Kurang menawannya performa Inggris memunculkan dua kambing hitam, pelatih Gareth Southgate dan striker Harry Kane. Mereka berutang pembuktian pada laga terakhir penyisihan grup Piala Eropa 2020 versus Ceko.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LONDON, SENIN - Riuh nyanyian ”Football\'s Coming Home” tidak lagi terdengar dalam laga terakhir Inggris, yaitu melawan Skotlandia. Penampilan minim ide dan kurang energik tim ”Tiga Singa” justru berujung cemoohan penonton. Pelatih Gareth Southgate sebagai ”otak” tim itu dan Harry Kane, ”taring serangan”, bergantian dijadikan kambing hitam.
Raheem Sterling, penyerang sayap tim nasional Inggris, saja sampai terkejut dengan respon tersebut. Dia tidak menyangka perubahan sikap 180 derajat para pendukung yang sempat antusias pada laga pembuka, yaitu versus Kroasia.
”Saya merasa reaksi itu agak berlebihan. Penting bagi kami untuk tidak mendengarkannya (cemoohan), karena bisa berpengaruh (ke mental),” ucapnya.
Kekecewaan pendukung dalam laga imbang tanpa gol saat melawan Skotlandia cukup melukiskan tenggelamnya antusiasme publik tuan rumah. Tidak ada euforia menggunung seperti sebelumnya, jelang laga penutup Grup D Piala Eropa 2020, Inggris versus Ceko di Stadion Wembley, Rabu (23/6/2021) pukul 02.00 WIB.
Sterling mungkin benar, publik tuan rumah agak berlebihan. Tetapi, pendukung Tiga Singa juga tidak salah. Mereka amat kecewa karena wajah baru yang telah dijanjikan skuad berbakat Southgate ternyata masih jauh dari ekspektasi. Mereka justru disajikan wajah lama Inggris, yaitu permainan monoton.
Padahal, Inggris punya segudang pemain berkualitas di gelaran kali ini. Lini serang mereka diperkuat dua pemain dalam usia emas, Sterling dan Kane. Lini tengah mereka tidak kalah mewah lewat sokongan gelandang kreatif muda, seperti Mason Mount dan Phil Foden. Namun, hasilnya, mereka baru membuat satu gol dari dua laga di Piala Eropa 2020.
Belum mencetak gol
Kane, ujung tombak yang paling diharapkan, sama sekali belum mencetak gol. Sang kapten tampak kurang bergairah selama di lapangan. Dia tidak dalam kondisi terbaiknya. Pemain klub Tottenham Hotspur ini baru menghasilkan tiga tendangan, tanpa satu pun mengarah ke gawang, selama 156 menit.
Catatan itu mengecewakan, mengingat Kane adalah pemilik ”gelar” ganda di Liga Inggris yang baru saja berakhir, yaitu pencetak gol sekaligus asis terbanyak, masing-masing 23 gol dan 14 asis. Dia membuat setidaknya satu gol atau asis setiap 88 menit laga di Liga Inggris pada musim lalu. Namun, kehebatan penyerang 27 tahun itu lenyap begitu saja di Piala Eropa 2020.
”Kane tidak terlihat seperti dirinya sendiri. Dia terlihat lesu dan kelelahan. Padahal, dia adalah pria yang paling diharapkan untuk membawa Inggris juara. Dia harus segera bangun. Tanpanya, tim ini tidak akan melaju jauh,” kata Graeme Souness, mantan pemain dan pelatih di Liga Inggris, kepada ITV.
Di sisi lain, Southgate dinilai turut berperan dalam buruknya performa Kane. Seperti ditulis The Times, Inggris kehilangan kreativitas di tangan sang pelatih. Sejak Maret 2019, Inggris hanya menghasilkan 14 gol dalam 13 laga ketika menghadapi tim-tim yang masuk dalam daftar peringkat 50 besar FIFA.
