Inter Milan gencar menambah amunisi pada bursa musim dingin untuk menghadapi ”perang sengit” di paruh kedua Liga Italia. Setelah bek sayap Ashley Young, mereka segera menggaet Victor Moses dan memburu Christian Eriksen.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
MILAN, SELASA — Inter Milan tercatat sebagai salah satu klub di Liga Italia, bahkan Eropa, yang paling gencar bertransaksi di jendela transfer Januari ini. Mereka menambah amunisi skuad dengan mendatangkan tiga hingga empat pemain berpengalaman, terakhir mantan bek sayap Chelsea, Victor Moses.
Moses, pemain asal Nigeria, telah tiba di Milan untuk menjalani tes medis pada Selasa (21/1/2020). Moses merupakan salah satu bidikan utama Pelatih Inter Milan Antonio Conte pada bursa musim dingin ini. Bek sayap kanan berusia 29 tahun itu merupakan salah satu pemain pilar Chelsea ketika menjuarai Liga Inggris musim 2016-2017.
Ketika itu, Conte menjabat sebagai Manajer Chelsea. Conte tidak sabar ingin segera reuni dengan mantan anak asuhnya yang kini berstatus pemain pinjaman di Fenerbahce itu. ”Il Nerazzurri” ingin ganti meminjam Moses hingga akhir musim dengan opsi pembelian 10 juta euro, setara Rp 151 miliar.
Moses tinggal melewati tes medis untuk segera bergabung ke Inter. ”Kami telah meraih kesepakatan dasar dengan dengan Chelsea untuk mendatangkan Victor Moses,” ujar Direktur Olahraga Inter Milan Piero Ausilio seperti dikutip Sky Sports, kemarin.
Moses menjadi pemain penting kedua yang didatangkan Inter Januari ini. Sebelumnya, mereka juga mendatangkan Ashley Young. Bek sayap berusia 34 tahun itu didatangkan Inter dari Manchester United senilai 1,5 juta euro atau setara Rp 22 miliar. Young berharap bisa mengikuti jejak pendahulunya di MU, Paul Ince, yang juga sempat berlabuh ke Inter di pengujung kariernya.
”Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari keluarga besar Inter. Paul Ince adalah legenda. Jika saya mampu mengikuti jejaknya, saya sangat senang. Saya datang ke sini untuk membantu tim ini meraih tujuannya (gelar juara Liga Italia),” tutur Young seperti dikutip Football-Italia.
Kehadiran dua bek sayap berpengalaman itu sangat dibutuhkan Inter untuk menjaga kans meraih gelar juara Liga Italia, capaian yang terakhir mereka raih satu dekade lalu. Sempat berada di puncak klasemen, Inter kini tertinggal empat poin dari Juventus.
Ketika ditahan imbang sejumlah tim, antara lain AS Roma dan Fiorentina, Conte sempat mengeluhkan persoalan kedalaman skuad. Inter dianggap tak punya pemain pelapis sepadan di sejumlah sektor, seperti bek sayap kiri dan kanan serta gelandang kreatif. Terkait hal itu, perburuan Inter belum akan berakhir. Inter juga bernafsu mendatangkan gelandang kreatif Tottenham Hotspur, Christian Eriksen. Demi menggaet jebolan Akademi Ajax Amsterdam itu, Inter rela menaikkan tawaran ke Spurs, yaitu menjadi 15 juta euro (Rp 227 miliar) plus bonus senilai hingga Rp 45 miliar. Menurut Calciomercato, Eriksen akan terbang ke Milan untuk menjalani tes medis pada Kamis.
Emmet Gates, analis sepak bola Italia, berkata, geliat Inter di transfer Januari ini menunjukkan kengototan dan keseriusan mereka menjalani ”perang” scudetto alias trofi juara Liga Italia dengan dua tim lainnya, yaitu Juve dan Lazio, musim ini. Moses dan Young, misalnya, memiliki stamina, energi, dan mobilitas tinggi sehingga cocok bermain di sektor bek sayap pada formasi 3-5-2 ala Conte.
Pantang mengeluh lagi
Untuk itu, ungkapnya, Conte tidak lagi boleh mengeluhkan masalah kedalaman skuad di paruh musim kedua ini jika telah menggaet empat atau tiga pemain baru buruannya itu. ”Transfer itu menjadi pernyataan tegas dari Inter. Mereka ingin mengerahkan segala daya untuk merebut scudetto dari Juve. Conte bakal segera mendapatkan kedalaman skuad yang diinginkannya. Untuk itu, ia tidak lagi boleh mengeluh nantinya,” tulis Gates dalam kolomnya di Football-Italia.
Sementara itu, Conte berkata, bulan Januari ini merupakan periode yang paling sulit bagi pelatih seperti dirinya. ”Sungguh periode yang sangat sulit karena banyak nama (pemain baru) yang tertulis di koran. Sejumlah ulasan benar, namun ada juga yang salah. Jendela transfer ibarat potensi virus yang harus kami muat,” ujarnya beranalogi soal bagaimana dirinya stres menghadapi transfer pemain.