Peselancar Rio Waida diharapkan mampu menyumbangkan medali di Olimpiade Tokyo. Demi target itu, ia bakal berangkat lebih awal ke Tokyo dan "dipersenjatai" papan selancar khusus.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
DOKUMENTASI PSOI
Peselancar Indonesia, Rio Waida, berupaya menaklukkan ombak di Pantai La Bocana dalam ajang International Surfing Association (ISA) World Surfing Games 2021 di Surf City, El Salvador pada 29 Mei-6 Juni 2021. ISA World Surfing juga menjadi salah satu babak kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020.
JAKARTA, KOMPAS - Peselancar Rio Waida akan berangkat lebih awal ke Tokyo untuk aklimatisasi jelang Olimpiade. Karakteristik ombak di Jepang yang cenderung kecil ketika memasuki musim panas jadi tantangan terberat meraih medali. Maka, tim pelatih melakukan antisipasi, antara lain menyiapkan papan selancar yang cocok di ombak kecil dan memanfaatkan keunggulan postur tubuh Rio.
Manajer tim selancar Indonesia Egy Adhitya Hilman, Rabu (23/6/2021), berkata, Rio awalnya dijadwalkan berangkat ke Tokyo pada 20 Juli. Namun, itu lantas dipercepat menjadi 17 Juli atau sepekan jelang dimulainya pertandingan selancar di Olimpiade Tokyo pada 25 Juli.
”Berangkat awal itu menguntungkan. Berarti, aklimatisasinya lebih pas sekaligus menyesuaikan ombak di sana,” kata Egy dihubungi dari Jakarta.
Saat ini, Rio dan tim selancar Indonesia masih menjalani pemusatan latihan di Pantai Kuta, Bali. Pantai Kuta dipilih karena memiliki karakter ombak kecil dan mirip kondisi di Pantai Tsurigasaki, arena cabang selancar di Olimpiade Tokyo.
Peselancar Indonesia, Rio Waida, lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Persatuan Selancar Ombak Seluruh Indonesia (PSOI) tidak menyiapkan agenda uji coba untuk Rio sebelum bertolak ke Tokyo. Rio dan tim selancar Indonesia baru menempuh perjalanan panjang selama satu bulan untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade cabang selancar di El Salvador. Maka, saat ini, Rio hanya fokus berlatih sekaligus memulihkan stamina di Bali.
Selama menjalani pemusatan latihan, tim pelatih juga tidak lagi menggenjot Rio dengan latihan fisik. Rio hanya berlatih selancar seperti biasanya di laut sembari memulihkan kondisi fisiknya. Porsi latihan pun lebih didominasi program-program melatih fleksibilitas, kelenturan, dan stretching. Latihan biasanya dimulai pagi hari. Namun, realisasinya masih sangat tentatif karena melihat situasi ombak di lautan.
”Tidak mungkin menjelang lomba ini Rio melakukan latihan berat. Stamina dia juga harus dijaga,” kata pelatih selancar Indonesia, Tipi Jabrik.
Tipi mempersiapkan peselancar Ketut Agus sebagai lawan tanding Rio saat sesi latihan simulasi pertandingan. Ketut, rencananya, juga akan ikut berangkat ke Tokyo. Ia masuk daftar cadangan utama yang sewaktu-waktu bisa berlaga di Olimpiade Tokyo apabila ada salah satu dari 20 peselancar yang akan berlaga mengalami cedera atau gagal tampil.
DOKUMENTASI PSOI
Tim nasional selancar Indonesia mengadakan rapat kecil sebelum berlaga di International Surfing Association (ISA) World Surfing Games 2021 di Surf City, El Salvador pada 29 Mei-6 Juni 2021. Indonesia mengirimkan enam peselancar untuk mengikuti ajang tersebut.
