Jakarta Targetkan Investasi Rp 250 Triliun dari Puluhan Proyek Strategis
Jakarta diperkirakan membutuhkan investasi hingga Rp 600 triliun untuk mewujudkan misi menjadi kota global.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan dapat menggaet investasi sebesar Rp 200 triliun sampai Rp 250 triliun dari puluhan proyek strategisnya. Investasi ini untuk menyokong perkembangan Jakarta yang hendak menjadi kota global atau minimal pusat ekonomi kawasan di Asia Tenggara.
Salah satu upaya menggaet investor itu ditempuh melalui penyelenggaraan Jakarta Investment Festival (JIF) 2024 di The St Regis, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2024). Sebanyak 35 proyek sektor properti, infrastruktur, penyediaan air bersih, dan pengelolaan air limbah dipromosikan dalam kegiatan tersebut.
Proyek-proyek itu antara lain Blok M mixed-use, pedestrian deck Sudirman hub, XGL mixed-use, Alaspadu Cipete, Lebak Bulus Park and Ride dan mixed-use development, dan revitalisasi Stasiun Sudirman milik MRT Jakarta dan Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek; LRT Jakarta fase 1D Dukuh Atas-Pesing, fase 2A JIS-Kelapa Gading, dan fase 2B Velodrome-Klender milik Jakarta Propertindo; Jakarta Sewerage System milik Paljaya; dan asset optimization project Cilandak-Dharmawangsa, serta non-revenue water project management office milik PAM Jaya.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Jakarta tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan fiskal Jakarta yang mencapai Rp 85,1 triliun (APBD perubahan tahun 2024) untuk mewujudkan kota global yang memerlukan dana Rp 600 triliun. Jakarta membutuhkan investasi dari dalam ataupun luar negeri untuk pembangunan infrastruktur di seantero kota.
”Kami bersama kementerian terkait sedang mengkaji, mempelajari proses perubahan peruntukan, perubahan konsep kota di Medan Merdeka sehingga nanti ketika ibu kota sudah pindah, kawasan Monumen Nasional dan sekitarnya, Masjid Istiqlal sampai Bundaran HI, akan menjadi area potensial untuk investasi dan komersial,” kata Heru.
Pemprov DKI Jakarta mencatat realisasi penanaman modal asing dan modal dalam negeri pada triwulan II-2024 mencapai Rp 62 triliun. Angka itu mencakup 14,5 persen dari capaian realisasi penanaman modal nasional.
Sementara itu, ibu kota negara akan pindah ke Nusantara, Kalimantan Timur. Namun, pemindahannya masih menunggu keluarnya keputusan presiden.
Menurut Heru, selain perubahan konsep kawasan Medan Merdeka, Jakarta membutuhkan dukungan untuk melengkapi infrastruktur yang sudah ada, seperti Transjakarta, MRT, dan LRT. Selain itu, Jakarta memerlukan tambahan anggaran untuk memanfaatkan lahan yang mahal di kawasan Sudirman-Thamrin, Kuningan, dan Gatot Subroto.
Oleh karena itu, pihaknya tidak bisa hanya berpangku tangan. Jakarta harus terus mempersiapkan diri dengan baik dan terencana agar bisa menarik investasi. Sebagai contoh, transaksi dan investasi bisnis dalam Jakarta International Investment, Trade, Tourism, and SME Expo (JITEX) 2024 di Jakarta Convention Center mencapai Rp 12,86 triliun.
JITEX 2024 berlangsung selama lima hari, yakni dari Rabu (7/8/2024) hingga Minggu (11/8/2024). Pameran diikuti pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Jakarta, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Barat.
”Tahun lalu dari JIF dapat investasi sampai Rp 168 triliun. Tahun ini kami targetkan Rp 200 triliun hingga Rp 250 triliun. Kalau potensi investasi keseluruhannya sebesar Rp 325 triliun,” ujar Heru.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosan Roeslani menyampaikan, fokus ke depan berdasarkan permintaan investor di dalam ataupun luar negeri adalah tentang energi baru terbarukan, transformasi digital, dan konektivitas. Hal tersebut harus menjadi perhatian Pemprov DKI Jakarta jika ingin menarik investor.
”Investasi pada energi bersih akan mendorong investasi sejenis lainnya dan investasi penunjang lainnya akan ikut masuk. Peluang di Jakarta ini masih sangat tinggi,” kata Rosan.
Rosan menambahkan, pihaknya akan mendorong dan berkolaborasi dalam membantu perizinan investasi agar berkualitas sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga di Jakarta.
JIF 2024
JIF 2024 merupakan perhelatan tahunan. Penyelenggaraan tahun ini merupakan yang keempat. Tujuannya membuka, mengeksplorasi minat investasi, dan calon investor terhadap berbagai peluang investasi di Jakarta.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta Benny Agus Chandra menyatakan, pihaknya mendapatkan target investasi sebesar Rp 198 triliun. Sejauh ini investasi yang masuk sudah mencapai Rp 120 triliun. ”Mudah-mudahan sampai akhir tahun 2024 bisa mendapatkan lebih dari Rp 200 triliun,” kata Benny.
Dalam pameran kali ini penyelenggara telah menjaring 256 calon investor dan memfasilitasi 75 perusahaan melalui sesi tatap muka antarcalon investor dan badan usaha milik daerah.