Selain menyukai wewangian beraroma manis dan herbal, Danilla Riyadi juga tak pernah fanatik membeli merek parfum tertentu. Wewangian pun dia lebih menyukai yang berbentuk ”essential oil”.
Oleh
Wisnu Dewabrata
·2 menit baca
Penyanyi Danilla Riyadi saat ini sedang menggemari aroma bebauan herbal, terutama melati, buatan salah seorang temannya.
Wewangian ini membuatnya merasa segar seperti baru saja mandi. Sang kawan bernama Nissa itu, menurut Danilla, memang jago dan suka bereksperimen mengekstrak sejumlah bahan organik untuk diambil aromanya. Dari mulai batang sereh yang dipendam selama sebulan atau buah jeruk yang dibusukkan terlebih dahulu untuk kemudian diekstrak.
Selain menyukai wewangian beraroma manis dan herbal, Danilla mengaku juga tak pernah fanatik membeli merek parfum tertentu. Wewangian pun dia lebih menyukai yang berbentuk essential oil.
”Yang ada aja aku sudah jarang pakai. Kalau beli parfum, sudah lama aku enggak, ya. Paling waktu SMA, aku suka beli parfum ke toko parfum ’Babah-babah’ di Jatinegara. Maklum, dulu mana mampu beli parfum bermerek harga sejutaan,” ujar Danilla berkelakar saat dihubungi per telepon, Jumat (19/2/2021).
Toko parfum ”Babah-babah” yang dia maksud adalah penjual bibit minyak wangi. Akan tetapi, baunya, menurut Danilla, terlalu menyengat. Ia berkelakar, alih-alih membuat para lawan jenis ”nempel”, mereka malah justru pergi menjauh.
”Buatku jauh lebih penting untuk tidak berbau enggak enak. Tidak berarti harus selalu wangi. Asal enggak bau aja. Kalau soal wangi, biasanya lebih untuk membuat kita ingat seseorang. Jadi, setiap kali kita mencium wangi tertentu, kita ingat dia,” ujar penyanyi yang juga mengaku sangat suka bau obat atau rumah sakit itu.
Saat dikontak, Danilla tengah dalam perjalanan menuju Bandung, Jawa Barat, untuk tampil dalam sebuah konser daring. Saat ini dirinya tengah sibuk mempersiapkan album terbaru, yang terbitnya masih belum dipastikan bulannya lantaran masih terkendala pandemi. Selain itu dia juga berkolaborasi membuat singel dengan musisi lain, Mardial dan Iga Massardi.