Tekanan itu (publik Inggris) akan hilang dengan sendirinya jika kami bisa memenangkan laga atas Ceko. (Raheem Sterling)
Ian Wright, mantan penyerang timnas Inggris, menilai Southgate tidak berhasil membuat timnya bermain kreatif.
”Apakah kita menciptakan peluang yang cukup? Yang terlihat, kita tidak bisa mengembangkan bola sampai ke sepertiga akhir (areal pertahanan lawan). Sungguh hal mencewakan dari tim yang difavoritkan juara pada turnamen ini (Piala Eropa 2020),” ucap Wright.
Dalam hal pemilihan pemain, Southgate juga tidak lepas dari kritikan. Menurut mantan kapten timnas Inggris, Wayne Rooney, Southgare perlu memberi kesempatan tampil kepada dua penyerang sayap, Jack Grealish dan Jadon Sancho, sejak awal. Kedua pemain energik itu bisa menggantikan Phil Foden yang tidak cocok tampil dalam skema 4-3-3 ala Southgate.
”Di (timnas) Inggris, Foden bermain lebih melebar. Dia terisolasi di sayap dengan minim bantuan dari pemain lain ketika memegang bola. Tidak seperti di Manchester City. Maka, jika butuh melebar, pemain yang lebih cocok adalah Grealish dan Sancho,” tutur Rooney.
Di tengah tekanan publik, Inggris butuh kemenangan atas pemimpin klasemen sementara Grup D, Ceko, dalam laga dini hari nanti. Meraih tiga poin merupakan satu-satunya cara Kane dan rekan-rekan bisa meraih tiket ke babak 16 besar sekaligus finis sebagai pemuncak klasemen grup itu.
Maka, laga ini bagai hidup atau mati bagi Tiga Singa. Mereka masih berpotensi tidak lolos ke fase 16 besar jika kalah dari Ceko. Mereka bisa tersusul pemenang dari laga Kroasia versus Skotlandia. Kans Inggris tersisih semakin besar andai kedua tim berperingkat ketiga dan keempat di Grup D itu mampu menang lebih dari satu gol.
Terkait susunan pemainnya pada laga nanti, Southgate menjamin Kane masih punya tempat dalam skuad inti meski banyak yang meminta sang penyerang diganti. Kehadiran Kane dinilai sangat penting untuk mental dan keutuhan tim saat menghadapi laga krusial nanti.
”Dia sangat penting dalam tim ini, tidak hanya untuk mencetak gol. Dia juga bisa berguna saat membangun serangan dan segala hal yang dibutuhkan. Saat ini, dia memang diragukan banyak orang. Akan tetapi, dia telah membuktikan pantas (ada di tim inti), berkali-kali sebelumnya,” ujar Southgate membela Kane.
Kata Sterling, tekanan publik merupakan hal biasa di Inggris. Para pemain enggan ambil pusing akan hal itu. Mereka hanya berfokus untuk membuktikan diri. ”Tekanan itu akan hilang dengan sendirinya jika kami bisa memenangkan laga atas Ceko,” ucapnya kemudian.
Inggris menghadapi tantangan besar dari Ceko, tim ”kuda hitam” paling mengejutkan saat ini. Ceko tanpa diduga bisa menguasai Grup D di tengah kepungan tim semifinalis (Inggris) dan finalis (Kroasia) Piala Dunia Rusia 2018.
Kejutan Celo itu salah satunya berkat penampilan fenomenal striker Patrik Schick. Saat ini, dia menjadi pencetak gol tersubur sementara di Piala Eropa 2020 dengan torehan tiga gol. Ia sejajar dengan bintang Portugal, Cristiano Ronaldo.
Schick bertekad menambah koleksi golnya untuk Ceko. ”Sangat baik bisa berada di puncak pencetak gol terbanyak sementara di tengah kepungan pemain hebat. Tetapi, masih banyak laga yang akan kami jalani. Saya akan membantu tim ini untuk melangkah sejauh mungkin,” katanya. (AP/AFP)