Wayne Rooney memutuskan gantung sepatu. Dia akan memulai fase kedua karier dalam perjalanan di sepak bola sebagai manajer.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
DERBY, SABTU — Wayne Rooney memutuskan pensiun sebagai pesepak bola di Derby County pada usia 35 tahun. Ini bukan akhir kisah bagi mantan kapten Manchester United dan tim nasional Inggris. Dia akan memulai perjalanan baru usai dipercaya menjadi manajer permanen Derby, tim divisi Championship di Inggris.
Setelah menjabat manajer interim Derby menggantikan Philip Cocu pada November 2020, Rooney akhirnya dikontrak permanen selama dua setengah tahun sebagai manajer tetap. Demi fokus ke pekerjaan barunya, dia pun melepas peran sebagai pemain sekaligus manajer interim.
”Saya mencintai setiap menit ketika bermain sepanjang karier, tetapi saya juga sangat antusias untuk bisa memulai perjalanan baru, berada dalam manajemen klub hebat, Derby,” kata striker yang pensiun sebagai pencetak gol terbanyak MU (253 gol) dan Inggris (53 gol) tersebut.
Keputusan gantung sepatu pemain berjuluk ”Wazza” itu cukup unik. Umumnya, pesepak bola pensiun pada akhir musim, ketika kontrak habis. Berbeda dari yang lain, Rooney justru mengambil keputusan terbesar pada tengah musim.
Rooney mengatakan sudah sangat yakin dengan keputusannya. Dia telah memikirkan rencana pensiun sejak beberapa bulan lalu. Alasannya, atlet bertubuh gempal ini tidak ingin terlalu lama menghabiskan waktu sebagai pesepak bola.
Fase kedua karier
Dengan usia saat ini, karier sepak bolanya bisa dikatakan sudah habis. Performanya sudah jauh menurun. Karena itu, dia ingin lebih fokus menggapai masa depan dalam fase kedua kariernya, sebagai manajer. ”Seperti saya bilang, masa depan saya ada dalam manajemen,” ucapnya.
Meski memulai karier di Everton, Rooney lebih dikenal sebagai pemain sekaligus legenda hidup MU. Dia mengabdi selama 13 musim di Kota Manchester. Selama itu, dia menghasilkan 5 gelar juara Liga Inggris, serta masing-masing satu trofi Liga Champions dan liga Europa.
Setelah menyudahi masa emas di MU, pemain bernomor punggung 10 ini sempat kembali lagi ke klub lamanya, Everton, pada 2017. Namun, dia hanya bermain semusim. Merasa sudah tidak bisa bersaing di divisi teratas Liga Inggris, dia pun pindah ke Liga Amerika Serikat, bersama tim DC United.
Setahun terakhir, Rooney mencoba pengalaman baru bermain di Divisi Championsip, kasta kedua Liga Inggris. Di klub ini, dia mendapat kesempatan lebih banyak terlibat dalam manajemen tim.
Hingga akhirnya, pemain kelahiran Liverpool ini mendapat kepercayaan dari klub ketika Cocu dipecat. Kepemimpinannya di lapangan dan di ruang ganti membuat klub percaya, Rooney adalah sosok tepat sebagai manajer.
”Banyak naik dan turun dalam karier saya, tetapi saya tidak akan mengubah apa pun yang pernah terjadi. Saya menikmati setiap menitnya. Semoga ke depan saya bisa menulis sejarah sebagai manajer,” ujarnya.
Bagi timnas Inggris, Rooney merupakan harta yang sangat berharga. Dia sudah mencatatkan 120 laga bersama tim senior. Striker tajam ini merupakan salah satu bakat berbaik dari tanah Inggris dalam abad ini.
”Dia adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dihasilkan oleh negara ini. Seorang pria berkualitas dan juga rekan yang sangat baik. Saya sangat berterima kasih kepadanya karena telah membantu pada tahun-tahun awal di timnas,” kata mantan rekan timnasnya, Theo Walcott.
Meski belum berpengalaman, Rooney punya semua atribut untuk menjadi manajer hebat pada masa mendatang. Semua atribut tersebut bisa terlihat ketika sang bomber masih bermain.
Salah satu yang paling vital adalah jiwa kepemimpinannya. Dia punya naluri alami sebagai pemimpin. Hal itu dibuktikan dengan menjadi kapten di hampir seluruh klub saat bermain. Termasuk tim yang dipenuhi dengan bintang-bintang besar, MU dan Inggris.
Sir Alex Ferguson, manajer legendaris MU, sangat percaya mantan anak asuhnya itu bisa sukses sebagai ”arsitek” tim.
Faktor kepemimpinan sangat krusial dalam dunia kepelatihan. Banyak manajer yang gagal mencapai potensi terbaik karena tidak mampu mengatasi ego pemain. Sebaliknya, manajer sukses hampir pasti punya kepemimpinan yang baik. Misalnya saja, Manajer Manchester City Josep Guardiola dan Manajer Liverpool Juergen Klopp.
Di sisi lain, pemahaman taktik Rooney juga cukup mengesankan. Meski mengawali karier sebagai penyerang murni, dia lebih sering dipercaya memainkan posisi gelandang pada paruh kedua karier. Peran baru tersebut membuktikan, dia punya kemampuan sangat baik dalam membaca permainan.
Bibit kehebatan mulai diperlihatkannya semasa menjadi manajer interim. Sebelum dipegang Rooney, Derby hanya menang sekali dari 13 pertandingan pertama musim Divisi Championship 2020-2021.
Situasi genting klub berubah drastis ketika Rooney memegang kendali. Dia mengantarkan Derby keluar dari zona degradasi Divisi Championsip. Selama dia menjabat, Derby hanya kalah 2 kali dari 9 laga.
Sir Alex Ferguson, manajer legendaris MU, sangat percaya mantan anak asuhnya itu bisa sukses sebagai ”arsitek” tim. ”Dia adalah topskor Inggris dan MU, dia punya karier fantastis sebagai pemain. Itu akan memberinya titik awal yang sangat bagus,” katanya, seperti dikutip Sky Sports.
Namun, Ferguson mengingatkan, Rooney harus konsisten meraih hasil baik. Dia tidak bisa selamanya mengandalkan masa lalu sebagai pemain top. Pada akhirnya, keberhasilannya akan ditentukan dari hasil akhir bersama klub.
”Seperti yang lain, ini adalah industri yang mengutamakan pada hasil akhir. Karena itu, Anda harus mendapat hasil baik untuk bertahan. Permulaannya sudah bagus. Saya berharap dia bisa menjalankan tugas ini dengan baik,” tambah pria berusia 79 tahun tersebut.
Harapan besar berada di pundak Rooney. Derby telah menjadi tim yang mampu mengorbitkan manajer hebat. Frank Lampard adalah buktinya. Lampard mengawali karier sebagai manajer di Derby, sebelum direkrut oleh mantan klubnya, Chelsea.
Kemampuan Rooney menangani tim akan diuji lagi pada Sabtu (16/1/2021) malam WIB. Dia akan menjalani debut sebagai manajer tetap, saat Derby menjamu Rotherham di Stadion Pride Park. (AP/REUTERS)