Nurul meraih emas sekaligus memecahkan rekornas di PON Papua. Lifter nasional ini terlalu tangguh di kelas +87 kg.
Oleh
Kelvin Hianusa
·3 menit baca
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Lifter Aceh, Nurul Akmal, menampilkan performa terbaiknya di Auditorium Universitas Cenderawasih pada Sabtu (9/10/2021). Tampil di kelas +87 kilogram, Nurul mencatatkan angkatan lebih baik dibandingkan pada Olimpiade Tokyo 2020.
JAYAPURA, KOMPAS — Lifter asal Aceh, Nurul Akmal, belum tertandingi dalam nomor +87 kilogram di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021. Atlet nasional ini meraih emas tanpa kesulitan berarti lewat total angkatan 258 kilogram. Nurul sekaligus memecahkan rekor nasional snatch atas namanya sendiri.
Nurul berada dalam kondisi terbaik saat tampil di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, pada Sabtu (9/10/2021). Dia sukses mencatat angkatan snatch 116 kg dan clean and jerk 142 kg. Total angkatannya di PON lebih baik dibandingkan pada saat Olimpiade Tokyo 2020, snatch 115 kg dan clean and jerk 141 kg.
Peraih emas PON Jabar 2016 dari nomor 75 kg ini jauh mengungguli para pesaingnya. Pesaing terdekat Nurul adalah lifter Kalimantan Barat, Riska Oktaviana, yang menyabet medali perak lewat total angkatan 223 kg (snatch 100 kg dan clean and jerk 123 kg).
”Perasaannya bangga banget. Apalagi bisa kasih yang terbaik untuk masyarakat Aceh pada kondisi pandemi sekarang. Terima kasih semuanya sudah mendukung Amel (sapaan Nurul). Ini medali untuk masyarakat Aceh,” kata Nurul seusai lomba.
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Lifter Aceh, Nurul Akmal, sukses mengeksekusi angkatan clean and jerk seberat 142 kilogram di Auditorium Universitas Cenderawasih pada Sabtu (9/10/2021). Nurul sukses meraih emas di kelas +87 kg.
Tak hanya mendulang emas, Nurul pun memecahkan rekornas. Setelah sukses mengangkat snatch 107 kg pada kesempatan kedua, dia memutuskan untuk mencoba angkatan seberat 116 kg. Angkatan itu melampaui rekornas atas namanya (113 kg).
Atlet kelahiran 1993 ini kembali menunjukkan ketangguhannya. Dalam sekali sentakan, dia sukses mengangkat percobaan pemecahan rekornas tersebut. Di clean and jerk, Nurul sudah sulit terkejar oleh para pesaingnya yang tertinggal jauh.
Nurul sukses mengeksuksi tiga angkatan dalam snatch dan clean and jerk berkat ketenangannya. Di tengah sambutan ratusan penonton di Auditorium Uncen, dia hanya memberikan lambaian tangan. Dia tidak berteriak atau menunjukkan emosi sebelum atau setelah mengangkat beban.
Bahkan, pada saat sukses mengeksekusi angkatan snatch kedua, dia sudah bisa tersenyum bersama sang pelatih, Effendi Aria, di belakang panggung. Nurul tampak begitu yakin untuk memulai angkatan snatch ketiga, yang merupakan angkatan untuk memecahkan rekornas.
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Lifter Aceh, Nurul Akmal, merayakan kemenangan di Auditorium Universitas Cenderawasih pada Sabtu (9/10/2021). Nurul sukses meraih emas di kelas +87 kg.
Emosi Nurul baru pecah saat di podium. Dia menenangkan Riska yang menangis haru. Namun, setelah itu, justru Nurul yang terlihat berkali-kali mengusap matanya.
Menurut Nurul, kemenangan ini tidak semudah yang dilihat orang banyak. ”Sebenarnya bersaing di kelas ini berat. Saya beruntung saja karena dipantau terus di pelatnas. Latihan lebih rutin dan terjaga. Semoga ke depannya kelas ini lebih baik lagi. Harus ada Nurul-Nurul lain ke depannya,” tambahnya.
Sebenarnya bersaing di kelas ini berat. Saya beruntung saja karena dipantau terus di pelatnas. Latihan lebih rutin dan terjaga.
Lewat prestasi ini, Nurul pun menambah pundi-pundi medali Aceh. Provinsi di ujung barat Indonesia tersebut sekarang menempati peringkat ke-15 perolehan medali sementara dengan 5 emas, 4 perak, dan 4 perunggu.
KOMPAS/KELVIN HIANUSA
Lifter Aceh, Nurul Akmal (kanan), memberikan pelukan kepada lifter Kalimantan Barat, Riska Oktaviana, yang sempat menangis haru di Auditorium Universitas Cenderawasih pada Sabtu (9/10/2021). Nurul sukses meraih emas di kelas +87 kg, sementara Riska menyabet perak.
Pemerintah Aceh, menurut Effendi, tetap memantau Nurul meskipun dia berlatih di pelatnas. ”Nurul selalu kami jaga sejak masuk pelatnas pada 2018. Kami bekerja sama dengan tim pelatnas untuk memantaunya. Dan terbukti, Nurul memberikan yang terbaik hari ini,” ucapnya.
Hingga hari ini, lifter pemusatan latihan nasional masih mendominasi PON Papua. Sebelum Nurul, beberapa lifter andalan seperti Eko Yuli Irawan, Windy Cantika, Rachmat Erwin Abdullah, dan Rizky Juniansyah.