Inggris adalah negara pertama yang memopulerkan sepak bola modern di dunia. Namun, sayangnya, pelatih asal Inggris belum bisa menjadi tuan di rumah sendiri. Fenomena Itu kontras dengan yang terjadi di Italia.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SELASA — Manajer Liverpool Juergen Klopp dinobatkan sebagai manajer terbaik tahun ini oleh Asosiasi Manajer Liga atau LMA, Selasa (28/7/2020). Melalui caranya yang khas, pria asal Jerman itu berhasil mematok standar yang tinggi di Liga Inggris bersama Liverpool. Penghargaan ini kian menegaskan bahwa Liga Inggris masih jadi panggung bagi para pelatih asing.
Klopp memperpanjang daftar pelatih dari luar Inggris yang sukses di liga itu. Bahkan, belum ada satu pun manajer asal Inggris yang berhasil tampil sebagai juara sejak liga kasta teratas di Inggris itu dimodernisasi dan dinamai Liga Primer mulai musim 1992-1993.
Satu musim sebelumnya, yaitu musim 1991-1992, Leeds United tampil sebagai juara. Di balik kesuksesan itu ada peran manajer Howard Wilkinson, pria kelahiran Sheffield, Inggris. Wilkinson praktis menjadi manajer dari Inggris terakhir yang bisa menjuarai Liga Inggris pada era Divisi Utama.
Jika dibandingkan dengan liga-liga top Eropa lainnya dalam satu dekade terakhir, yaitu Liga Italia, Liga Jerman, Liga Spanyol, dan Liga Perancis, Liga Inggris jauh lebih berwarna dari aspek latar belakang pelatih tim juara. Manajer-manajer dari Italia, Spanyol, dan Skotlandia, berhasil mengukir status legenda di Inggris.
Salah satu legenda itu adalah Sir Alex Ferguson, pria asal Skotlandia, yang mempersembahkan 13 trofi Liga Inggris untuk Manchester United. Itu pun belum termasuk trofi-trofi kompetisi mayor lainnya, baik level domestik maupun Eropa. Pencapaian yang fenomenal inilah yang membuat LMA menamai trofi yang diberikan kepada para manajer terbaik di Liga Inggris saat ini dengan nama Sir Alex Ferguson.
Saling memuji
Trofi dari nama manajer legendaris asal Skotlandia itu kali ini diberikan kepada manajer asal Jerman, Klopp. Ferguson dan Klopp merepresentasikan dua klub dengan rivalitas tinggi di Liga Primer. Namun, kali ini, Ferguson dan Klopp saling memuji.
”Saya tahu kalau sebagai seorang Manajer Liverpool, sikap ini 100 persen tidak pantas. Akan tetapi, saya sangatlah mengaguminya,” ujar Klopp mengenai Ferguson.
Sementara, di Italia, semua pelatih yang menjuarai Liga Italia Serie A dalam satu dekade terakhir adalah pelatih asal Italia. Massimiliano Allegri, Antonio Conte, dan Maurizio Sarri, adalah produk dari Coverciano, akademi pelatih elite di Italia. Pelatih-pelatih Italia lainnya yang belajar di tempat yang sama juga meraih kesuksesan di liga-liga Eropa, seperti Roberto Mancini, Carlo Ancelotti dan Claudio Ranieri.
”Kami membuat perpaduan budaya sepak bola Italia dengan budaya sepak bola di negara-negara Eropa lainnya,” kata Direktur Sekolah Pelatih Coverciano, Renzi Ulivieri, dikutip Omnisport.
Jadi, wajar jika para alumnus Coverciano kemudian bisa dengan mudah beradaptasi di luar Italia. Conte, misalnya. Setelah mempersembahkan tiga trofi Serie A untuk Juventus, ia kemudian bertualang di Inggris dan meraih trofi juara Liga Inggris bersama Chelsea.
Istimewanya, gelar juara itu diraih pada musim perdananya berkarier di Inggris. Conte sudah bisa memahami apa yang harus dilakukan di Inggris. ”Di Inggris, Anda harus siap menerima segala kemungkinan jika tidak menjalani laga dengan benar,” tukas Conte pada 2017, dilansir laman Chelsea.
Hiburan berkualitas
Tantangan yang lebih berat ketika melatih tim Liga Inggris seperti yang dirasakan Conte merupakan konsekuensi dari konsep Liga Primer itu sebagai sebuah hiburan sepak bola berkualitas. Jurnalis The Telegraph, Jason Burt, mengatakan, Liga Primer adalah sebuah liga global yang berusaha menarik para pemain atau pelatih terbaik di dunia.
Banyak klub di Liga Primer juga dimiliki para pengusaha asing dan telah menanamkan investasi yang sangat besar. Setidaknya, meskipun Liga Primer belum bisa mendapatkan Lionel Messi (bintang Barcelona), mereka telah berhasil mendapatkan manajer sekelas Pep Guardiola yang menangani Manchester City.
”Manajer asing mudah didapat karena mereka tertarik dengan pengelolaan Liga Primer yang bagus,” kata Burt.
Konsep awal Liga Primer inilah yang kemudian menjadi dasar mengapa liga ini menjadi etalase atau panggung bagi para pelatih asing. ”Mulai ada keyakinan bahwa pelatih asing lebih bagus daripada pelatih asal Inggris. Jika tidak punya pelatih asing, Anda akan menemui kegagalan,” kata seorang eksekutif senior di salah satu klub Liga Primer kepada The Telegraph.
Musim 2020-2021 di liga paling glamor sejagat itu akan lebih menarik karena ada Marcelo Bielsa yang berhasil mengembalikan Leeds United ke Liga Primer.
Musim 2020-2021 di liga paling glamor sejagat itu akan lebih menarik karena ada Marcelo Bielsa yang berhasil mengembalikan Leeds United ke Liga Primer. Pada 2015, seperti dikabarkan surat kabar Italia, La Gazzetta dello Sport, Bielsa pernah memaparkan sepak bola modern di Coverciano.