Euforia Juara, Pendukung Liverpool Mengacaukan Kota
Perayaan fans atas gelar juara Liga Inggris yang diraih Liverpool FC berakhir kacau di pusat kota. Kota Liverpool tidak ubahnya zona perang akibat ulah mereka.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Sebagian pendukung (fans)Liverpool mencoreng prestasi monumental klub kebanggaannya yang telah meraih gelar Liga Primer Inggris musim ini. Di tengah perayaan juara, kekacauan terjadi di Kota Liverpool akibat vandalisme suporter, Jumat (26/6/2020) waktu setempat.
Kekacauan itu menyebabkan aparat kepolisian dan ambulans dikerahkan untuk membubarkan massa yang berulah.
Pusat perayaan para ”Kopites”, sebutan pendukung Liverpool, berada di kawasan tepi laut Pier Head. Sejak ”The Reds” memastikan gelar juara, 25 Juni malam, pascalaga Chelsea melawan Manchester City, pendukung melakukan perayaan dua malam berturut-turut. Pesta itu dimulai dari sekitar Stadion Anfield pada Kamis malam lalu berpindah ke pusat kota di Pier Head, sepanjang Jumat.
Dalam perayaan itu, ribuan pendukungberkumpul di satu tempat. Mereka menyalakan kembang api berwarna merah, menikmati bir dan makanan ringan, hingga menyanyikan yel-yel yang biasanya terdengar di Anfield ketika ”The Reds” berlaga.
Berdasarkan laporan Liverpool Echo, Kepolisian Merseyside mengerahkan sebuah helikopter untuk meminta massa bubar sebelum pergantian hari pada Jumat malam. Ketika itu, mayoritas pendukung mengikuti anjuran aparat keamanan untuk membubarkan diri. Tetapi, sebagian kecil pendukung justru meneriakkan yel-yel di hadapan pagar betis polisi yang membatasi gerak para pendukung agar tidak menyebar ke sudut lain kota itu.
Selain itu, ambulans juga dikerahkan ke Liver Building, salah satu gedung apartemen di pusat kota. Pasalnya, ambulans menerima laporan adanya api di balkon salah satu ruang apartemen milik seseorang yang tengah merayakan prestasi Liverpool memutus dahaga juara Liga Inggris selama tiga dekade. Alhasil, pemadam kebakaran harus turun tangan untuk memadamkan api.
Ketika memasuki tengah malam, kerusuhan terjadi setelah aparat kepolisian memaksa para pendukung Liverpool membubarkan diri. Tindakan itu dibalas pula oleh sejumlah pendukung sehingga Kepolisian Merseyside melaporkan ada sejumlah orang yang mengalami cedera akibat melawan instruksi dari aparat keamanan. Kawasan Pier Head baru benar-benar bersih dari massa pada Sabtu (27/6/2020) pukul 02.00 atau dini hari waktu setempat.
Akibat peristiwa itu, Liverpool FC bersama Kepolisian Merseyside dan Wali Kota Liverpool Joe Anderson mengeluarkan pernyataan resmi, Sabtu pagi. ”Kota kami masih dalam kondisi krisis kesehatan publik. Tindakan sebagian pendukung sangat tidak dibenarkan,” tulis pernyataan Liverpool di laman resminya.
Rayakan di rumah
Adapun di Kota Liverpool telah terdapat 450 kasus kematian akibat Covid-19. Atas dasar itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp telah meminta para pendukung untuk merayakan juara Liga Inggris di rumah masing-masing.
”Ketika situasi telah aman, kami akan bekerja bersama dengan seluruh pendukung untuk mempersiapkan parade kemenangan sehingga setiap orang bisa merayakan gelar juara bersama,” tulis pernyataan klub.
Andreson menyatakan, dirinya kesal dan marah dengan tindakan sebagian pendukung Liverpool yang telah menganggu kenyamanan kota. Tidak hanya meninggalkan sampah dan kekacauan, lanjut Anderson, beberapa pendukung juga buang air kecil sembarangan di sejumlah tempat umum, termasuk di pintu masuk Gedung Cunard, salah satu bangunan bersejarah di Kota Liverpool.
”95 persen pendukung telah berperilaku dengan sangat baik dan mematuhi arahan kami untuk tidak berkerumunan. Tetapi, ada sedikit minoritas (pendukung) yang menodai nama besar Liverpool FC,” kata Anderson kepada BBC.
Atas peristiwa kekacauan itu, Kepolisian Merseyside melarang seluruh kegiatan di tempat publik selama akhir pekan ini. ”Kami memahami banyak penggemar Liverpool ingin merayakan kemenangan Liga Inggris, tetapi ada waktu dan tempat untuk itu. Dan, kegiatan itu tidak bisa dilaksanakan akhir pekan ini,” tulis pernyataan Kepolisian Merseyside.
”Zona” perang
Untuk membersihkan sisa kerusuhan pada Jumat malam, sejumlah fans Liverpool melakukan aktivitas sukarela guna membersihkan pusat kota dari sampah. Mark Cowell, salah satu penggagas aksi, ikut membersihkan Kota Liverpool. Mereka membantu Unit Kebersihan Kota Liverpool untuk menghilangkan seluruh sampah sisa perayaan juara Liverpool di pusat kota.
Ketika tiba di Pier Head, kondisi kawasan itu seperti zona perang. Kami butuh tiga jam untuk membersihkan kota dari sampah-sampah yang berserakan.
”Ketika tiba di Pier Head, kondisi kawasan itu seperti zona perang. Kami butuh tiga jam untuk membersihkan kota dari sampah-sampah yang berserakan,” kata Cowel.
Sejumlah sampah yang ditemukan, antara lain kotak karton, pecahan botol, kaleng minuman ringan, kaleng gas kembang api, dan kantong plastik. (REUTERS)