laga final berjalan dengan baik, sehingga mampu membalas kepercayaan rekan-rekan setim dan pelatih,” kata Yonathan seusai laga itu.
Kompas/Wawan H Prabowo
Tim putra DKI Jakarta merayakan kemenangannya setelah Yonathan Ramile mengalahkan tunggal putra Jawa Barat Abiyyu Fauzan Majid pada laga final bulu tangkis beregu putra PON Papua 2021 di GOR Waringin, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (9/10/2021). Meski sempat tertinggal, tim beregu putra DKI Jakarta berhasil menang tipis 3-2 atas Jawa Barat dan meraih medali emas.
Menurut Thomas, sang pelatih, capaian timnya sangatlah membanggakan. Ia berharap para pemainnya bisa terus menjaga spirit pantang menyerah itu di dalam karier mereka.
”Saya meminta pemain ketiga hingga kelima untuk tampil lepas dan tanpa beban. Jangan memikirkan kekalahan di dua laga awal. Terbukti, mereka bisa mengatasi tekanan demi menghadirkan sejarah baru bagi Jakarta,” ungkapnya.
Berkat capaian itu, Jakarta mengemas 68 medali emas, serupa dengan yang dikoleksi Jawa Timur. Adapun posisi puncak klasemen umum di PON Papua 2021 masih ditempati Jabar dengan koleksi 78 emas.