Desainer muda sering mencipta karya tak terduga. Mereka mewujudkan ide liarnya untuk menghasilkan baju bermodel unik, segar, dan menginspirasi.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO
Busana karya Daciadhia Phoebehana
Karya desainer muda sering tak terduga.Mereka mewujudkan ide liarnya untuk menghasilkan baju bermodel unik, segar, dan menginspirasi.
Itulah yang terlihat pada pengumuman pemenang Asia NewGen Fashion Award (ANFA) Harper’s Bazaar Indonesia pada awal April 2023di Jakarta. Sebanyak 12 desainer berusia 20-an tahun alumnus sekolah mode di Tanah Air memamerkan koleksi busana bertema keberlanjutan yang berdetail unik.
ANFA adalah kompetisibagi desainer busana yang diadakan Harper’s Bazaar di kawasan Asia Tenggara (Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) untuk menemukan desainer muda berbakat.
Sesuai dengan tema lomba, ”Sustainable Fashion”, finalis ANFA 2022-2023 membuat baju dari sisa kain, baju bekas, atau kain yang tak terpakai sejak lebih dari 20 tahun. Dengan teknik pembuatan sederhana hingga rumit, padu-padan warna, bahan, dan teknik lain, kain tak terpakai mereka sulap menjadi baju baru yang layak dikoleksi.
Para finalis, Alvenia Kristanti Salim, Aurelia Pamela Tjandra, Ayla Putri Jaya, Ayumi Aldina, Daciadhia Phoebehana. Ada pula Desi Dwi Lestari, Dian Raffi’ul Mujtaba, Geralda Almira Pribadi. Nama lain, Gratia Anadena, Karen Christy Jong, Maysa Mojahed Ali Naji, dan Nadia Ladilafani.
Ide segar, misalnya, ditunjukanChristy Jong lewat busana perempuan dalam warna cerah. Salah satu busana bermotif polos, garis, dengan aksen potongan bunga di bagian dada atau rok yang di beberapa tempat bolong membuat blus hijau toska dengan bawahan oranye-putih itu menyegarkan mata.
Sementara itu, Maysa Mojahed Ali Naji menampilkan, antara lain, setelan blus tanpa lengan dan rok panjang warna yang seolah bermotif timbul. Sungguh unik.
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO
Geralda Amira Pribadi dan Daciadhia Phoebehana (membawa tulisan winner), dua pemenang Asia NewGen Fashion Award Indonesia 2023 yang diadakan oleh Harper's Bazaar Indonesia. Pengumuman diadakan pada Selasa (4/4/2023) di Jakarta.
Perempuan pejuang
Dua pemenang ANFA 2022-2023, Daciadhia Phoebehana (Phoebe) dan Geralda Almira Pribadi, juga menciptakan busana unik dengan detail denganteknik rumit.Phoebe membuat busana dari baju bekas ibunya dari denim. Sementara itu, Geralda memakai kain batik tua. Keduanya menambahkan kain perca hasil sumbangan dari kawan-kawannya.
”Aku lihat baju mama dari denim tersimpan lama di lemari. Mama tak pakai karena sudah out of style. Sayang jika dibuang,” ujar Phoebe pada Rabu (12/4/2023).
Alumnus Binus Northumbria School of Design Jakarta itu membuat busana gaya street wear dari denim, kulit dan kain perca berbahan katun dan rayon. Tema koleksinya tentang perempuan yang perkasa.
”Aku terinspirasi mamaku yang mandiri dan tangguh. Mama bisa menghidupi anak-anaknya dengan kerja kerasnya. Aku pengin para perempuan juga begitu,” kata Phoebe yang butuh waktu tiga bulan untuk membuat lima busana.
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO
Busana karya Geralda Amira Pribadi
Dari celana panjang dengan gelembung indah, gaun midi, setelan celana pendek-jaket, rok ditutup kemben, Phoebe menunjukkan perempuan adalah pejuang.
Ia tak melulu menampilkan denim, tetapi membuatnya jadi kain bergradasi warna biru tua ke biru muda dan putih. Ia juga memakai teknik memotong-motong kain, lalu mengurainya menjadi benang yang ia masukkan lagi satu per satu ke sela kain utuh.
Proses itu makan waktu lama sebab butuh ketelitian dan kemahiran. Hasilnya, bahan denim jadi seolah berbulu lembut dengan warna biru tua, muda, putih.
Geralda yang orangtuanya punya usaha batik membuat baju dari kain tua, yakni batik prada dan nonprada usia 20-an tahun serta tambahan kain perca dari kawan-kawannya. ”Kain batik karya perajin itu sebenarnya sudah terlupakan, tak terpakai,” ucapnya.
Di tangan alumnusRaffles Design Institute Jakarta ini, kain tersebut jadi setelan blus-rok, atasan, luaran yang unik dan cantik. Bukan batik secara penuh yang ia tampilkan, melainkan kombinasi batik dan kain putih di bagian atas, dan rok panjang. Ia membuat lengan blus putih tampak mewah dengan balutan bis dari batik di tiap lipatan jahitan. Geralda menambahkan batik prada pada rok panjang buatannya.
Teknik tambal (patchwork) dengan apik diaplikasikan pada luaran panjang.Ia menempelkan batik motif bangunan bersejarah di Yogyakarta, seperti keraton, Tugu, dan Taman Sari. Untuk baju lain, Geralda membuatkan anyaman untuk aksen bagian depan blus. Ya, gadis bertubuh mungil itu membuat anyaman dari kain yang lebih dulu ia urai, lalu dijalin jadi anyaman.
KOMPAS/SOELASTRI SOEKIRNO
Busana karya Ayumi Aldina
Desainer Sebastian Gunawan dan Didi Budihardjo yang menjadi juri lomba memuji ide unik dan segar itu. Menurut Didi, para desainer menerjemahkan isu keberlanjutan untuk mode dengan baik.
Adapun Sebastian menyoroti pilihan aneka bahan berkait tema. ”Kali ini kita lihat para kontestan berusaha saling memberikan ide baru yang cukup menarik,” ujarnya.