RaYS merupakan platform untuk menyuburkan bibit-bibit pemimpin muda yang peduli terhadap pelestarian alam.
Oleh
DWI BAYU RADIUS DARI SARAWAK
·2 menit baca
Konferensi pemuda negara-negara ASEAN, Rainforest Youth Summit 2024, menekankan pentingnya generasi penerus sebagai agen perubahan. Di negara-negara berhutan lebat, peran mereka dapat diletakkan dengan bingkai konservasi.
Pembukaan Rainforest Youth Summit (RaYS) 2024 berlangsung di Kuching, Sarawak, Malaysia, Rabu (26/6/2024). Pertemuan selama tiga hari itu merupakan platform untuk menyuburkan bibit-bibit pemimpin muda yang peduli terhadap pelestarian alam.
Menurut Menteri Pemuda, Olahraga, dan Pengembangan Kewirausahaan Sarawak Abdul Karim Rahman Hamzah, RaYS 2024 menyoroti pendekatan alamiah, advokasi kreatif, dan inisiatif pemuda. Para partisipan didorong berkolaborasi untuk melindungi hutannya.
RaYS 2024 yang digelar pertama kalinya diikuti sekitar 1.000 peserta dari Malaysia, Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Singapura. Lebih dari 30 pembicara akan berbagi pengetahuan tidak hanya mengenai alam, tetapi juga seni, kewirausahaan, dan kesehatan.
”Ada pepatah, generasi saat ini tak mewarisi Bumi dari leluhurnya, melainkan dipinjami anak cucu. Anak-anak muda sekarang yang memegang tanggung jawab,” ujar Rahman. Ia menambahkan, Sarawak yang dulu sarat dengan pembalakan, tetapi kini bisa dipulihkan.
Sarawak sudah lama berkomitmen untuk menerapkan konservasi lingkungan. Pemerintah negara bagian tersebut proaktif untuk mengantisipasi perubahan iklim. ”Inisiatifnya seperti mempertahankan 62 persen tutupan hutan dan meningkatkan ruang terbuka hijau di perkotaan,” katanya.
Rahman yang juga Menteri Pariwisata, Industri Kreatif, dan Seni Persembahan Sarawak mengungkapkan, pihaknya bangga karena Kuching termasuk kota cerdas di Asia. ”Kotanya mampu mengembangkan pembangunan urban yang berkelanjutan dengan modal teknologi,” ucapnya.
Ketua Dewan Pariwisata Sarawak Dennis Ngau mengatakan, RaYS 2024 mengajak para pesertanya untuk berpikir tanpa terkekang batasan-batasan atau out of the box. Para peserta tak hanya belajar, tetapi juga menunjukkan aksi, inovasi, dan kreativitas, dan dedikasinya.
Saya gembira bahwa para peserta bisa menunjukkan perhatiannya untuk melestarikan alam.
”RaYS 2024 bertujuan memotivasi generasi muda untuk melancarkan kampanye kreatif. Mereka adalah katalis peralihan yang harus didorong sebagai agen perubahan,” katanya. RaYs 2024 dengan tema ”Pemberdayaan Generasi Muda untuk Masa Depan yang Berkelanjutan” juga diperkaya pertukaran budaya.
”Saya sangat tersentuh. Sejak kecil, saya sudah akrab dengan hutan. Saya gembira bahwa para peserta bisa menunjukkan perhatiannya untuk melestarikan alam,” ujarnya. RaYS 2024 yang diramaikan dengan lokakarya itu turut menyoroti pembangunan berkelanjutan.
Para peserta RaYS 2024 antara lain terdiri atas mahasiswa, aktivis, peneliti, dan pemerhati lingkungan. Ajang tersebut dijadwalkan berlangsung tahunan. Registrasi untuk kunjungan pada 2025 dapat diakses pada Oktober.
Berdasarkan situs RaYS 2024, pembicara asal Nusantara ikut dilibatkan, yakni pendiri Azura Indonesia, Nadea Nabilla, yang menggencarkan perikanan berkelanjutan di Bali. Ia akan menambah wawasan para peserta dengan kecintaannya terhadap laut.
Senior Vice President Corporate Services Sawarak Energy Berhad menjelaskan, pihaknya meyakini masa depan terletak di tangan anak muda. Ia berharap bisa berkolaborasi dengan pihak-pihak yang hendak berkontribusi untuk menyalakan semangat generasi penerus.
Sekretaris Jenderal Indonesian Youth Diplomacy Alvin Adiyto menuturkan, pihaknya menerima undangan untuk menghadiri RaYS 2024, dua bulan sebelumnya. Rombongan terdiri atas 25 anak muda. Sebagian dari mereka mengenakan batik untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap warisan budaya itu.