Tim panjat tebing Indonesia menanti keajaiban dari pemanjat putri, Nurul Iqamah, untuk lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo. Tampil di Olimpiade menjadi salah satu target terbesar PB FPTI di bawah kepengurusan Yenny Wahid.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Peluang para ”spiderman” atau pemanjat tebing Indonesia lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 cukup berat. Sejauh ini, Indonesia unggul pada nomor speed. Namun, tidak demikian halnya dengan kombinasi lead, speed, dan boulder yang menjadi satu-satunya nomor yang dipertandingkan pada Olimpiade Tokyo, Juli mendatang.
Indonesia hanya menanti ”keajaiban” dari pemanjat putri, Nurul Iqamah, untuk lolos kualifikasi Olimpiade 2020. Nurul menjadi tumpuan harapan karena punya jejak membanggakan ketika merebut tiga emas dari nomor individu speed, relay, dan kombinasi putri pada Kejuaraan Asia Panjat Tebing 2019 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, 6-10 November lalu.
Wakil Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Rahmad Sofyan mengatakan, panitia hanya memberikan jatah 20 atlet putra dan 20 atlet putri tampil di Olimpiade Tokyo. Tiket itu hanya diperebutkan melalui tiga kualifikasi, yakni pada Agustus 2019, November 2019, dan terakhir di kualifikasi Asia pada Mei 2020 di Tokyo.
Jatah kualifikasi di Tokyo itu hanya untuk satu putra dan putri. Tiket sisanya, yaitu satu putra dan putri, merupakan jatah wildcard yang belum ditentukan hingga sekarang. ”Sayangnya, pada kualifikasi pertama dan kedua, atlet putra maupun putri Indonesia gagal mendapatkan tiket itu. Sekarang, peluang Indonesia hanya di Tokyo nanti,” ujarnya pada acara pelantikan pengurus PB FPTI periode 2019-2023 di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Pada kualifikasi Asia di Tokyo nanti, Indonesia akan menurunkan dua atlet putri, yakni Aries Susanti dan Nurul, serta dua atlet putra, yakni Aspar Jaelolo dan Alfian M Fajri. Walaupun Aries maupun Aspar berstatus sebagai juara dunia nomor speed, tetapi mereka tidak unggul di nomor lead dan boulder.
Untuk itu, Indonesia praktis hanya mengharapkan Nurul bisa mendapatkan mukjizat untuk lolos Olimpiade 2020. Nurul diandalkan karena punya rekam jejak prestasi cukup mengesankan pada Kejuaraan Asia 2019 kemarin. Di kejuaraan itu, dia menjadi atlet terbaik dengan raihan tiga emas, salah satunya di nomor kombinasi putri.
Kendati demikian, lanjut Rahmad, Nurul akan mendapatkan pesaing berat dari Korea Selatan, Kazakhstan, dan Iran. Sejauh ini, Korea Selatan belum meloloskan atlet putra maupun putrinya ke Olimpiade 2020. Di atas kertas, para pemanjat "Negeri Gingseng" itu punya keunggulan di nomor lead dan boulder.
”Tidak mudah bagi Nurul mendapatkan tiket terakhir itu. Pada Kejuaraan Asia 2019 kemarin, Korea Selatan tidak menurunkan para pemanjat elitenya. Jadi, prestasi Nurul kemarin tidak mutlak menjadikannya sebagai yang terbaik di Asia,” kata Rahmad.
Prioritaskan masa depan
Ketua Umum PB FPTI Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid seusai pelantikan menyampaikan, peluang panjat tebing Indonesia untuk lolos apalagi berprestasi di Olimpiade 2020 nyaris tertutup. Atas dasar itu, pihaknya akan lebih memikirkan pembinaan untuk masa depan.
Setidaknya, Yenny memastikan, tidak akan mengabaikan pembinaan para atlet jikapun tidak lolos Olimpiade Tokyo. Dia akan tetap mempertahankan atlet-atlet tersebut untuk mengikuti lebih banyak kejuaraan internasional. Adapun PB FPTI akan memulai pelatnas secara resmi pada awal Maret ini jika sudah sepakat dengan Kemenpora untuk menandatangani nota kesepahaman bantuan anggaran pelatnas 2020 sebelum Maret.
Mereka berencana mendaftarkan 10 atlet untuk ikut pelatnas, yakni lima putra dan lima putri. ”Kalau gagal lolos ke Olimpiade kali ini, mereka akan terus dibina untuk ikut lebih banyak kejuaraan internasional, terutama di nomor selain speed. Itu untuk mematangkan mereka agar bisa bersaing pada nomor kombinasi,” tutur anak dari mendiang Presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut.
100 dinding
Selain itu, sebagai ketua baru, Yenny berupaya lebih mempopulerkan olahraga panjat tebing di Indonesia. Salah satu caranya yakni dengan membangun 100 dinding berstandar internasional di seluruh Indonesia selama masa kepengurusannya.
Cara itu diharapkan bisa melahirkan lebih pemanjat-pemanjat baru yang potensial untuk melapisi ataupun menggantikan para pemanjat elite saat ini. ”Dengan segenap upaya itu, kami targetkan panjat tebing Indonesia bisa berpartisipasi atau bahkan berprestasi pada Olimpiade edisi selanjutnya, terutama di Perancis 2024 mendatang,” ujar istri dari mantan Ketua Umum PB FPTI Dhohir Farisi tersebut.
kami targetkan panjat tebing Indonesia bisa berpartisipasi atau bahkan berprestasi pada Olimpiade edisi selanjutnya, terutama di Perancis 2024 mendatang.
Menpora Zainudin Amali dalam kesempatan yang sama berkata, pemerintah telah menetapkan panjat tebing sebagai salah satu cabang prioritas nasional untuk dikembangkan. Untuk itu, dia berharap kepengurusan yang baru bisa fokus memperhatikan pembinaan agar prestasi tersebut tidak pernah putus.
Di sisi lain, PB FPTI harus mulai menggenjot pembinaan pada nomor selain speed agar panjat tebing Indonesia bisa berbicara lebih banyak di dunia internasional. ”Panjat tebing Indonesia harus meniru bulu tangkis yang tidak pernah putus dalam pembinaan sehingga atlet elitenya punya pelapis bukan hanya satu, melainkan dua hingga tiga. Dengan begitu, prestasi mereka bisa berkelanjutan,” tuturnya menegaskan.