Keraguan kembali membayangi kelanjutan Liga Italia Serie A. Keraguan itu timbul karena wabah Covid-19 di Italia belum mereda dan protokol kesehatan untuk tim belum siap hingga saat ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
ROMA, MINGGU — Keraguan membayangi rencana keberlanjutan liga sepak bola kasta tertinggi Italia, Serie A, musim ini. Setelah sempat mendukung dilanjutkannya liga musim ini, sejumlah pihak yang memberi dukungan itu belakangan menyarankan agar kompetisi tersebut tidak dituntaskan. Keraguan itu timbul karena situasi wabah Covid-19 di Italia belum mereda dan jaminan protokol kesehatan untuk tim belum siap hingga saat ini.
Sepekan terakhir, mencuat gagasan agar Serie A Liga Italia musim ini kembali dilanjutkan setelah dihentikan sejak 10 Maret menyusul kebijakan lockdown Italia karena merebak pandemi Covid-19 di ”Negeri Spageti” itu. Gagasan itu keluar dari sejumlah pelaku sepak bola Italia, mulai dari pemain, pemilik klub, mantan pemain, hingga pelatih.
Bahkan, dalam rapat antara operator liga dan petinggi klub, Selasa (21/4/2020), Majelis Serie A mengklaim 20 klub atau semua peserta sepakat melanjutkan dan menuntaskan liga musim ini. Mereka berjanji menyiapkan protokol kesehatan ketat demi keselamatan pemain dan staf klub selama pelatihan dan laga. Mereka pun berencana memulai lagi latihan pada 4 Mei dan laga pada akhir Mei atau awal Juni. Liga musim ini telah dijadwalkan berakhir 2 Agustus.
Namun, berdasarkan laporan Football-Italia, Sabtu (25/4/2020), sejumlah pihak yang sempat mendukung kelanjutan Serie A itu belakangan justru menyangsikan ide tersebut. Mereka justru menyarankan kompetisi musim ini tidak dilanjutkan atau dituntaskan karena pertimbangan keamanan ataupun kesehatan di tengah wabah Covid-19.
Salah satunya adalah pelatih timnas Italia Roberto Mancini. Sepekan lalu, Mancini sempat ngotot menyarankan Serie A musim ini harus dilanjutkan demi memberikan hiburan kepada masyarakat di tengah kebosanan yang terjadi karena karantina sekitar 60 hari.
Belakangan, Mancini kepada La Gazetta dello Sport, Sabtu, mengakui akan lebih baik kalau Serie A musim ini tidak berlanjut. Selain untuk menghindari risiko penularan Covid-19, saran itu juga demi melindungi para pemain timnas agar tidak mengalami cedera.
”Jika kompetisi dilanjutkan, jadwal pertandingan pasti akan sangat padat selama musim panas. Itu akan membuat pemain tidak punya waktu istirahat yang cukup dan rentan memicu cedera. Situasi ini tidak baik untuk timnas karena akan menjalani jadwal padat pada September, yakni Liga Nasional dan kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022,” ujar Mancini.
Protokol kesehatan meragukan
Keraguan atas keberlanjutan Serie A juga karena protokol kesehatan yang dijanjikan tak kunjung siap. Bahkan, menurut Corriere della Sera, Sabtu, hanya tiga dari 20 klub yang menyetujui dan siap menerapkan protokol kesehatan yang dicanangkan, yakni Juventus, Lazio, dan Genoa.
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) telah menyiapkan protokol kesehatan berisi 20 poin yang harus dipenuhi tim, antara lain mengenai logistik dan perangkat tenaga medis. Protokol itu dinilai harus diuji lagi lebih matang, terutama mengenai mekanisme pemeriksaan metode tes darah dan usap, pelatihan dalam kelompok-kelompok kecil, penggunaan ruang ganti bergantian, dan penyemprotan disinfektan.
Bahkan, dari laporan La Repubblica, Sabtu, perwakilan tenaga medis sebagian besar klub Serie A bukannya berniat menentang protokol kesehatan yang telah ditawarkan tersebut. Namun, mereka belum berani menerapkan protokol kesehatan bersangkutan sebelum ada uji coba/praktik di lapangan.
”Intinya, tidak satu pun dari petugas medis yang bertentangan untuk menyelesaikan musim ini, tidak ada upaya untuk memblokirnya. Namun, sekarang, kami ingin mengklarifikasi/memastikan bahwa protokol kesehatan yang ada ini benar-benar bisa memastikan keselamatan para pemain dan staf,” kata perwakilan tenaga medis tersebut.
Presiden Brescia Massimo Cellino kepada Radio Sportiva, Kamis (23/4/2020), telah memastikan timnya tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi musim ini kalau dilanjutkan kecuali ada jaminan keselamatan yang pasti. ”Para pemain saya takut. Mereka tidak siap untuk mengambil risiko dan saya tidak dapat memaksakan mereka untuk bermain,” tuturnya.
Cellino berdalih pemungutan suara dalam pertemuan Majelis Serie A pada Selasa tidak benar. Sebab, dia tidak pernah menyatakan bersedia melanjutkan kompetisi musim ini. Faktornya, tidak ada protokol kesehatan yang jelas sehingga melanjutkan pelatihan maupun kompetisi dianggap sebagai ide gila.
Brescia memang menjadi salah satu kota di wilayah Lombardy yang merupakan episentrum wabah Covid-19 di Italia. Sejauh ini, menurut Worldometers per 26 April, jumlah kasus positif Covid-19 di Italia mencapai 195.351 orang atau tertinggi ketiga di dunia, sedangkan jumlah korban meninggal mencapai 26.384 jiwa atau tertinggi kedua di dunia.
Tetap ngotot berlanjut
Presiden Serie A Luigi De Siervo kepada La Repubblica, Sabtu, tetap ngotot melanjutkan dan menuntaskan kompetisi musim ini. Menurut dia, jika liga musim ini tidak diselesaikan, keputusan itu akan berdampak negatif yang luas untuk dunia sepak bola Italia.
Setidaknya klub akan semakin merugi secara ekonomi. Pembinaan pemain pun terganggu, terutama untuk pemain muda. ”Kalau liga musim ini tak berlanjut, sepak bola Italia akan dijarah oleh pihak asing. Kita tidak memiliki wakil yang ideal untuk berlaga di kompetisi Eropa musim depan. Pemain potensial yang ada pun mungkin akan memilih pindah ke liga lain,” ujarnya.
Niat operator Serie A untuk melanjutkan kompetisi musim ini sejatinya masih ada peluang. Setidaknya Perdana Menteri Giuseppe Conte kepada La Repubblica, Minggu (26/4/2020), mengumumkan, Italia akan melonggarkan kebijakan lockdown mulai 4 Mei walaupun kegiatan sekolah baru dilaksanakan pada September dan kegiatan melibatkan orang banyak baru dibolehkan pada awal 2021.
Kendati demikian, kebijakan itu tetap memungkinkan kegiatan olahraga berlangsung, tetapi tanpa melibatkan penonton. Kegiatan olahraga tersebut juga harus dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang tepat untuk memastikan keamanan ataupun kesehatan semua pihak yang terlibat.
”Kami akan merevisi aturan lockdown yang telah diterapkan sejak 9 Maret. Kami memang belum dalam kondisi yang memungkinkan masyarakat bebas berkegiatan penuh. Namun, kami tidak bisa terus mengunci diri seperti ini karena berisiko menghancurkan tatanan sosial-ekonomi negara. Untuk itu, kami berupaya memungkinkan sebagian besar kegiatan bisnis yang ada bisa berlanjut lagi sejak 4 Mei,” papar Conte.