Pasar kosmetik di Indonesia makin beragam dan terus meningkat. Kebutuhan akan kosmetik tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di daerah pelosok.
Oleh
Ida Setyorini
·4 menit baca
Pasar kosmetik di Indonesia makin beragam dan terus meningkat. Kebutuhan akan kosmetik tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga di daerah pelosok. Permintaan konsumen naik terus karena kini hampir setiap orang memiliki smartphone dan suka berswafoto. Selain itu, minat konsumen juga terus berkembang karena mereka ingin kosmetik yang menjadikan diri mereka tampil lebih baik.
Pada Agustus 2019, L’Oreal telah 40 tahun ada di Indonesia. Bahkan, sebelum membuka pabrik di China. Perusahaan kosmetik tersebut mampu beradaptasi dengan evolusi dunia kecantikan.
”Kami tidak hanya ingin mempercantik masyarakat, tetapi juga mempercantik Indonesia. Kami terus berkembang dengan strategi globalisasi untuk merespons, memahami, dan menghormati segala perbedaan yang ada untuk menawarkan makna kecantikan yang sesuai dengan aspirasi masyarakat yang berbeda-beda di setiap belahan dunia,” kata Presiden Direktur PT L’Oreal Indonesia Umesh Phadke, Rabu (14/8/2019), di Jakarta.
Beberapa hal yang sudah dilakukan L’Oreal di antaranya mengembangkan kualitas unggul melalui investasi mendalam di bidang riset dan inovasi. Sejalan dengan hal itu, memiliki talenta yang terus dilatih untuk memahami dan menyesuaikan keinginan konsumen dengan budaya beragam.
Perkembangan era digital juga menjadi salah satu alasan untuk terus mengembangkan portofolio merek yang hadir dalam berbagai kategori seiring dengan kemajuan distribusi dan digitalisasi. Dan, yang terakhir adalah komitmen terhadap usaha berkelanjutan yang beretika dengan keyakinan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial harus berjalan beriringan serta saling memperkuat satu sama lain.
”Saat masih bertugas di Thailand, kemudian banjir besar melanda Bangkok, pimpinan kami bukan bicara soal kerugian dan dampaknya terhadap perusahaan. Pimpinan justru meminta laporan berapa karyawan yang terdampak langsung dengan bencana tersebut, selanjutnya berapa dan bagaimana dengan keluarga karyawan yang terdampak. Juga laporan soal dampak bencana tersebut kepada negeri itu. Hal inilah yang membuat saya senang bekerja di perusahaan ini,” tutur Phadke.
Sementara itu, Communications, Public Affairs and Sustainability Director PT L’Oreal Indonesia Melanie Masriel mengatakan, perusahaan itu berkomitmen dengan usaha berkelanjutan yang beretika dan fokus terhadap pengembangan sosial serta konservasi lingkungan. Hal itu mencakup kegiatan operasional dan eksternal di mana pun mereka beroperasi.
”Melalui program Beauty for Better Life, kami konsisten menggelar pelatihan kecantikan secara gratis sejak 2014. Telah ada 11 pusat pelatihan dan melatih 1.113 perempuan kurang beruntung untuk ikut meningkatkan pendapatan keluarga. Kami juga mendanai program riset L’Oreal-UNESCO for Women in Science. Kami pun turut membantu 400 keluarga korban bencana gempa di Palu dengan memberikan tempat tinggal sementara plus fasilitas air bersih senilai Rp 1 miliar,” ujar Melanie.
Sebelumnya, Phadke juga menjelaskan, saat ini industri kecantikan di Indonesia tumbuh rata-rata 1,5 kali lipat di atas PDB dalam satu tahun terakhir. Tahun 2018, pasar kecantikan naik hingga 7 persen dengan nilai pasar Rp 40 miliar. Sementara pada semester pertama tahun ini tumbuh 6 persen.
Phadke menyebut ada tiga alasan pemicu pertumbuhan industri kecantikan di Indonesia. Pertama, konsumen muda yang dinamis dan melek digital ingin berpenampilan baik dan optimistis akan masa depan. Mereka dengan mudah mendapatkan tren kecantikan terbaru melalui smartphone.
Kedua, modernisasi ritel dan e-commerce yang memungkinkan konsumen seluruh Indonesia untuk mencoba dan mendapatkan inovasi terbaru produk kecantikan. Dan, ketiga, perempuan Muslim modern yang berkarier di luar rumah atau berwirausaha memicu peningkatan kebutuhan untuk merawat diri dan berpenampilan baik.
”Dulu orang Indonesia yang berhijab hanya 20 persen. Prediksi semula, produk pewarna rambut bakal tak laris. Faktanya, kini perempuan berhijab sekitar 75 persen dan pasar pewarna rambut naik pesat. Artinya, perempuan berhijab malah dapat leluasa mencoba segala warna karena rambutnya akan tertutup. Hanya dilihat keluarganya. Dia tak tahu memakai warna tak umum sekalipun. Beda dengan perempuan tak berhijab, belum tentu berani mengecat rambut dengan warna aneh karena pasti akan menjadi omongan,” urai Phadke.
Phadke kembali menyatakan, pasar Indonesia begitu beragam dan memiliki rentang gradasi warna kulit sangat besar mulai dari yang gelap hingga terang. ”Untuk itu saja kami menyiapkan 26 shade foundation warna kulit melalui Fit Me. Tidak cukup kalau hanya beberapa gradasi warna,” ujarnya.
Shean Lim, Kepala Riset dan Inovasi PT L’Oreal Indonesia, menyatakan, konsumen perempuan Muslim modern adalah konsumen yang cukup banyak menyita perhatian saat ini karena memiliki kebutuhan ritual kecantikan spesifik.
”Setelah melalui penelitian etnografi mendalam, konsumen menginginkan perlindungan maksimal dari sinar matahari sekaligus mampu mencegah bekas noda yang menempel di hijab. Kami menyediakan L’Oreal Paris UV Perfect Matte dan Fresh SPF 50/PA++++,” ujarnya.
Pabrik L’Oreal di Indonesia beroperasi mulai 1986 atau telah ada sejak 40 tahun. Namun, baru tahun 2000 PT L’Oreal Indonesia berdiri dan saat ini memegang 15 merek internasional serta memasuki pasar melalui salon kecantikan, distribusi massa, pusat perbelanjaan, dan perdagangan elektronik.