Italia Menikmati Tuah Immobile di Stadion Olimpico
Italia terlalu tangguh untuk Turki. Kemenangan 3-0 atas Turki tidak hanya menjadi awal yang baik bagi langkah Italia di Piala Eropa 2020, tetapi menghadirkan pula sejumlah rekor baru.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
ROMA, SABTU — Tuah Ciro Immobile di Stadion Olimpico, Roma, terbukti manjur pula untuk tim nasional Italia. Dalam laga pembuka Grup A Piala Eropa kontra Turki, Sabtu (12/6/2021) dini hari WIB, Immobile menegaskan kepada dunia bahwa dirinya adalah ”raja” di Olimpico dengan sumbangan sebuah gol dan asis yang membantu ”Gli Azzurri” unggul telak 3-0.
”Mencetak gol (perdana) di Piala Eropa di stadion rumah sendiri adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Saya tidak bisa membayangkan ada hal lebih baik dari itu,” ujar Immobile, yang telah menyumbangkan 14 gol dari 47 penampilan bersama Italia, dilansir laman UEFA.
Sejak bergabung dengan Lazio pada musim 2016-2017, Immobile seakan terlahir kembali sebagai predator di kotak penalti setelah mengalami masa kelam bersama Borussia Dortmund dan Sevilla. Penyerang lulusan Juventus Primavera itu menemukan rumah terbaik bagi gol-golnya ketika bermarkas di Stadion Olimpico.
Di stadion utama Italia itu, Immobile mencatatkan jumlah gol terbanyak dalam kariernya. Ia mencetak 50 persen gol dari total 150 gol, yang telah disumbangkan untuk Lazio, ketika menjalani laga kandang. Alhasil, 75 gol Immobile untuk ”Si Elang” tercipta di Olimpico. Secara total, Immobile telah mencetak 76 gol di stadion itu karena ia mencetak satu gol di Olimpico saat masih berseragam Torino. Apabila dihitung dari 225 gol yang dihasilkan Immobile di level senior klub, maka 33,8 persen golnya itu disarangkan ke gawang di Stadion Olimpico, yang pertama kali dibuka pada tahun 1937.
Catatan statistik gemilang itu mampu ditunjukkan pula oleh Immobile ketika menghadapi Turki. Immobile membuktikan insting membunuhnya bersama Lazio tidaklah memudar ketika berseragam biru khas Gli Azzurri.
Immobile menjadi pemain yang paling banyak melakukan tembakan ke arah gawang Turki. Selama 81 menit tampil, peraih sepatu emas Eropa musim 2019-2020 itu menciptakan enam tembakan yang dua di antaranya tepat mengarah ke gawang Turki yang dikawal Ugurcan Cakir.
Satu tembakan tercipta di pertengahan babak pertama yang mampu ditangkap Cakir. Kemudian, tembakan kedua tepat sasaran Immobile mampu berbuah gol pada menit ke-66. Gol itu berawal dari sepakan bek sayap kiri Italia, Leonardo Spinazzola, yang mampu ditepis Cakir, tetapi bola liar jatuh di hadapan Immobile. Immobile pun dengan mudah menempatkan bola di sudut kanan yang tidak bisa dijangkau Cakir.
Sekitar 13 menit berselang, Immobile memberikan asis matang kepada Lorenzo Insigne yang berdiri bebas di sisi kanan pertahanan Turki. Tanpa kesulitan, kapten Napoli itu melakukan tembakan terarah untuk menyempurnakan pesta gol Italia di Roma.
Rekor baru
Kemenangan tiga gol tanpa balas di laga pembuka merupakan rekor baru di Piala Eropa. Sejak diselenggarakan pada 1960, tidak ada tim yang diberi kehormatan menjalani laga pembuka mampu mencetak tiga gol.
Selain itu, Italia untuk pertama kali mencetak tiga gol di ajang Piala Eropa. Dalam 38 laga sebelumnya di turnamen antarnegara yang pamornya hanya kalah dari Piala Dunia itu, Gli Azzurri paling maksimal mencetak sepasang gol.
Immobile mengungkapkan, kunci utama timnya mampu unggul telak atas Turki ialah bermain sabar dan tidak panik ketika sejumlah peluang diciptakan, terutama di babak pertama, gagal menjadi gol. Pelatih Italia Roberto Mancini, katanya, menginstruksikan skuad Gli Azzurri untuk meningkatkan tempo pertandingan demi mengeksploitasi kondisi fisik mayoritas pemain Turki yang terkuras karena terus tertekan di paruh pertama laga.
Setelah bek Turki, Merih Demiral, mencetak gol bunuh diri pada menit ke-53, perbedaan kondisi fisik kedua tim mulai terlihat. Italia yang tampil prima mampu terus menekan Turki dengan garis pertahanan tinggi. Sebaliknya, Turki tidak mampu mengalirkan bola untuk melayani penyerang, Burak Yilmaz, bahkan selama 90 menit Turki gagal mencatatkan tembakan mengarah ke gawang.
Yilmaz sempat berpeluang mengancam gawang Gianluigi Donnarumma pada menit 90+2, tetapi sepakan penyerang Lille itu mampu diblok kapten Gli Azzurri, Giorgio Chiellini.
”Setelah gol pertama, banyak ruang terbuka di zona pertahanan Turki. Itulah momen ketika kami bisa mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik kami,” kata Immobile.
Setelah gol pertama, banyak ruang terbuka di zona pertahanan Turki.
Mancini senang anak asuhannya mampu menangani tekanan dalam laga perdana yang tidak mudah. Mantan pemain Lazio itu pun berterima kasih kepada ribuan fans Italia yang hadir langsung ke Olimpico untuk mendukung perjuangan Gli Azzurri.
”Saya bangga dengan perjuangan seluruh pemain karena amat penting untuk memulai turnamen ini dengan penampilan luar biasa dan meraih kemenangan. Saya harap kami bisa terus menjaga penampilan ini, apalagi kami amat bersemangat karena mandapat dorongan dari ribuan pendukung di Olimpico,” kata Mancini dilansir La Gazzetta dello Sport.
Dengan kemenangan 3-0 atas Turki, maka Italia melanjutkan tren tidak kebobolan dalam sembilan laga terakhir. Satu rekor baru lainnya yang dicatatkan Gli Azzurri di era Mancini.
Melupakan
Pelatih Turki Senol Gunes menyatakan, hasil laga pembuka itu harus segera dilupakan oleh seluruh pemain Turki. Menurut dia, Italia jauh lebih baik dibandingkan Turki. Selama 90 menit laga, kata Gunes, anak asuhannya selalu mudah kehilangan bola dan gagal menciptakan peluang karena permainan disiplin dan dominan Italia.
”(Piala Eropa) Ini adalah sebuah turnamen. Meskipun kalah di laga pembuka, kami masih memiliki dua laga tersisa. Kami harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi Wales demi membalas hasil buruk dari Italia,” kata Gunes.
Mantan kapten Turki, Nihat Kahveci, sepakat dengan Gunes. Ia menekankan agar skuad tim berjuluk ”Ay Yildizlilar” tidak larut dengan kekecewaan karena gagal meraih hasil positif di pertandingan pertama.
”Turki sudah harus fokus dan memikirkan Wales. Saya berharap bisa melihat penampilan Turki yang lebih segar di laga selanjutnya,” kata Kahveci, yang membantu Turki menembus babak semifinal di Piala Eropa 2008, kepada TRT Spor. (AFP)