Hari Ini Unjuk Rasa, Ojek ”Online” Matikan Aplikasi Layanan Lima Jam
Pengojek online akan mematikan aplikasi layanan pukul 12.00-17.00. Ini bagian unjuk rasa ojek online hari Kamis ini.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ratusan hingga ribuan pengojek daring atau online akan berunjuk rasa menuntut keadilan potongan tarif di sekitaran Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024) siang ini. Aksi ini bakal berdampak pada layanan transportasi daring karena pengojek berencana mematikan aplikasi layanan mulai pukul 12.00 hingga pukul 17.00.
Setidaknya 500-2.000 pengojek daring akan berunjuk rasa di Patung Arjuna Wijaya atau patung kuda, dekat Monumen Nasional. Pengojek daring menilai ada ketidakadilan dalam model bisnis antara aplikator dan mitra pengemudi sehingga Koalisi Ojol Nasional dalam edarannya meminta pengojek daring se-Jabodetabek dan se-Indonesia untuk tidak menerima atau mengambil pesanan dalam bentuk apa pun (penumpang, makanan, dan paket).
”Fokus tuntutan pada potongan tarif dari aplikator yang tidak adil dan merugikan mitra pengemudi. Kami minta ada intervensi dari pemerintah,” ujar Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono.
Igun mengimbau pengguna layanan transportasi online untuk mencari alternatif lain selama unjuk rasa. Hal ini terutama bagi pengguna di sekitaran kawasan Monumen Nasional.
Sampai menjelang pukul 11.00 ini pengojek daring masih melayani pesanan, seperti di titik jemput Stasiun Palmerah dan Stasiun Karet, Jakarta Pusat. Sekalipun jumlah pengojek daring tidak sebanyak biasanya, penumpang masih terlayani.
Salah satu pengojek daring, Zaki (35), baru akan mematikan aplikasi siang nanti. Akan tetapi, sejak pagi ia tidak memakai jaket khas ojek daring karena berseliweran kabar akan ada sweeping.
”Masih tetap tarik, tetapi infonya ada yang sweeping nanti supaya semua ojol sama-sama tidak angkut penumpang,” ujarnya.
Zaki sendiri belum memastikan akan ikut unjuk rasa siang nanti meskipun bakal mematikan aplikasi. Ia hanya menumpahkan unek-unek bahwa aplikator terlalu banyak memotong tarif. Contohnya, dari Rp 16.000 ketika mengantar penumpang rute pendek, ia hanya kebagian Rp 8.000-Rp 10.000.
Hal tersebut berkebalikan dengan beberapa tahun lalu. Ia bisa mengantongi Rp 12.000. Belum lagi ada bonus dengan besaran tertentu ketika mencapai target harian.
”Kami hanya minta keadilan. Sekarang cari kerja susah. Jangan manfaatkan kesusahan kami,” katanya.
Satrio (30), pengojek online lainnya, juga masih menyalakan aplikasi. Ia baru mematikan aplikasi siang nanti sesuai arahan dari grup percakapan pengojek daring.
”Nanti siang ada sweeping. Sekarang narik dulu. Lumayan untuk uang makan,” ucapnya.
Ia mengeluhkan hal serupa. Besaran potongan tarif memberatkan pengojek daring. Padahal, mereka tidak hanya menjemput dan mengantar, ada waktu menunggu, kemacetan, dan faktor lainnya, seperti cuaca, yang harus jadi pertimbangan besaran tarif.
”Minimal kembalikan seperti dulu. Kami jangan dibuat seperti sapi perah,” katanya.
Kami hanya minta keadilan. Sekarang cari kerja susah. Jangan manfaatkan kesusahan kami.
Aplikator
Salah satu aplikator, Grab Indonesia, memberikan tanggapan terhadap unjuk rasa pengojek daring. Chief of Public Affairs Grab Indonesia Tirza Munusamy menyampaikan bahwa pihaknya menghargai hak mitra pengemudi dan mewadahi aspirasi lewat berbagai saluran komunikasi, seperti layanan Grab Support, kegiatan tatap muka antara manajemen dan mitra pengemudi secara berkala.
Tirza memastikan jika manajemen telah menyesuaikan besaran tarif layanan sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1/PER/M.KOMINFO/1/2012 Tahun 2012 tentang Formula Tarif Layanan Pos Komersial. Tarif tersebut dirancang untuk menjaga pendapatan mitra pengemudi dan kestabilan permintaan pasar terhadap layanan.
”Kami menjamin tidak pernah memotong pendapatan mitra pengemudi untuk dialokasikan sebagai diskon bagi konsumen. Seluruh biaya promosi berasal dari perusahaan dan didesain untuk membantu meningkatkan permintaan dari konsumen, yang pada akhirnya diharapkan dapat memengaruhi pendapatan para mitra pengemudi secara positif,” ucapnya.
Tirza juga menambahkan, manajemen berupaya untuk memberikan akses perlindungan dan manfaat kerja bagi mitra pengemudi dengan menyediakan akses ke asuransi kecelakaan dan kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, memberikan pelatihan keselamatan untuk mitra, dan lainnya.