
Duta Besar RI untuk Korea Selatan Umar Hadi benar-benar menjalankan pepatah ”di mana bumi diinjak, di sana langit dijunjung”. Sudah beberapa bulan ini ia harus tampil tidak biasa: rambut lebih panjang daripada biasanya.
”Di sini sudah beberapa bulan ada pembatasan gerak. Jadi, kami ikut juga. Sudah tiga bulan lebih tidak ke salon,” ujarnya dari Seoul, Selasa (5/1/2021).
Pemerintah Korea Selatan kembali membatasi gerak penduduk sejumlah provinsi dan kota untuk mengendalikan laju infeksi Covid-19. Ketentuan itu berlaku untuk Hadi dan diplomat lain.
”Tidak ada istilah kekebalan diplomatik. Semua harus patuh. Jadinya seperti ini, rambut semakin panjang,” kata diplomat yang sudah 26 tahun bertugas itu.
Mantan Konsul Jenderal Indonesia di Los Angeles, Amerika Serikat, itu mengatakan, pandemi tidak hanya membuat rambutnya semakin panjang. Bersama para diplomat pada Kedutaan Besar RI di Seoul, ia juga menyepakati transformasi keselamatan-keamanan, digital, dan hijau.
”Ini berdasarkan pengalaman selama 2020. Kalau masih sembarangan soal keselamatan, jadi tidak bisa melakukan apa-apa,” ujar kolektor mainan kereta dan pesawat itu.
Transformasi digital membuat layanan di KBRI Seoul mengurangi interaksi fisik. Hal itu, antara lain, untuk menekan risiko penularan Covid-19. ”Tidak ada lagi yang pakai kertas. Hampir semua pelayanan via daring, tidak perlu lagi ke KBRI,” kata alumnus Universitas Padjadjaran itu.
Ia juga mendorong kompleks KBRI dan wisma kediaman para diplomat Indonesia di Seoul 100 persen ramah lingkungan. Hal itu sesuai dengan semangat hemat energi dan penggunaan energi secara efisien.
”Pelajaran paling berharga dari pandemi ini adalah kita harus mengubah cara hidup agar lebih ramah dengan lingkungan,” ujarnya. (RAZ)