Nurrahman Fajri, Konservasi Tumbuhan demi Bumi Lestari
Nurrahman Fajri adalah pemuda yang peduli pada konservasi tumbuhan dan telah merilis sejumlah karya tentang hasil eksplorasi tumbuhan.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
ARSIP PRIBADI
Nurrahman Fajri, pemuda yang bekerja di Forum Konservasi Leuser (FKL) di Langsa, Aceh. Ia peduli pada isu konservasi tumbuhan.
Terjun ke dunia konservasi tak pernah ada dalam rencana Nurrahman Fajri (26). Siapa menyangka dia akan turun ke lapangan untuk meneliti, menulis buku, dan sekarang bekerja agar bumi semakin lestari.
Sejak 2021, Fajri bekerja di Forum Konservasi Leuser (FKL) di Langsa, Aceh. FKL merupakan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk melestarikan dan melindungi ekosistem Leuser di Aceh. Ia menjabat sebagai Restoration Assistant Manager dan Restoration Project Leader.
Perjalanan pemuda asal Bogor, Jawa Barat, hingga tiba titik tersebut berawal ketika dia baru hendak berkuliah. Pada 2014, dia lolos sebagai mahasiswa Biologi Universitas Indonesia. Kenyataan ini tidak terduga karena Fajri mengincar jurusan Teknologi Bioproses.
”Ada dosen bilang coba dulu setahun atau dua tahun. Kalau nggak cocok silakan tes lagi. Kebetulan beliau adalah Pembina Organisasi Mahasiswa Pecinta Tumbuhan (OMPT) Canopy UI,” kata Fajri dari Aceh secara virtual, Kamis (2/3/2023).
Fajri akhirnya bergabung ke OMPT Canopy UI setahun kemudian. Di situlah dia berkenalan dengan dunia tumbuhan. Banyak hal baru yang dipelajarinya, termasuk bahwa tumbuhan memiliki beragam jenis meskipun sekilas terlihat mirip.
Di OMPT Canopy UI, ia mengikuti berbagai kegiatan lapangan guna belajar mengeksplorasi dan mengidentifikasi jenis tumbuhan di Indonesia. Misalnya, mereka pergi ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Jawa Barat, dan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten.
Ia juga pernah menjadi delegasi Youth Leadership Camp for Climate Change (YLCCC) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Pemuda ini juga terlibat dalam proyek kolaborasi antara RCCC UI dan Chester Zoo di Pulau Bawean serta Winter School Program hasil kerja sama Universitas Indonesia-Universiteit Leiden.
”Dulu aku enggak bisa membedakan kunyit, jahe, dan lengkuas, tapi sekarang bisa. Aku belajar bahwa tanpa tumbuhan, manusia dan hewan akan susah bahkan nggak ada. Ada banyak hal menarik tentang tumbuhan,” ujar Fajri.
ARSIP PRIBADI
Nurrahman Fajri, pemuda yang bekerja di Forum Konservasi Leuser (FKL) di Langsa, Aceh. Ia peduli pada isu konservasi tumbuhan.
Rekam eksplorasi
Kegiatan eksplorasi Fajri dan teman-teman bukan tanpa hasil. Mereka merekam hasil eksplorasi dalam dua buku. Pencatatan ini mereka lakukan agar ada catatan jejak tumbuhan yang ada wilayah-wilayah tersebut.
Buku pertama berjudul Sebuah Panduan Lapangan Flora Hutan Kota Universitas Indonesia: Zona Vegetasi Alami (2017). ”Buku ini kami buat supaya orang yang bukan dari latar belakang biologi juga bisa mengerti jenis dan manfaat apa saja tumbuhan yang ada,” tuturnya.
Sementara itu, buku kedua adalah Panduan Lapangan Flora: Spermatofita, Taman Hutan Raya Pancoran Mas Depok, Jawa Barat (2017). Bersama Research Center for Climate Change (RCCC) UI, Fajri dan teman-teman mengeksplorasi sepetak taman yang tersisa dari zaman Belanda itu. Selain tumbuhan, mereka juga mengkaji hewan yang ada di sana.
”Ketika tahu jenis tumbuhan, kita akan tahu jenis hewan apa yang tinggal di situ, ekosistem, dan kandungan karbonnya. Ketika tumbuhan hilang, kita juga akan tahu hewan apa yang akan hilang atau bagaimana resapan air di situ,” ujar anak pertama dari dua bersaudara ini.
Kebiasaan Fajri untuk mendokumentasi eksplorasi tumbuhan berlanjut hingga sekarang. Pada 2022, Jurnal Konservasi Hayati dari Departemen Biologi FMIPA Universitas Bengkulu merilis artikel Fajri dan sejumlah rekan yang berjudul ”Episcia cupreata (Gesneriaceae): Rekaman Baru Tumbuhan Ternaturalisasi di Sumatra”.
Fajri berharap agar manusia memberi tingkat perhatian kepada pelestarian tumbuhan seperti yang mereka berikan kepada manusia dan hewan. Pengabaian itu terjadi karena berbeda dengan hewan dan manusia, tumbuhan tidak bergerak dan berbicara.
”Padahal, hutan itu adalah rumah bagi manusia dan hewan. Untung kesadaran itu mulai ada beberapa tahun terakhir ini, seperti dengan kemunculan upaya restorasi ekosistem,” katanya.
ARSIP PRIBADI
Nurrahman Fajri, pemuda yang bekerja di Forum Konservasi Leuser (FKL) di Langsa, Aceh. Ia peduli pada isu konservasi tumbuhan.
Nurrahman Fajri
Lahir: Bogor, Jawa Barat, 8 Maret 1996
Pendidikan terakhir: Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (2014-2019)
Pekerjaan: Restoration Assistant Manager dan Restoration Project Leader di Forum Konservasi Leuser (FKL), Aceh (2021-sekarang)
Pengalaman, antara lain:
Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD) Biologi FMIPA Universitas Indonesia, 2015-2017
Anggota Kelompok Studi Hidupan Liar (KSHL) Comata Biologi Universitas Indonesia
Special Interest Group in Marine Biology (SIGMA-B) Universitas Indonesia, 2017-2018