Pengantin Tradisional Semarakkan Kemerdekaan di Dukuh Atas Jakarta
Suasana hari kemerdekaan di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, semarak oleh pengantin tradisional.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Puluhan warga RW 006 Kebon Melati, Jakarta Pusat, menyemarakkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-79 RI dengan parade sebagai pasangan pengantin tradisional di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8/2024). Parade ini sebagai wujud cinta Tanah Air sekaligus mengenalkan budaya kepada kawula muda.
Setidaknya 50 warga RW 006 Kebon Melati mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah, seperti Sumatera Barat, Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Papua. Kehadiran mereka menjadi tontonan pengguna KRL, MRT, Transjakarta, ataupun warga, serta memeriahkan suasana di Terowongan Kendal di Dukuh Atas.
Warga ini terlebih dulu melakukan upacara bendera di RW 006. Setelah itu, mereka berparade dari Thamrin Residence ke Terowongan Kendal sejauh lebih dari 1 kilometer.
Setibanya di area terowongan, warga mengatur barisan untuk peragaan busana. Diselingi alunan lagu nasional ataupun daerah, pasangan pengantin tradisional berjalan sambil melambaikan tangan kepada penonton.
Lambaian tangan itu pun disambut sorak-sorai penonton. Tak ketinggalan mereka mengabadikan momen lewat jepretan kamera ataupun video.
Yanti (60) dan Masruri (69) merupakan pasangan pengantin tertua, pagi itu. Keduanya semringah dan lengket bak pengantin baru.
”Serasa kembali muda,” ujar Masruri, lantas terkekeh. Warga lansia ini ingin menularkan semangat kemerdekaan kepada kawula muda serta menunjukkan rasa percaya diri dan berani tampil tanpa menanggalkan budaya Indonesia.
Yanti juga demikian. Ia tak masalah harus merogoh kocek ratusan ribu rupiah untuk persiapan tampil dalam parade menyemarakkan HUT Ke-79 RI. Baginya, ada kebanggan tampil dengan busana tradisional, sekaligus menjadi contoh bagi anak dan menantunya.
”Senang banget meskipun keluar uang sendiri. Orangtua, kan, harus jadi contoh bagi yang lebih muda,” katanya.
Di sisi lain, pada usia ke-79, Yanti ataupun Masruri berharap Indonesia lebih maju, khususnya dalam menyejahterakan warga. Kesejahteraan ini, misalnya, menstabilkan harga kebutuhan pokok.
Ketua Lembaga Musyawarah Kelurahan RW 006 Kebon Melati Junaidi mengatakan, tema pengantin tradisional dipilih sebagai wujud cinta budaya, terutama oleh kawula muda. Kecintaan ini penting agar budaya tak tergerus oleh kemodernan.
”Anak muda kembali ke akar budaya, mengenal dan tidak malu dengan budayanya,” ujarnya.
Transisi Jakarta
Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono menyampaikan bahwa tema ”Nusantara Baru Indonesia Maju” dalam peringatan HUT Kemerdekaan Ke-79 RI menggambarkan semangat baru dalam menyukseskan transisi ibu kota negara ke Nusantara, Kalimantan Timur, serta Jakarta menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global.
Joko dalam amanat upacara di Monumen Nasional menyebutkan, Jakarta akan terus berkembang menjadi kota megapolitan yang progresif dan fokus pada pengembangan infrastruktur yang lebih modern dan berkelanjutan, serta memperbaiki kualitas hidup warga dan berdaya saing global.
Peran baru Jakarta ini tentu perlu memperhatikan beberapa hal fundamental, yaitu mengatasi banjir, mengurangi kemacetan, menyediakan perumahan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, serta mengurangi polusi dan emisi dengan strategi ekologi yang tepat. Jakarta juga perlu mengoptimalkan penanganan sampah dan limbah secara efektif serta meningkatkan akses air bersih.
”Kita harus memastikan bahwa setiap pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan selalu mengutamakan keberlanjutan dan inklusivitas demi mendukung transformasi Jakarta sebagai kota global yang layak huni serta mampu sejajar dengan kota-kota maju lainnya di dunia,” ucapnya.