Target medali
Tim pelatih dan PSOI menargetkan Rio meraih medali di Tokyo. Selancar sangat bergantung pada situasi alam ketika pertandingan berlangsung. Dengan begitu, peluang tiap peselancar meraih poin hampir sama atau 50 berbading 50.
Kunci mendapatkan poin tinggi di cabang ini adalah mengenali karakter ombak. Ketika musim panas tiba, ombak di Jepang cenderung kecil. Hal itu menyulitkan peselancar untuk bermanuver demi mendulang poin. Untuk itu, menurut Tipi, sangat penting bagi Rio menyiapkan papan selancar yang sesuai dengan ombak kecil.
Mari bersama-sama mengawasi atlet-atlet kita yang akan tampil di Olimpiade dengan lebih ketat lagi. Akan sangat disayangkan jika atlet-atlet kita ini sampai terpapar Covid-19. (Rosan P Roeslani)
Saat ini, PSOI telah memesan masing-masing 10 papan selancar untuk Rio dan Ketut. Papan selancar itu telah dirancang untuk ombak di Tsurigasaki. Papan selancar yang sudah dirancang khusus itu diharapkan mampu mendongkrak performa Rio ketika berlaga.
Tipi menjelaskan, saat ombak kecil, peselancar harus memaksimalkan kecepatan yang mereka miliki untuk bermanuver. "Kalau ombaknya kecil, strateginya ya badan kita harus bisa membuat laju papan menjadi lebih cepat,” ujar Tipi.
DOKUMENTASI PSOI
Peselancar Indonesia, Rio Waida, berupaya menaklukkan ombak di Pantai La Bocana dalam ajang International Surfing Association (ISA) World Surfing Games 2021 di Surf City, El Salvador pada 29 Mei-6 Juni 2021. ISA World Surfing juga menjadi salah satu babak kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020.
Kondisi itu sedikit menguntungkan bagi Rio karena memiliki tubuh yang relatif mungil dan ringan. Kondisi tubuh seperti itu akan memudahkannya bergerak lebih cepat dan melakukan manuver yang rumit.
Terkait rencana strategi yang disiapkan, Tipi menyebut belum bisa merumuskannya saat ini. Menurut Tipi, penentuan strategi yang digunakan amat bergantung pada kondisi ombak sepekan menjelang pertandingan dimulai.
Dari sana, pelatih bisa memprediksi bagaimana karakteristik ombak yang akan muncul saat hari pertandingan. Maka itu, rencana strategi baru akan bisa dirancang atau dirumuskan sepekan menjelang pertandingan.
Sementara itu, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tengah memperkuat koordinasi untuk menyiapkan kebutuhan para atlet yang akan berangkat ke Olimpiade Tokyo. Sejauh ini, Indonesia sudah memastikan ada 28 atlet dari delapan cabang olahraga yang akan berlaga.
AP PHOTO/KOJI SASAHARA
Seorang pria melewati instalasi logo Olimpade di Tokyo, Jepang, Senin, 7 Juni 2021 lalu.
Ketua Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 Rosan P Roeslani menyampaikan, persiapan para atlet hingga saat ini berjalan lancar. Menurutnya, atlet Indonesia sudah melakukan persiapan khusus, baik di dalam negeri dan di luar negeri. Ia mencontohkan cabang atletik yang mendatangkan pelatih Amerika Serikat, Harry Marra. Selain itu, ada atlet menembak Vidya Rafika yang saat ini tengah mengikuti kejuaraan di Kroasia.
Rosan mengimbau agar para pengurus dan pelatih lebih mengetatkan protokol kesehatan di dalam dan di luar lapangan. Terlebih, kasus positif Covid-19 di Jakarta tengah meningkat.
“Mari bersama-sama mengawasi atlet-atlet kita yang akan tampil di Olimpiade dengan lebih ketat lagi, sekaligus mengetatkan protokol kesehatan. Sebab, jika atlet-atlet kita ini sampai terpapar Covid-19 akan sangat disayangkan,” kata Rosan.