Seorang penumpang perempuan terperosok di celah peron di Stasiun Kranji. Ia selamat setelah bersembunyi di bawah peron.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seorang perempuan terperosok di celah peron kereta api di Stasiun Kranji, Bekasi, Jawa Barat, Senin (2/9/2024) pagi. Penumpang tersebut selamat karena bersembunyi di bawah peron.
Peristiwa ini bermula saat seorang pengguna kereta komuter Jabodetabek turun dari kereta Nomor 5515A relasi Cikarang-Kampung Bandan di peron 2 Stasiun Kranji. Karena terburu-buru keluar dari kereta, penumpang perempuan itu terperosok di lubang antara pintu kereta dan peron.
Manajer Publik Relation KAI Commuter Leza Arlan, Senin (2/9/2024), mengatakan, kejadian diperkirakan pukul 07.21 WIB. Dimulai saat seorang pengguna yang akan turun dari kereta kehilangan keseimbangan.
”Diduga karena terburu-buru, penumpang tersebut kehilangan keseimbangan saat akan melangkah keluar kereta. Dia terperosok,” kata Leza.
Penanganan pertama yang dilakukan petugas adalah meminta penumpang tersebut bersembunyi di cerukan di bawah peron dan menunggu kereta berlalu. ”Petugas pengamanan memastikan pengguna yang terperosok aman dan KRL (juga) aman untuk diberangkatkan kembali,” ujar Leza.
Setelah kereta diberangkatkan, petugas mengevakuasi penumpang tersebut dan dibawa ke ruang petugas untuk selanjutnya diberikan pengobatan pertama. Karena kejadian itu, pengguna mengalami luka ringan. Setelah berangsur membaik, ia melanjutkan perjalanannya kembali.
Atas kejadian tersebut, Leza mengimbau kepada semua pengguna untuk selalu memperhatikan keselamatan dan keamanan. Tetap fokus pada saat melangkah dengan memperhatikan celah antarperon. Selalu dahulukan pengguna yang hendak keluar dari dalam kereta dan tidak memaksakan diri untuk masuk apabila kereta telah penuh.
”Pengguna juga diimbau untuk selalu berdiri di belakang garis aman peron dan selalu mengikuti arahan dan instruksi petugas di stasiun,” kata Leza.
Amelia (27), seorang penumpang KRL, mengatakan, saat kondisi stasiun sangat ramai, keluar masuk kereta itu tidak mudah. Apalagi, waktu tunggu KRL sangat singkat. Tak ayal, aksi dorong-mendorong saat di depan pintu KRL tak terhindarkan.
”Di satu sisi, kita harus sigap, tapi tetap harus hati-hati,” katanya.
Dia tidak bisa menyalahkan petugas karena dalam di situasi padat sulit mengendalikan arus penumpang yang diburu waktu.
Peristiwa jatuhnya penumpang ke lintasan KRL berulang kali terjadi. Terakhir pada Rabu (15/5/2024) siang, seorang perempuan terperosok di celah peron di Stasiun Sudirman di Jakarta Pusat. Dia terpeleset saat hendak keluar dari kereta. Sama dengan kejadian pagi tadi, penumpang tersebut selamat karena bersembunyi di bawah celah peron.
Husein (30), warga Bekasi, mengaku kapok menggunakan KRL, terutama ketika jam berangkat atau pulang kerja. ”Dalam kondisi lelah bekerja, kita harus berdesak-desakan dengan banyak orang. Tentu ini akan sangat berisiko,” katanya.
Itulah sebabnya, ayah satu anak ini memutuskan untuk menggunakan LRT dibandingkan KRL. ”Walau harganya lebih mahal, penumpangnya lebih sepi sehingga perjalanan lebih nyaman,” katanya.