Hugo Lloris menekankan kerja keras adalah kunci bagi dirinya untuk menjadi salah satu kiper terbaik di dunia saat ini. Ia berambisi mengantarkan Tottenham Hotspur berprestasi di era baru bersama Nuno Espirito Santo.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
ARSIP TOTTENHAM HOTSPUR
Bagi Hugo Lloris, kiper sekaligus kapten tim Tottenham Hotspur
Bagi Hugo Lloris, kiper sekaligus kapten tim Tottenham Hotspur, sepak bola telah memberikan segalanya. Kiper yang lahir dan tumbuh di Nice, kota pesisir di wilayah tenggara Perancis, itu telah merasakan berada di puncak dunia ketika mengantarkan ”Les Bleus”, tim nasional Perancis, menjadi juara Piala Dunia 2018. Ia juga mencicipi atmosfer kompetisi level tertinggi di Liga Inggris selama sembilan musim.
Namun, berbagai capaian itu
belum memberikan Lloris kepuasan. Ia masih berambisi membawa Spurs mengangkat trofi sekaligus menjaga dominasi Perancis di Piala Dunia Qatar 2022 mendatang.
”Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Talenta yang dimiliki setiap orang itu tidak cukup karena butuh usaha keras, pemikiran positif, determinasi, dan ambisi untuk menjadi pesepak bola. Selain itu, Anda butuh menikmati sepak bola karena bagi saya menjadi pesepak bola adalah sebuahkeistimewaan,” ujar Lloris dalam wawancara virtual bersama Kompas yang diinisiasi oleh AIA Indonesia, Selasa (17/8/2021).
Lloris menjadi salah satu conference speakers dalam Kompas Fest yang diselenggarakan secara virtual, Jumat-Sabtu (20-21/8/2021) ini. Lloris, yang 129 kali tampil membela timnas Perancis, membahas tema ”Never Stop Learning”, Sabtu ini. Berikut adalah kutipan wawancara Lloris:
Menurut Anda, apa pentingnya belajar?
Belajar adalah hal yang penting di dalam hidup. Untuk menghadapi tantangan, Anda perlu mempersiapkan sesuatu, sehingga itu pentingnya tidak berhenti untuk mempelajari hal baru. Tidak pernah puas atas segala hal yang telah diraih. Setiap proses pemelajaran yang kita dapatkan bisa bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan diri, lalu bisa menjadi sesuatu untuk dibagikan kepada keluarga dan kerabat.
Bagaimana awalnya Anda mengejar karier di sepak bola?
Antara usia 12 dan 17 tahun, saya masih membagi fokus saya antara sekolah dan sepak bola. Ketika itu, saya belum berpikir untuk menjadikan sepak bola sebagai karier utama saya. Setelah mendapat kesempatan menjalani karier profesional pada usia 17 tahun, saya mulai menekuni sepak bola sebagai prioritas.
Meskipun telah terdaftar sebagai bagian tim Nice yunior pada usia 11 tahun, Lloris sejatinya juga aktif mengikuti turnamen di cabang olahraga tenis. Hingga usia 13 tahun, Lloris rutin mengikuti turnamen tenis level nasional.
Di sisi lain, Lloris juga pemuda yang tekun dalam bidang akademik. Setelah lulus SMA di Sekolah Lycee Thierry Maulnier di Nice pada 2004, Lloris baru fokus mengejar ambisinya di sepak bola. Apalagi, rampungnya sekolah menengah itu bertepatan dengan keberhasilannya mengantar Nice U-18 menjuarai Liga Perancis U-18 musim 2003-2004.
Lalu, bagaimana Anda menjaga konsistensi di level tertinggi?
Pertama dibutuhkan keinginan kuat, kedua menjadi profesional sebisa mungkin. Menjalani ritme kehidupan sehari-hari yang terjadwal, terutama makan dan tidur dengan baik. Terpenting, selalu bekerja keras, memiliki pikiran untuk berkompetisi setiap hari, dan melakukan yang terbaik untuk tim.
Tak hanya itu, Lloris juga menyinggung tentang rasa kehilangan di masa pandemi Covid-19. Ia mengungkapkan, dirinya seperti warga dunia lain yang sempat harus berjuang melawan kesehatan mental ketika menjalani kuncitara di masa awal pandemi.
”Saya menyadari di masa pandemi ini kita kehilangan kebebasan untuk bertemu keluarga, saudara, dan sahabat karena keterbatasan melakukan perjalanan. Tetapi, perlahan hal itu sudah bisa kami nikmati lagi. Semoga situasi pandemi segera makin membaik,” katanya.
Era baru Spurs
Lloris pun amat antusias dengan hadirnya era baru di Spurs berkat kehadiran Nuno Espirito Santo, sang manajer baru. Di pekan perdana Liga Inggris 2021-2022, Lloris menjadi bagian skuad Nuno yang mengalahkan juara bertahan Liga Primer, Manchester City, 1-0, di London, Minggu (15/8/2021).
Bagaimana kesan pertama Anda terhadap Nuno?
Saya telah menghadapi Nuno bersama Wolverhampton Wanderers dalam beberapa musim terakhir. Laga itu sangat sulit. Sekarang, kami masih dalam tahap untuk memahami visi sepak bolanya dan merespons keinginannya di lapangan. Kami siap untuk bekerja dan bertarung bersama untuk membawa klub ke arah yang benar.
Pada Maret 2021, Lloris mencatatkan 100 laga tanpa kebobolan ketika Spurs menumbangkan Burnley, 4-0, di Stadion Tottenham Hotspur. Ia menjadi kiper kedelapan di Liga Inggris yang mampu menghasilkan 100 laga atau lebih tanpa kebobolan untuk satu tim. Namun, prestasi itu tidak membuat dirinya bangga.
”Angka-angka itu tidak berarti sekarang. Mungkin ketika pensiun nanti saya baru merasakan pentingnya (rekor) itu. Bagi saya, kemenangan dengan rekan setim lebih penting dari segalanya,” ucap Lloris, kiper setinggi 1,88 meter itu.
Sejak bergabung dengan Spurs dari Olympique Lyon pada awal musim 2012-2013, prestasi terbaik yang diraih Lloris ialah menjadi finalis di Liga Champions 2018-2019 serta Piala Inggris edisi 2014-2015 dan 2020-2021.
Bagaimana Anda menggambarkan petualangan sembilan musim bersama Spurs?
Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya berada di sini untuk para pendukung klub, memberikan kepuasan kepada fans. Dan, saya memberikan sepenuhnya loyalitas saya untuk klub ini.
Anda telah berkunjung ke beberapa negara Asia bersama klub, apa pendapat Anda tentang basis fans di Asia?
Mereka sangat luar biasa. Pandemi ini membuat kami kehilangan sesuatu, yaitu kesempatan mengunjungi pendukung di seluruh dunia. Saya berharap bisa melakukan itu kembali di masa mendatang.